Suara Warga

Makna Salam Tiga Jari Bagi Kami

Artikel terkait : Makna Salam Tiga Jari Bagi Kami

Pelabuhan kecil Sunda Kelapa sudah lumrah selama ini, dilabuhi oleh kapal-kapal Pinisi dari Bugis. Apapun yang sudah terjadi diatas kapal Pinisi yang telah menjadi pemberitaan tentang hubungannya dengan Pidato singkat Jokowi bernaskah untuk menjawab keputusan sementara KPU pada malam 22 Juli 2014, semuanya bernuansa sosok Jusuf Kalla, yaitu diatas kapal Pinisi dari Bugis, orang Bugis memang selalu berlanglang buana diatas laut. Makassar dengan suku Bugisnya sudah identik dengan suku anak bangsa laut di Nusantara ini.

Lucunya, ketika datang menuju pelabuhan Sunda Kelapa menggunakan dua buah kapal boat medium, Jusuf Kalla diatur datang lebih dahulu bersama beberapa timses dan Jusuf Wanandi, selanjutnya menyusul Jokowi dengan kapal boat medium yang didampingi oleh Anies Baswedan (selama mendampingi Jokowi AB agak menggurui Jkw). Dikondisikan seolah-olah Jusuf Kalla harus menyambut kedatangan Jokowi, karena posisi Jk sebagai Wapres. Ini membuat keheranan banyak pasangan mata yang menyaksikannya. Inikah filosofi efisiensi transportasi laut yang efisien atau tol laut yang sedang digagas ? Menggunakan dua kapal untuk datang ke suatu tempat tujuan yang sama adalah nyata lambang pemborosan !!! Dari awal tampilan pasangan Jkw-Jk dalam pernyataan penting di Sunda Kelapa, mengundang banyak sakwa sangka serta aneka dugaan. Mengapa tidak satu kapal saja pasangan ini sehingga citra kekompakan terlihat nyata oleh masyarakat luas. Adakah kelompok didalam timses Jkw-Jk yang ingin membuat jarak antara Jkw dengan Jk ? Mengingat citra selama ini Jk bersama SBY, terlihat Jk lebih dominan dari SBY. Inikah yang ditakutkan oleh kelompok dan kekuatan besar dibelakang Jokowi yang masih saja menyatakan dia Jkw sebagai posisi petugas partai ?

14066013941215942663 Salam tiga jari dalam berbagai versi selalu digunakan dalam ritual dan simbol Freemasonry para Zioner. Makanya para pembaca harap cermat mengamati serta membaca simbol-simbol yang dipakai para pemimpin kita di Indonesia. Penyampaian lambang-lambang biasanya ada penggagas grand design-nya.





Diatas gladak Kapal Bugis Pinisi, Jokowi mengatakan “Kita kuat karena bersatu, kita bersatu karena kita kuat. Salam tiga jari, Persatuan Indonesia”. Mengapa hanya salam tiga jari ? jika Persatuan Indonesia tidak didasari dengan “Ketuhanan Yang Maha Esa” ? Tidakkah salam “Lima Jari untuk menyatakan Pancasila yang utuh” tidak lebih baik untuk melupakan kelompok satu atau kelompok dua ? Seharusnya Jokowi menyampaikan penutupannya dengan “SALAM LIMA JARI” akan lebih baik untuk kembali kepada Pancasila secara utuh dan konsekwen. Malah salam tiga jarinya Jokowi bisa melambangkan sebagai salam Trinitas didalam satu ada tiga, didalam tiga merupakan satu. Atau salam tiga jari dalam berbagai versi selalu digunakan dalam ritual dan simbol Freemasonry para Zioner. Makanya para pembaca harap cermat mengamati serta membaca simbol-simbol yang dipakai para pemimpin kita di Indonesia. Penyampaian lambang-lambang biasanya ada penggagas grand design-nya.

Sekarang seluruh rakyat mencatat seluruh janji Jokowi, jika mereka nanti menjalankan tugasnya sebagai pimpinan tertinggi di Indonesia, tidak melenceng jauh dari janji-janji yang pernah disampaikan dalam berbagai kesempatan kampanye mereka. (Abah Pitung)




Sumber : http://ift.tt/1ryKHuo

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz