Ditolak MK, Pendukung Prabowo Berduka
MALAM ini adalah malam yang sangat ‘menyakitkan’ untuk para pendukung Prabowo. MK baru saja memutuskan untuk menolak sepenuhnya gugatan kecurangan Pilpres 2014 yang dilakukan pemohon dalam hal ini Tim advokasi Prabowo-Hatta. Ketua MK baru saja mengetuk palu maka clear-lah semuanya.
Sebenarnya kemungkinan ditolak oleh MK ini sudah terbaca bahkan disadari oleh pendukung Prabowo itu sendiri. Para pengamat dan pakar politik bahkan pengacara dari Tim Prabowo Hatta pun sepertinya sudah bisa menebak apa yang terjadi. Ini karena minimnya bukti, dan fakta bahwa betapa susahnya membuktikan kecurangan. Jadi dengan demikian pernyataan kecurangan Pilpres yang terstruktur dan masif tidak bisa dibuktikan.
Lalu apakah ini memalukan pihak Prabowo dan pendukungnya? Bagi saya tidak, kita semua baru saja melihat aktifitas demokrasi pada umumnya. Jika berkeberatan pada hasil pemilu, ya idealnya lapor ke pihak yang berwenang, tidak melakukan pihak anarkis. Baik Prabowo namun pendukungnya malah semakin ditekan oleh tuduhan tidak legowo, pengecut, dan sejenisnya yang membuat kami-kami ini merasa bagai badut yang pantas ditertawakan. Padahal melapor ke MK adalah hal yang wajar dan sesuai konstitusi.
KPU Bawaslu Projo Tertawa
Dari gambar di TV One bisa dilihat bagaimana tawa dan senyuman lega itu tercermin pada tim advokat capres nomor dua, bahkan KPU dan Bawaslu. Seakan-akan mereka lega karena lepas dari apa yang mereka takutkan. Di sisi lain mereka tertawa puas bagai telah menjadi pemenang dari sebuah ajang pertandingan. Entah bagaimana rasanya sebagai orang awam saat melihat orang-orang itu melakukan hal manusiawinya yakni tertawa dan tersenyum.
Lihat saja ekspresi sang ketua KPU sejak sidang terakhir DKPP. Meski terbukti menyalahi kode etik karena tidak ikut serta dalam pembukaan kotak suara, Abang Husni ini langsung tersenyum dikulum. Barangkali merasa aman karena tidak dipecat dan hanya kena teguran keras. Senyuman Husni ini memang tak lebih lebar seperti saat ia tersenyum lebar kala menerima keputusan tim Prabowo mengundurkan diri saat rekapitulasi suara.
Bagaimana Langkah Prabowo dan Tim?
Setidaknya bagi saya pribadi dan barangkali pendukung Prabowo lain, akan menerima keputusan ini karena keputusan MK adalah keputusan tertinggi. Meski penolakan itu sudah legal, tapi 47 persen masyarakat Indonesia yang memilih capres nomor 1 akan merasa kecewa sekaligus diam-diam merasa kecewa dengan kinerja lembaga hukum yang ada di Indonesia.
Kami juga berharap adanya pidato Prabowo yang intinya menerima keputusan MK. Meski entah apa yang akan beliau dan timnya lakukan pasca keputusan MK ini. Yang jelas meski yang menjadi presiden bukan Prabowo, tapi sosok Prabowo akan tetap menjadi pahlawan bagi para pendukungnya.
Sebagai pendukung Prabowo, kami juga sadar pasti akan selalu diserang pihak pendukung lawan. Dimana kami sangat dimungkinkan untuk ditertawakan, dimana jika kami mengkritik presiden terpilih ke depannya, maka kami akan diserang dengan cara-cara yang tipikal. Tapi dalam lima tahun ke depan atau lebih kurang dari itu, kami akan berjuang memberi kritik sehat pada presiden selanjutnya. Meski itu harus melawan media mainstream yang semakin diduga partisan, atau kelompok pendukung militan garis keras yang mencorat-coret sifat demokrasi. Sebagai pendukung akar rumput, pada akhirnya kita hanya akan jadi pemantau.
*
Sumber : http://ift.tt/1kY19ph
Sebenarnya kemungkinan ditolak oleh MK ini sudah terbaca bahkan disadari oleh pendukung Prabowo itu sendiri. Para pengamat dan pakar politik bahkan pengacara dari Tim Prabowo Hatta pun sepertinya sudah bisa menebak apa yang terjadi. Ini karena minimnya bukti, dan fakta bahwa betapa susahnya membuktikan kecurangan. Jadi dengan demikian pernyataan kecurangan Pilpres yang terstruktur dan masif tidak bisa dibuktikan.
Lalu apakah ini memalukan pihak Prabowo dan pendukungnya? Bagi saya tidak, kita semua baru saja melihat aktifitas demokrasi pada umumnya. Jika berkeberatan pada hasil pemilu, ya idealnya lapor ke pihak yang berwenang, tidak melakukan pihak anarkis. Baik Prabowo namun pendukungnya malah semakin ditekan oleh tuduhan tidak legowo, pengecut, dan sejenisnya yang membuat kami-kami ini merasa bagai badut yang pantas ditertawakan. Padahal melapor ke MK adalah hal yang wajar dan sesuai konstitusi.
KPU Bawaslu Projo Tertawa
Dari gambar di TV One bisa dilihat bagaimana tawa dan senyuman lega itu tercermin pada tim advokat capres nomor dua, bahkan KPU dan Bawaslu. Seakan-akan mereka lega karena lepas dari apa yang mereka takutkan. Di sisi lain mereka tertawa puas bagai telah menjadi pemenang dari sebuah ajang pertandingan. Entah bagaimana rasanya sebagai orang awam saat melihat orang-orang itu melakukan hal manusiawinya yakni tertawa dan tersenyum.
Lihat saja ekspresi sang ketua KPU sejak sidang terakhir DKPP. Meski terbukti menyalahi kode etik karena tidak ikut serta dalam pembukaan kotak suara, Abang Husni ini langsung tersenyum dikulum. Barangkali merasa aman karena tidak dipecat dan hanya kena teguran keras. Senyuman Husni ini memang tak lebih lebar seperti saat ia tersenyum lebar kala menerima keputusan tim Prabowo mengundurkan diri saat rekapitulasi suara.
Bagaimana Langkah Prabowo dan Tim?
Setidaknya bagi saya pribadi dan barangkali pendukung Prabowo lain, akan menerima keputusan ini karena keputusan MK adalah keputusan tertinggi. Meski penolakan itu sudah legal, tapi 47 persen masyarakat Indonesia yang memilih capres nomor 1 akan merasa kecewa sekaligus diam-diam merasa kecewa dengan kinerja lembaga hukum yang ada di Indonesia.
Kami juga berharap adanya pidato Prabowo yang intinya menerima keputusan MK. Meski entah apa yang akan beliau dan timnya lakukan pasca keputusan MK ini. Yang jelas meski yang menjadi presiden bukan Prabowo, tapi sosok Prabowo akan tetap menjadi pahlawan bagi para pendukungnya.
Sebagai pendukung Prabowo, kami juga sadar pasti akan selalu diserang pihak pendukung lawan. Dimana kami sangat dimungkinkan untuk ditertawakan, dimana jika kami mengkritik presiden terpilih ke depannya, maka kami akan diserang dengan cara-cara yang tipikal. Tapi dalam lima tahun ke depan atau lebih kurang dari itu, kami akan berjuang memberi kritik sehat pada presiden selanjutnya. Meski itu harus melawan media mainstream yang semakin diduga partisan, atau kelompok pendukung militan garis keras yang mencorat-coret sifat demokrasi. Sebagai pendukung akar rumput, pada akhirnya kita hanya akan jadi pemantau.
*
Sumber : http://ift.tt/1kY19ph