Suara Warga

Lagi, Tuhan “Dipolitisasi”: Allah SWT [Bisa] Didesak?

Artikel terkait : Lagi, Tuhan “Dipolitisasi”: Allah SWT [Bisa] Didesak?

Pemilihan presiden tahun ini benar-benar luar biasa. Tidak hanya satu kejadian yang menandainya. Mulai dari pernyataan seorang pendeta bahwa ia mendapat bisikan dari Roh Kudus bahwa Prabowo menang (baca disini: http://ift.tt/1noWvMP), pernyataan eks caleg partai Gerindra bahwa Prabowo titisan Allah (baca disini: http://ift.tt/1l4RKfM ), hingga statement seorang tim sukses kandidat nomor urut 1 yang mendesak Allah SWT untuk berpihak kepada Prabowo. Fenomenal.



Menjadi pertanyaan bagi saya, siapakah Ali Mochtar Ngabalin sehingga ia mendesak Allah? Dan siapakah Allah yang dimaksudkan dalam perkataannya? Kita semua tahu, Allah adalah pencipta alam semesta dan segala isinya. Ini bukan pekerjaan sukar. Ini pekerjaan teramat sukar. Dan HANYA Allah yang bisa melakukannya. Sebab Allah mahakuasa. Manusia memang menciptakan banyak hal. Tetapi jelas tidak sebanding dengan ciptaan Allah. Manusia melakukan penciptaan hal-hal tertentu dari yang telah ada menjadi ada. Sedangkan Allah menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada, termasuk manusia. Dan politisi Golkar ini juga adalah manusia. Dan dia ada karena Allah menghendaki dia ada. Jika tidak, maka putra Papua ini tak mungkin ada. Jelas, Ngabalin adalah manusia. Dan manusia merupakan makhluk tak mahakuasa; makhluk penuh keterbatasan. Ada banyak hal yang tak bisa dilakukan manusia, termasuk mendesak Allah! Apabila yang dimaksudkan disini adalah Allah pencipta langit dan bumi beserta isinya, maka tidak mungkin bisa didesak oleh manusia!



Lalu, mengapa eks politisi Partai Bulan Bintang ini menyatakan demikian? Apakah ini merupakan indikasi bahwa Allah SWT bisa didesak? Jika memang demikian, sejenis apakah Allah SWT hingga bisa didesak? Atau jika memang bisa, bukankah itu berarti allah swt berada di bawah otoritas manusia? Jika ia berada di bawah otoritas manusia, siapakah dia? Apakah dia menjadi allah karena diangkat oleh umatnya ataukah allah dalam hakekatnya? Jika hakekat allah swt adalah allah, mengapa bisa didesak?



Kalau pernyataan pria bersorban ini hanya untuk menggambarkan posisi Prabowo, apakah itu berarti Prabowo memang ada dalam kebenaran sehingga Allah perlu didesak untuk berpihak kepada dia? Kalau Prabowo memang berada pada pihak yang benar, haruskah Allah didesak? Bukankah Allah tak memerlukan nasihat dari siapa pun oleh karena Allah bertindak dalam kebijaksanaan-Nya?



Pertanyaan lain yang tak kalah penting, sebegitu hebatkah Jokowi hingga allah perlu didesak untuk berpihak kepada rivalnya dan mengalahkannya? Bukankah Jokowi bukan siapa-siapa? (baca disini: http://ift.tt/1noWuII)



Ah, Ngabalin… Mengapa membuat sensasi dengan pernyataan seperti itu?




Sumber : http://ift.tt/1l4RH3D

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz