Suara Warga

NEGERI "AUTO PILOT"

Artikel terkait : NEGERI "AUTO PILOT"

Negeri Auto Pilot Bandung, 5 Maret 2014

Pernah mendengar tentang kata “auto pilot”? auto pilot salah satu instrument pada pesawat terbang yang berfungsi mengendalikan pesawat secara otomatis. Sehingga Sang Pilot pun dapat sejenak istirahat, entah ke toilet ataupun memejamkan mata sejenak. Pesawat dikendalikan instrumen auto pilot sehingga tetap akan melaju terbang sesuai tujuan yang diinginkan. Namun tidak semua keadaan dalam pesawat dapat bergantung sepenuhnya pada instrument ini, karena tetap kendali sang Pilot as a “human” sesungguhnya merupakan hal terpenting untuk keselamatan sebuah penerbangan.

Analogi penggunaan instrumen auto pilot dapat digunakan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Jika diumpamakan sebuah negara adalah sebuah pesawat besar “Jumbo Jet”, dan pemimpin negara atau daerah layaknya seorang Pilot yang akan mengemudikan arah pesawat hingga selamat sampai tujuan. Namun dapat dibayangkan jika para pemimpin sebagai pilot menjalankan “pesawat besar” sebuah negara atau daerah hanya mengandalkan instrumen auto pilot tanpa ikut andil langsung mengendalikannya? Dan tentu saja peran seorang Pemimpin sebagai pilot sangat penting dalam membawa rakyat sebagai penumpangnya untuk “take off” dan “landing” di bandara tujuan yang di harapkan.

Banyak kejadian dan permasalahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita akhir-akhir ini nampak seperti sebuah pesawat tanpa pilot, tapi dapat terbang sendiri menuju arah yg dikehendaki. Pemimpin melempar tanggung jawab permasalahan kepada pemimpin yang dibawahnya sudah nampak sebagai peristiwa yang biasa. Dan seolah negeri ini berjalan tanpa komando dari sang Pilot as a “human”. Dan bergantungnya pada instrumen elektronik yang dalam pesawat dikenal dengan “auto pilot”. Pemimpin yang duduk manis saja di belakang meja bagaikan pilot mengalihkan tanggung jawab kemudi pada mesin “auto pilot”, maka pemimpin seperti ini tidak dapat dikatakan bertanggung jawab.

Selain itu, analogi kondisi negeri yang dijalankan layaknya pesawat diterbangkan dengan instrumen auto pilot adalah tentang keadaan perpolitikan di tanah air kita. Demokrasi yang merupakan barang mahal bagi negeri berkembang seperti kita ini, memperlihatkan fenomena tentang para pemimpin yang bertarung dalam Pilkada begitu sibuknya dalam menyapa rakyat, turun ke jalan hanya saat menjelang Pilkada atau pada masa kampanye. Begitu banyak janji manis dilontarkan, yang diibaratkan oleh Nikita Kruschev bahwa “seorang politisi bahkan akan berjanji membangun sebuah jembatan di suatu daerah yang tidak ada sungainya”. Setelah proses Pilkada selesai dan mereka terpilih maka mereka kembali menggunakan tombol instrumen “auto Pilotnya”. Tinggal duduk manis di meja kantor dan membiarkan sistem birokrasi yang berjalan. Tanpa peduli lagi turun ke masyarakat, tanpa menghiraukan lagi aspirasi rakyat ataupun janji yang mereka keluarkan sendiri saat kampanye.

Akibatnya pembangunan tidak tercapai maksimal. Korupsi dan penyelewengan masih marak, karena lemahnya pengawasan dan keteladanan. Itulah diibaratkan apabila sebuah negeri/daerah yang dijalankan oleh pemimpin bagaikan sang pilot hanya mengandalkan instrumen Auto pilot, menyerahkan segalanya hanya pada sistem instrumen tanpa mengambil alih kendali tanggung jawab yang sesungguhnya pada manusia yang menjalankan sistem tersebut. Tidak bijak bila tanggung jawab kendali diserahkan hanya kepada kemampuan sistem alat dan bukan kepada kita selaku yang mengendalikan sistem alat. Seringkali kita menyalahkan suatu sistem tanpa menyadari bahwa kesalahan terbesar adalah pada orang-orang yang menjalankan sistem tersebut.

Semoga pemimpin yang kelak nanti terpilih melalui sistem Pemilu baik di legislatif maupun eksekutif dapat menjalankan amanah sesungguhnya yaitu menjalankan roda pemerintahan baik di pusat maupun daerah tidak hanya duduk manis dari belakang meja tapi terjun langsung ke lapangan. Wallahualam Bishowab

CATUR NURROCHMAN OKTAVIAN, S.Pd.

Mahasiswa S-2 Prodi IPS Sekolah Pasca Sarjana

UNIV. PENDIDIKAN INDONESIA-BANDUNG

Guru SMP di salah satu sekolah di Bogor.




Sumber : http://ift.tt/1ArDgdx

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz