Suara Warga

POLITIK MONUMEN [Serial Rahasia Kekuatan Politik Taufan Gama]

Artikel terkait : POLITIK MONUMEN [Serial Rahasia Kekuatan Politik Taufan Gama]



1408942703564984685Pada umumnya, seorang penguasa akan segera dilupakan rakyatnya pada saat ia tidak lagi memegang tampuk kekuasaan, kecuali penguasa yang sangat berhasil atau sangat gagal serta meninggalkan kebijakan terburuk.



Agar kekuasaan langgeng dan tidak begitu saja dilupakan rakyat, maka seorang penguasa perlu memanipulasi ingatan rakyatnya tentang keberhasilan pembangunan yang telah dilakukan. Salah satunya dengan cara membuat sebanyak mungkin monumen.

Monumen dalam pengertian yang lebih luas tidak terbatas pada tugu peringatan sejarah perjungan, tetapi dapat juga berupa bangunan tertentu yang sengaja dibangun untuk mensugesti publik akan kehebatan (baca:keberhasilan) seorang pemimpin. Hal tersebut adalah salah satu cara paling efektif memanipulasi ingatan rakyat untuk meyakinkan mereka akan keberhasilan pembangunan yang telah dicanangkan seorang penguasa. Inilah yang disebut sebagai politik monumen, sebuah upaya untuk membentuk loyalitas politik rakyat kepada penguasa dengan cara memanipulasi ingatan publik akan keberhasilan pembangunan.

Selain politik santunan, politik monumen ini juga menjadi senjata andalan Taufan Gama dalam membentuk loyalitas (kesetiaan) rakyat dengan cara memanipulasi ingatan mereka tentang keberhasilan pembangunan yang dilakukan selama satu periode kepemimpinannya sebagai Bupati Asahan, Sumatera Utara. Dengan politik monumen ini, fokus ingatan publik di Asahan akan terarah pada (kebijakan) bangunan-bangunan monumental yang sengaja dibuat Bupati Taufan Gama sehingga rakyat lupa pada berbagai program pembangunan fisik/non fisik lainnya yang gagal atau tidak sepenuhnya direalisasikan. Loyalitas politik rakyat yang terbentuk melalui politik monumen ini merupakan modal sosial politik yang amat penting bagi Taufan Gama.

Salah satu contoh politik monumen yang dijalankan Taufan Gama, misalnya pembangunan gapura desa yang juga ditempeli gambar dirinya sebagai Bupati. Seakan memberi pesan kepada masyarakat di desa bahwa ini adalah karya pembangunan yang telah berhasil dilaksanakan Taufan Gama. Selain itu, pembangunan gapura tersebut sekaligus juga untuk memperkuat legitimasi sosial atas kepeimpinannya sampai di desa-desa.

Contoh lainnya, pembangunan ruang VIP di RSUD Kisaran. Ini juga bagian dari politik monumen karena ingatan publik akan terbentuk bahwa Taufan Gama-lah Bupati yang pertama kali dan paling berjasa menyediakan ruang VIP di RSUD, hal mana tidak terjadi dalam kepemimpinan sebelumnya. Ingatan publik akan terfokus pada cerita sukses tersebut sehingga melupakan atau setidaknya kehilangan daya kritis, bahkan untuk sekadar mempertanyakan, siapa/kalangan mana yang akan dpat menikmati ruang VIP tersebut? Bagaimana pasien umum kelas menengah bawah yang masih berebut sekadar ruangan kelas II dan III ? Bandingkan juga dengan pembangunan lapangan tenis milyaran rupiah yang akan memanipulasi ingatan publik hingga lupa dengan ketidakjelasan pembangunan GOR sampai sekarang?

Strategi pamungkas dari politik monumen yang digunakan Taufan Gama adalah pembangunan Masjid Agung dan Islamic Centre yang menyedot dana APBD Asahan puluhan milyar. Pembangunan Masjid Agung dan Islamic Centre ini akan menjadi monumen terbesar yang menghipnotis rakyat Asahan sehingga terbentuk ingatan publik bahwa Taufan Gama adalah pahlawan pembangunan khususnya bagi umat muslim Asahan. Seketika publik akan melupakan bahwa Masjid Agung dan Islamic Centre tersebut dibangun dalam kondisi masih banyaknya infrastruktur dasar di Asahan yang belum terbangun, jalan-jalan yang rusak berkubang lumpur di berbagai pelosok kecamatan, GOR untuk rakyat yang hilang ditelan zaman, Sekolah TK yang ditutup, dll.

Inilah rahasia lain dari kekuatan politik Taufan Gama yang semakin menambah modal memantabkan langkahnya menuju kursi kekuasaan sebagai Bupati untuk periode kedua. Para Calon Bupati Asahan yang menjadi kompetitor Taufan Gama tampaknya harus berfikir dan bekerja keras agar dapat membendung kekuatan politik monumen ini. Tentu saja tidak mudah, sebab sebagai incumbent, Taufan Gama diuntungkan karena dapat menjalankan politik monumen ini dengan dukungan APBD/APBN***.

Kaki Merapi

15/08/2014

Bem Simpaka

Keterangan Photo: Peletakan Batu Pertama Pembangunan Masjid Agung dan Islamic Centre Kisaran.

Sumber Photo:

http://ift.tt/1pX3CRo.com






Sumber : http://ift.tt/1zqdRyx

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz