REFLEKSI MUSIBAH AIR ASIA
MUSIBAH TRANSPORTASI UDARA & TIGA PEMILIK
Tak usah ramal, apalagi klenik terhadap suatu kejadian seperti hilang/jatuhnya pesawat tebang karena itu musrik dimata Allah . Tetapi yang pasti saja adalah 3 (tiga) kemungkinan sekaligus ‘pemilik’ terjadinya sebuah musibah itu, yaitu sbb: 1) Milik Manusia (Maskapai/Kondisi Pesawat/Human Eror), 2). Kondisi Cuaca (milik Tuhan), dan aksi Mafia/Teroris (milik Iblis). Jika musibah dikarenakan faktor Teknis Pesawat dan atau Human Eror maka sudah menjadi tanggung jawab Maskapai untuk diinterogasi investigasi oleh BNKT apakah setelah lama tidak terjadi kecelakaan pesawat komersial maka para Maskapai mulai terlena memelihara kondisi pesawatnya? Demikian juga kinerja manajemen dalam Maskapai itu apakah sudah profesional ataukah amburadul model Adam Air ? 2). Jika karena cuaca bagaimana koordinasi dan ketepatan informasi cuaca oleh Badan Nasional Cuaca, bagaimana komunikasi dengan Maskapai, Bandara dan bagaimana ketaatan Maskapai dan Bandara atas informasi Cuaca pada jalur penerbangan. 3). Jika musibah karena aksi mafia atau teroris, maka bagaimanakah keamanaan Bandara, bagaimanakah proses deteksi bahan peledak di Bandara ? Apakah selalu siaga satu ataukah terlena dalam kurun waktu tertentu ? Bagaimana BNPT dan Densus mengantisipasi aksi teror yang semakin cangkih ? Ada beberapa jenis teror antara lain Teror dengan spirit Ideologi spt ISIS, dsb, ada Teror Ekonomi seperti gertakan kekuatan mafia yang dalam kurun waktu lama mencuri ikan di perariran Indonesia. Kekuatan mafia di belakang pencurian ikan bernilai 300 trilyun rupiah pertahun, sudah barang tentu akan bereaksi menggertak siapapun yang mencoba menghalangi mereka. Ada juga teroris karena perbuatan jahat Narkoba. Ketiga kemungkinan penyebab hilangnya Pesawat Air Asia adalah merukapan tanggung jawab dan ujian terhadap penyelenggara negara karena kemungkinan bisa terjadi lagi ke depan. Ujian khusus bagi Menteri Perbuhungan RI yang baru. Kiranya Tuhan menolong kita. Amen !
Sumber : http://politik.kompasiana.com/2014/12/29/refleksi-musibah-air-asia-713320.html
Tak usah ramal, apalagi klenik terhadap suatu kejadian seperti hilang/jatuhnya pesawat tebang karena itu musrik dimata Allah . Tetapi yang pasti saja adalah 3 (tiga) kemungkinan sekaligus ‘pemilik’ terjadinya sebuah musibah itu, yaitu sbb: 1) Milik Manusia (Maskapai/Kondisi Pesawat/Human Eror), 2). Kondisi Cuaca (milik Tuhan), dan aksi Mafia/Teroris (milik Iblis). Jika musibah dikarenakan faktor Teknis Pesawat dan atau Human Eror maka sudah menjadi tanggung jawab Maskapai untuk diinterogasi investigasi oleh BNKT apakah setelah lama tidak terjadi kecelakaan pesawat komersial maka para Maskapai mulai terlena memelihara kondisi pesawatnya? Demikian juga kinerja manajemen dalam Maskapai itu apakah sudah profesional ataukah amburadul model Adam Air ? 2). Jika karena cuaca bagaimana koordinasi dan ketepatan informasi cuaca oleh Badan Nasional Cuaca, bagaimana komunikasi dengan Maskapai, Bandara dan bagaimana ketaatan Maskapai dan Bandara atas informasi Cuaca pada jalur penerbangan. 3). Jika musibah karena aksi mafia atau teroris, maka bagaimanakah keamanaan Bandara, bagaimanakah proses deteksi bahan peledak di Bandara ? Apakah selalu siaga satu ataukah terlena dalam kurun waktu tertentu ? Bagaimana BNPT dan Densus mengantisipasi aksi teror yang semakin cangkih ? Ada beberapa jenis teror antara lain Teror dengan spirit Ideologi spt ISIS, dsb, ada Teror Ekonomi seperti gertakan kekuatan mafia yang dalam kurun waktu lama mencuri ikan di perariran Indonesia. Kekuatan mafia di belakang pencurian ikan bernilai 300 trilyun rupiah pertahun, sudah barang tentu akan bereaksi menggertak siapapun yang mencoba menghalangi mereka. Ada juga teroris karena perbuatan jahat Narkoba. Ketiga kemungkinan penyebab hilangnya Pesawat Air Asia adalah merukapan tanggung jawab dan ujian terhadap penyelenggara negara karena kemungkinan bisa terjadi lagi ke depan. Ujian khusus bagi Menteri Perbuhungan RI yang baru. Kiranya Tuhan menolong kita. Amen !
Sumber : http://politik.kompasiana.com/2014/12/29/refleksi-musibah-air-asia-713320.html