Kita Tidak Butuh Negara Berbasis Agama
Dalam ruang lingkup historis, Indonesia bisa dipahami sebagai negara tempat di mana berbagai macam ideologi atau keyakinan bergesekan. Negara ini pernah bergulat dengan Komunisme, pernah terjadi perang antar SARA, pernah juga diramaikan dengan para pemberontak yang mengusung ideologi berbasis keagamaan. Hal ini bisa dimaklumi, dengan melihat kondisi Indonsia yang sangat heterogen dari segi kebudayaan, ras, suku, dan agama, maka sudah tentu peluang berpecah belah terbuka menganga.
Belakangan ini masyarakat Indonesia kembali terseret perhatiannya pada isu ISIS. Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) ini merupakan salah satu kelompok ekstrimis Islam yang berbasis di Irak dan Suriah. Berdasarkan sumber yang dirujuk (http://ift.tt/Y71Z9h), kelompok ekstrimis ini merupakan kelompok militan yang tidak diakui dan terkategorikan sebagai pemberontak.
Dengan mempelajari latar belakang kemunculan ISIS, dapat dipahami bahwa isu ISIS yang menarik perhatian masyarakat Indonesia merupakan rembesan dari konflik yang terjadi di Timur Tengah. Dalam hal ini Irak dan Suriah. Kita juga sempat diramaikan dengan berbagai macam teori konspirasi yang membayangi kelompok ISIS. Katanya ISIS adalah bentukan dari dinas Intelijen Amerika Serikat dan Israel. Bahkan salah seorang teman saya memprediksi bahwa bisa jadi isu ISIS yang tengah berkembang di tengah masyarakat adalah alat politik yang digunakan oleh Badan Intelijen Negara. Benarkah? Tidak Jelas!
Akan tetapi, terlepas dari itu semua, sebagai bangsa yang berdaulat kita wajib menegaskan bahwa Indonesia bukanlah negara dengan basis agama. Bahkan kita tidak membutuhkan itu. Kita tidak butuh negara ini menjadi negara Islam. Dan apabila ada gerakan-gerakan tertentu yang mencoba meronrong kedaulatan NKRI, maka sudah menjadi tugas kita untuk mencegahnya serta wajib bagi kita untuk mensupport pemerintah agar menindak tegas gerakan-gerakan seperti ini.
Sumber : http://ift.tt/1t1igXH
Belakangan ini masyarakat Indonesia kembali terseret perhatiannya pada isu ISIS. Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) ini merupakan salah satu kelompok ekstrimis Islam yang berbasis di Irak dan Suriah. Berdasarkan sumber yang dirujuk (http://ift.tt/Y71Z9h), kelompok ekstrimis ini merupakan kelompok militan yang tidak diakui dan terkategorikan sebagai pemberontak.
Dengan mempelajari latar belakang kemunculan ISIS, dapat dipahami bahwa isu ISIS yang menarik perhatian masyarakat Indonesia merupakan rembesan dari konflik yang terjadi di Timur Tengah. Dalam hal ini Irak dan Suriah. Kita juga sempat diramaikan dengan berbagai macam teori konspirasi yang membayangi kelompok ISIS. Katanya ISIS adalah bentukan dari dinas Intelijen Amerika Serikat dan Israel. Bahkan salah seorang teman saya memprediksi bahwa bisa jadi isu ISIS yang tengah berkembang di tengah masyarakat adalah alat politik yang digunakan oleh Badan Intelijen Negara. Benarkah? Tidak Jelas!
Akan tetapi, terlepas dari itu semua, sebagai bangsa yang berdaulat kita wajib menegaskan bahwa Indonesia bukanlah negara dengan basis agama. Bahkan kita tidak membutuhkan itu. Kita tidak butuh negara ini menjadi negara Islam. Dan apabila ada gerakan-gerakan tertentu yang mencoba meronrong kedaulatan NKRI, maka sudah menjadi tugas kita untuk mencegahnya serta wajib bagi kita untuk mensupport pemerintah agar menindak tegas gerakan-gerakan seperti ini.
Sumber : http://ift.tt/1t1igXH