Suara Warga

Kompilasi Tanggapan Rakyat Awam Politik

Artikel terkait : Kompilasi Tanggapan Rakyat Awam Politik

Gus Ahmad Hadidul Fahmi

“(Lucu saja kalau kemenangan Jokowi lantas diklaim sebagai kemenangan Syi’ah, JIL, Komunisme, Yahudi, PKI, dan semua yg dicitrakan negatif di Indonesia ini maupun Dunia. Tentu ini melukai tokoh, Ormas, para Kyai, dan semua elemen masyarakat yang dengan tulus mendukung Jokowi-JK. Kaum-kaum yang memandang orang yang tidak sepaham dengan pandangan sinis ini yg justru berbahaya. Seolah dua kubu tersebut diasumsikan dengan Ashabul Yamin dan Ashabus Syimal. Jangan-jangan justru mereka yang masuk pada sabda Nabi Saw, halaka al-muthanatti’un. Imam Nawawi mengatakan, al-Muthanatti’un adalah orang yang perkatan dan perbuatannya melebihi batas.)”

Mbah Ubaidullah - Pengasuh Pondok Pesantren

“(Gumun aku (saya heran), sampai beberapa bulan akhir ini tidak nyaman di dumay. Lah iya, orang saling bermusuhan, hasut sana hasut sini, sakiti sana sakiti sini, ghibah sana ghibah sini. Saya kira setelah 9 juli selesai ternyata belum. Saya kira setelah 22 Juli selesai ternyata belum. Kayak-kayak iman Islam kita ini tergantung pada siapa presiden, kayak-kayak rizqi kita yang menentukan presiden. Kayak-kayak sehat sakit kita yang menentukan presiden. Sampai rela bermusuhan. Padahal menurut dawuh kanjeng Nabi Muhammad SAW yang saya pahami, permusuhan, ghill dengan sesama mukmin itu mengakibatkan amal sulit diterima oleh Gusti Allah SWT. Kecelakaan apa yang lebih besar dari tertolaknya amal kita? Lihatlah hadits Kholid bin Ma’dan ra kalau tidak percaya.

ُﻋَﻦْ اﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﯿْﻪِ وَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺎلَ ﻻَ ﯾُﺆْﻣِﻦ ِأَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﺣَﺘَّﻰ ﯾُﺤِﺐَّ ﻟِﻠﻨَّﺎسِ ﻣَﺎ ﯾُﺤِﺐُّ ﻟِﻨَﻔْﺴِﻪ )”

Hamid Barkani - Mahasiswa Al-Azhar Cairo

“(Saat ini, kedua belah pihak masih berdebat sengit tentang apakah Jokowi itu Indonesia Hebat atau Indonesia Kacung. Karena dia blm menjabat, saya kira masing-masing pihak akan kekurangan data faktual untuk membuktikan argumentasinya. Maka yg terbaik adalah, seperti kata pamungkas di sinetron, yaitu “Biar waktu yg akan berbicara”. Biar waktu yang akan membuktikan apakah Indonesia Hebat atau Indonesia Kacung nantinya.

Pesan saya buat rakyat Indonesia:

1. Bagi pendukung Bapak Ir.H.Joko-Widodo: Lakukan revolusi mental, bantu dan kawal sang presiden agar sesuai dengan cita-cita anda dan kita semua yg sama-sam memiliki niat baik, bagi masa-depan bangsa. Bela dia dengan data-data faktual jika difitnah dan diserang pihak lawan. Dan mari bahu-membahu menjaga persatuan dan keutuhan nasional.

2. Bagi yang tidak mendukung beliau (Jokowi), silahkan hitung jumlah harta kekayaan anda (tanah, rumah, kendaraan dst). Pastikan semua sertifikat dan surat-suratnya lengkap, agar sewaktu-waktu tidak mudah dirampok oleh negara (jika khawatir Indonesia akan menjadi kacung). Lakukan “Qu anfusakum wa ahlikum naro“, dengan memperkuat keislaman keluarga dan anak-anak, agar tidak gampang tergoda liberalisme pergaulan dan liberalisme agama, (jika pemerintah yg akan berlangsung dianggap akan membatasi ruang-gerak syiar Islam). Juga sama-sama bahu-membahu dengan pendukung pak Presiden terpilih, dalam menjaga persatuan dan keutuhan nasional. Juga mendoakan beliau agar mampu mengantarkan Indonesia menuju Indonesia hebat.)”

Saya Sendiri - Penyusun

“(Kalaupun Presiden pilihan kita berbeda-beda, jangan sampai mengorbankan Indonesia. Yuk bersatu, demi cita-cita yang luhur. Kini saatnya mendukung Presiden terpilih melaksanakan tugasnya dengan baik juga berguna. Jangan ragu mengkritik pekerjaan Presiden jika itu benar-benar salah dan tidak bermanfaat, tapi sampaikan juga solusi cerdasnya.

Allah mahatahui apa yang akan terjadi, jangan kita melampaui merasa sejajar dengan Tuhan. Dengan mengklaim sesuatu buruk sedang terjadi, bahkan yang akan terjadi. Kalau tidak yakin, ikhtiar kita memperbaikinya tercatat di buku amalan malaikat. Yang harus kita yakini, Allah sudah lebih jauh mengetahui tentang hambanya yang sedang berbuat kebajikan atau akan merusak.)”

*Keresahan pada orang yang merasa paling Islami, tapi seakan mereka tahu apa yang hanya Tuhan ketahui*




Sumber : http://ift.tt/1ok9WBG

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz