Duka Akhir Ramadhan
Musibah datang tanpa diduga-duga. Ditengah cuaca kota Takengon yang sedang memasuki musim kemarau, api merupakah “musuh” yang sangat ditakuti. Beberapa bahu gunung yang mengelilingi kota dingin itu terus menerus mengeluarkan asap akibat terbakarnya rerumputan kering di lantai hutan.
Dua hari menjelang berakhirnya ramadhan, si jago merah bukan hanya melalap kawasan hutan yang mengelilingi kota Takengon. Sabtu sore (26/7/2014) sekitar pukul 14.15 WIB, warga Kampung Lot Kala Kecamatan Kebayakan, Aceh Tengah, dibuat panik oleh munculnya api dari sebuah rumah warga. Mereka berusaha memadamkan api secara manual, dengan siraman air.
Api itu tidak berhasil dipadamkan warga, malah terus membesar. Material rumah yang rata-rata berasal dari kayu makin mempercepat menjalarnya api. Ditambah suhu udara panas musim kemarau, dan hembusan angin kencang, maka api terus membesar dan membumbung di atap rumah warga. Melalap apa saja yang terdapat di sana.
Warga yang sore itu sedang memasak daging “meugang” dan penganan hari raya, berlarian keluar rumah. Dengan pakaian seadanya, mereka berusaha menyelamatkan diri dengan membawa barang-barang penting.
Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Meskipun petugas pemadam kebakaran (damkar) sudah mengerahkan seluruh armadanya, ternyata musibah diakhir ramadhan ini telah menghanguskan 9 pintu rumah warga. Disamping itu, sejumlah rumah lain disekitar lokasi kebakaran itu mengalami kerusakan yang cukup parah.
Rumah yang hangus dilalap si jago merah adalah milik: almarhum Mustafa AK, Hadijah Inen Kendi, Aman Hasbi, Asri AS, Defi, Sukirah, Linda, dan dua pintu rumah milik Erwin. Sedangkan rumah yang rusak akibat terpapar api sebanyak 21 pintu. Sampai saat ini, petugas BPBD Aceh Tengah masih terus mendata kerugian akibat kebakaran itu.
Asisten Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Aceh Tengah, Karimansyah, yang ikut membantu memadamkan api di lokasi kejadian mengakui bahwa api sangat cepat menjalar membakar bangunan kayu yang ada disana. Beruntung, tambah Karimansyah, selain armada damkar dari Aceh Tengah, upaya pemadaman api juga dibantu oleh damkar dari Kabupaten Bener Meriah.
Dia menambahkan, rumah warga di kawasan Kampung Lot Kala tersebut adalah rumah lama yang konstruksinya dari bahan kayu yang sudah cukup kering. Rumah-rumah itu sudah didirikan warga sebelum era kemerdekaan.
“Semacam rumah darurat. Kemudian, antara rumah yang satu dengan rumah yang lain cukup rapat sehingga sangat rawan kebakaran,” ungkap Karimansyah.
Sore itu, Bupati Aceh Tengah langsung menuju ke lokasi kebakaran. Nasaruddin menyampaikan bahwa: “musibah yang terjadi tidak ada yang menginginkannya, namun yakinlah kesabaran kita sedang diuji. Sebagai umat yang beragama, kita harus selalu percaya bahwa kita tidak akan diuji melebihi dari kemampuan yang kita miliki.”
Bersamaan dengan itu, Bupati Nasaruddin yang didampingi Kepala BPBD Aceh Tengah, Jauhari ST, juga menyerahkan bantuan masa panik kepada warga korban kebakaran di Kampung Lot Kecamatan Kebayakan.
Bantuan yang diserahkan terdiri dari uang tunai Rp. 2,5 juta untuk pemilik 9 pintu rumah yang rusak total, serta Rp. 1 juta untuk 21 orang pemilik rumah yang rusak. Kemudian, bantuan lainnya berupa makanan kaleng, sembako, beras, mukena, pakaian, kompor gas dan peralatan dapur, terpal/matras, dan tikar.
Sumber : http://ift.tt/1zfx8EL