Suara Warga

KPK…..? Bubarkan Saja!

Artikel terkait : KPK…..? Bubarkan Saja!

1408075555989639351

Lho KPK yang hebat itu koq ente usulkan untuk dibubarkan? Ape ente takut di KPKan?Ade yang sponsor untuk pengembangan opini publik Anti KPK?

Kagak. Kagak ade semuenye. Ini murni inisiatif ogut pribadi. Jadi.. apa dong?

Begini, KPK yang hebat itu hanya terbatas dari dramatisir tayangan Tv atas penangkapan beberapa gelintir koruptor. Hanya itu saja. Jumlah koruptor yang bebas merdeka tidak tersentuh oleh KPK banyak sekali. Minat untuk jadi koruptor juga tidak mereda. Lebih jauh lagi, korupsi di Indonesia menurut banyak indikator dan persepsi publik tidak mereda sama sekali.

Lihat saja di Kompasiana misalnya. Posting tentang korupsi banyak sekali. Mencapai ribuan sejak Kompasiana mulai berdiri hingga saat ini. Dari sekitar 100 sampel posting yang dapat saya akses, tidak ada satu posting pun yang menyatakan bahwa korupsi di Indonesia sudah mereda.

KPK juga berindikasi memperburuk pelayanan umum pemerintah daerah. Coba kita lihat, misalnya, kasus Bupati Bogor Rahmat Yasin (RY). Sebelum ditangkap KPK awal Juli yang lalu, RY sudah bolak balik di periksa KPK terkait dengan isu perizinan yang lain. Ini tentu saja banyak menyita sumber-sumber yang ada padanya. Implikasi negatifnya, coba lihat jalan-jalan di Kabupaten Bogor. Banyak sekali yang rusak parah dan membahayakan pengguna jalan.

Semisalnya, RY nanti dinyatakan bermasalah dan diberhentikan, maka apa kita yakin bahwa penggantinya juga tidak korup juga? Analogi, untuk Wawan (Bupati di Banten)? Ratu Atut (Gubernur Banten non-aktif)? Romy Herton (Wali Kota Palembang-nonaktif).. dst… dst?

KPK seperti menebang pohon berulat. Pohon baru yang tumbuh kemudian berulat lagi. Berulat lagi.. …dst. Tanah dan lingkungannya yang membuat pohon itu berulat. Sia-sia saja menebang pohon itu jika tanah dan lingkungan sekitarnya tidak disehati.

Dalam nuansa yang sama, coba kita ingat lagi posting dan pemberitaan media sekitar Pileg dan Pilkada. Umumnya, jika tidak hampir seluruhnya, para kandidat tersebut menghabiskan uang dalam jumlah yang banyak sekali. Miliaran dan bahkan bisa triliunan (untuk daerah sekaya DKI, misalnya). Uang ini tidak akan kembali jika hanya dari gaji dan tunjangan-tunjangan resmi. Jadi, dari mana lagi klo tidak dari ngurangi tebalnya aspal, tidak membangun gorong-gorong,…dari kong kalikong perizinan, dan lain sebagainya.

Ringkasnya, drama penangkapan-penangkapan itu sebetulnya hanya tujuan antara. Bukan tujuan akhir. Tujuan utama pendirian KPK adalah untuk mengurangi (mengendalikan) korupsi pada tingkat yang serendah mungkin. Dengan demikian, jika dana APBN yang dihabiskan KPK yang sudah trilunan rupiah, sejak mulai berdiri (2002?) hingga saat ini, maka apa gunanya melanjutkan penghamburan uang tersebut jika korupsi masih tidak dapat dikendalikan? Bubarkan saja KPK!

Follow us @almizanulfa.

sumber gambar:

http://ift.tt/1kFIO0i.




Sumber : http://ift.tt/1mPcNhz

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz