Suara Warga

Peluang dan Tantangan Presiden Baru di Era AFTA 2015

Artikel terkait : Peluang dan Tantangan Presiden Baru di Era AFTA 2015



Sambil menunggu keputusan MK atas gugatan pilpres 2014 yang diajukan oleh kubu Prabowo-Hatta pada 22 Agustus 2014. Baca ini.

Maka di sini penulis tertarik menulis artikel ini jika MK mengambil keputusan untuk memenangkan kubu Jokowi-JK. Jika pasangan Jokowi-JK menang atas gugatan kubu Prabowo-Hatta dan nanti resmi dilantik menjadi Presiden dan Wapres periode 2014 – 2019, maka saatnya pasangan Jokowi-JK untuk mewujudkan visi dan misinya selama masa kampanye. Degan 7 misi dan 9 agenda aksi yang dikenal dengan Nawa Cita, maka beberapa bulan berikutnya (menjelang AFTA 2015) pasangan Jokowi – JK akan diuji oleh tantangan baru. Ya, tantangan itu adalah AFTA 2015 dan berbagai masalah politik, sosial ekonomi, hankam, dan lain-lain yang sedang melanda Republik Indonesia tercinta ini.

Harapan penulis semoga pasangan Jokowi – JK dapat mengatasi semua itu dengan lancar dan mulus sampai di akhir masa jabatannya di 2019. Di sini penulis fokus pada salah satu misi dan 3 agenda aksi yang tercantum dalam sembilan agenda aksi Nawa Cita, yaitu :



Misi :


  1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.




Mewujudkan misi nomor urut 1 ini tak lepas dari kekuatan TNI/Polri dalam menjaga dan mengamankan wilayah NKRI. Menjaga aset sumber daya alam, kekayaan laut, dan keutuhan wilayah sebagai negara maritim atau kepulauan tidak lah mudah. Sudah saatnya wilayah negara kita tidak terpisah oleh laut. Justru lautlah yang menjadi penghubung antar pulau di wilayah NKRI. Dengan demikian armada laut perlu mendapatkan perhatian khusus, baik di bidang militer maupun perhubungan laut yang diselenggarakan oleh non-militer.





Tiga agenda aksi penting dalam Sembilan agenda aksi Nawa Cita :



3. Kami akan membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.



4. Kami akan memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya

5. Kami akan meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.



Mengacu tiga agenda aksi yang terdapat dalam 9 aksi Nawa Cita, bahwa pasangan Jokowi – JK sepakat akan membangun dan memperkuat wilayah pinggiran NKRI sangatlah penting. Jangan sampai wilayah perbatasan NKRI dengan negara tetangga akhirnya malah dicaplok oleh negara lain hanya karena kita lalai tidak memperhatikan kemajuan pembangunan di daerah itu. Semenjak reformasi 1998 kini saatnya pemerintahan Jokowi – JK melakukan law enforcement yang bersih dan berwibawa termasuk terhadap kasus-kasus korupsi yang melanda negeri ini. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di era AFTA 2015 adalah suatu keharusan demi kemajuan dan kemakmuran rakyat Indonesia.



Tantangan di Era AFTA 2015

AFTA yang merupakan akronim dari ASEAN Free Trade Area sejatinya merupakan kesepakatan dari negara – negara di ASEAN untuk membentuk sebuah kawasan bebas perdagangan. Tujuannya agar bisa meningkatkan daya saing ekonomi kawasan ASEAN di dunia. Harapannya, AFTA ini sukses, ASEAN bisa menjadi kawasan basis produksi di dunia seperti yang sudah ada sekarang ini yaitu China dan Jepang.

Nah, dengan adanya kebijakan perdagangan bebas AFTA ini, nantinya tidak akan akan ada hambatan tariff (bea masuk 0-5%) ataupun hambatan non tarif untuk negara – negara anggota ASEAN. Dengan begitu, tentunya keuntungan dan tantangan akan muncul untuk negara Indonesia juga. Lantas, apakah negara kita Indonesia sudah siap? Siap memanfaatkan kondisi ini untuk membuat negara lebih maju dan berkembang? Tantangan ini akan dihadapi oleh pasangan Jokowi – JK jika di tahun 2014 ini resmi dilantik sebagai pasangan Presiden dan Wapres periode 2014-2019.

Di sini penulis akan menguraikan 4 point tantangan yang perlu mendapatkan perhatian :


  • Perdagangan


Menurut hemat penulis, Indonesia saat ini lebih cenderung sebagai negara pengimpor. Banyak berita yang kita baca untuk kedelai dan daging sapi saja kita impor. Lalu bagaimana dengan produk teknologi seperti elektronik, otomotif, alutsista ? Kita juga masih termasuk negara pengimpor produk-produk teknologi. Meningkatkan ekspor dan daya saing produksi domestik seperti tekstil, plastik, minyak goring, pupuk, furniture, hasil hutan, kertas, karet dan lain-lain perlu ditingkatkan untuk menyeimbangkan nilai impor yang sudah dilakukan oleh negara kita.


  • Pendidikan, Pengangguran dan Kemiskinan


Output dari pendidikan bisa saja mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun masalahnya sudahkah output dari dunia pendidikan benar-benar menghasilkan tenaga kerja yang professional dan kompeten di bidangnya ? Kita perlu mencontoh keberhasilan India yang bisa mengekspor tenaga kerja di bidang engineering ke luar negeri. Julukan sebagai negara Indon, sudah saatnya kita hapus hanya karena negara kita mampunya baru mengekspor TKI dan TKW.

Angka pengangguran sudah saatnya kita tekan dan angka kemiskinan kita turunkan. Dengan memantau tingkat inflasi yang rendah dan stabil akan menjadikan tingkat kemiskinan menjadi turun dan kepastian dalam menjalankan roda ekonomi mejadi lebih bergairah. Dengan inflasi yang rendah tentu pendapatan riil dari masyarakat akan cenderung naik dan standar hidup masyarakat menjadi naik pula.

Di samping itu perlu juga menjaga angka inflasi domestik dengan negara tetangga supaya tetap seimbang dan nilai rupiah tidak terlalu tertekan. Sebagai ilustrasi berikut penulis lampirkan peta rating inflasi dunia tahun 2010.

14075614161781447681


  • Ketahanan Pangan dan Energi


Ketahan Pangan dan Energi juga perlu mendapat perhatian. BBM di negara kita sudah semakin langka. Dan upaya penggunaan BBN sejak 2006 perlu kita tingkatkan. Kalau perlu kita mulai mensubtitusi penggunaan BBM ke BBN. Swasembada pangan perlu kita kejar. Hasil laut sebagai sumber pangan baru perlu kita tingkatkan seiring dengan pembangunan yang berkonsep sebagai negara maritim.


  • Kesehatan


Pengelolaan BPJS yang efektif per Januari 2014 sudah dilakukan, perlu kita awasi kinerjanya. Penanggulangan wabah penyakit AIDS dan infeksi HIV perlu kita kendalikan dan kita turunkan. Jangan sampai wabah AIDS menjadikan penyakit yang paling mematikan di Indonesia di samping penyakit jantung, kanker, dan penyakit kronis lainnya.

Demikianlah apa yang bisa penulis uraikan di dalam menyongsong era AFTA 2015 dan pelantikan presiden baru. Semoga kemandirian bangsa dan daya saing negara kita di era AFTA 2015 tidak semakin tertinggal dengan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara. Salam Kompasiana.

Referensi :


  1. Refeensi 1

  2. Referensi 2

  3. Refernsi 3





Sumber : http://ift.tt/1yfGEoR

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz