Suara Warga

Putri Jokowi Ikut ke LN, PKS Kebakaran Jenggot

Artikel terkait : Putri Jokowi Ikut ke LN, PKS Kebakaran Jenggot

Kabar tadi siang Jokowi, Ibu Negara dan rombongan berangkat ke 3 Negara dalam lawatan kenegaraan untuk menjalin hubungan kerja sama antar Negara. Ini adalah Lawatan Pertama Presiden Jokowi ke Negara-negara sahabat. Salah satu agenda dari Presiden antara lain menghadiri KTT APEC di Beijing China. Dalam acara tersebut kabarnya Jokowi sudah diminta menjadi pembicara utama dalam KTT tersebut.

Kabar keberangkatan Jokowi ke Luar Negeri ini tiba-tiba menjadi suatu kehebohan di media-media social. Di Facebook dan di Twitter, grup-grup PKS tidak habis-habisnya membicarakan Lawatan Pertama Jokowi ini. Penyebabnya adalah Putri Bungsu Jokowi ternyata ikut dalam Kunjungan Kenegaraan Presiden.

Tidak di media social saja, di media nasional pun pentolan PKS Hidayat Nur Wahid ikut berbicara keras. Di Merdeka online, Hidayat mengatakan Jokowi harus menjelaskan ke public berkaitan turut sertanya Kahiyang Ayu dalam rombongan Presiden. Hidayat juga mengingatkan Jokowi harus kembali sebelum tanggal 10 November karena berkaitan dengan Peringatan Hari Pahlawan.

Di detiknews, berita ini menjadi berita terkomentari hari ini. Sudah lebih 120 komentar dengan nada membully kepada Jokowi. Pertanyaannya kemudian, Salahkah Jokowi membawa Putrinya dalam Kunjungan Kenegaraan?

Sepintas mendengarnya tentu dahi kita agak berkerut mendengarnya. Apa kepentingan Jokowi membawa Putrinya tersebut? Kalau sekedar agar putrinya ikut jalan-jalan ya tentu Jokowi salah.

Tetapi sebagai orang normal dan punya wawasan (ciyeee), kita tentunya tidak langsung berpikir negative terhadap Jokowi. Rasanya tidak mungkin Jokowi membawa Putrinya tanpa suatu alasan yang kuat. Dan sebelum mengetahuinya secara pasti, rasanya tidak bijak kalau kita langsung membully Jokowi.

Tetapi ane penasaran juga sih dengan masalah ini. Benarkah Presiden tidak boleh sesekali mengajak keluarganya untuk suatu lawatan ke luar negeri?

Sepintas teringat tentang perjalanan Kenegaraan SBY. Kalau tidak salah, SBY terpaksa harus memanggil putranya Agus Yudhoyono yang berada di Libanon untuk menemui SBY di Paris. Tentu saja waktu itu kemungkinan besar yang terjadi perjalanan Agus Yudhoyono ke Paris untuk bertemu SBY dibiayai oleh Negara. Apakah ada memang pembiayaan Negara untuk kebutuhan-kebutuhan Presiden seperti itu?

Kalau memang ada, tentu masalah ini tidak perlu dibicarakan lagi. Biarkan PKS “menggonggong”, Jokowi “berlalu”. Tapi kalau tidak ada pos-pos pembiayaan seperti itu, tentu tidak benar bila Jokowi membawa putrinya dalam kunjungan kenegaraan.

Kira-kira kalau tidak pos pembiayaan seperti itu, berapa kerugian Negara yang timbul akibat keikut-sertaan Kahiyang Ayu ke Luar Negeri?

Yang jelas untuk biaya transportasi pesawat, sulit menghitungnya karena Kahiyang numpang Pesawat Kepresidenan bersama rombongan menteri dan rombongan wartawan. Apa harus menghitung berat badan Kahiyang kemudian dikalikan ongkos perjalanan dibagi biaya avtur, grounding pesawat dan lain-lainnya?

Lalu untuk biaya akomodasi (penginapan), biaya Konsumsi dan biaya-biaya lainnya, bagaimana cara menghitung kerugian Negara akibat turut sertanya Kahiyang dalam rombongan Jokowi? Tentu sangat sulit mendapatkan jumlah rupiah kerugian Negara.

Daripada bingung-bingung menghitungnya, lebih baik kita hitung saja biaya standar tour perjalanan seorang wisatawan untuk berkunjung ke 3 negara selama 3 hari. Anggap saja semua bernilai Rp.50 Juta untuk keikutsertaan Kahiyang dalam perjalanan Kengegaraan Jokowi.

Nanti kalau Jokowi sudah kembali ke tanah air, biar kita bersama-sama menagih Jokowi untuk mengembalikan uang sejumlah Rp. 50 juta ke kas Negara. Tapi jangan lupa juga sekalian menagih ke Hidayat Nur Wahid untuk biaya perjalanan sia-sianya ke Jenewa dalam rangka memenangkan Nurhayati Assegaf untuk menjadi Presiden IPU (Intra Parlemen Union). Biar adil semuanya kan?

Apa harus seribet itu? Kenapa kita sebagai masyarakat tidak berpikir positif saja?

Jokowi adalah Presiden kita. Presiden seluruh rakyat Indonesia, termasuk PKS. Jadi PKS jangan lebay dan jangan terlalu sayang dan jangan terlalu perhatian kepada Jokowi. Mengapa PKS sedikit-sedikit selalu meributkan apa-apa yang berkaitan dengan Jokowi? Yang wajar-wajar sajalah.

Sebagai Presiden kita, seharusnya kita memaklumi keterbatasan waktu yang dimiliki Jokowi. Tidak setiap saat Presiden dapat menemui keluarganya. Terkadang Presiden harus membutuhkan biaya khusus untuk sekedar dapat bertemu dengan keluarganya. Ane sih yakin pos-pos pengeluaran seperti itu tersedia dalam Anggaran Rumah Tangga Presiden. Tinggal bagaimana cara Presiden menggunakan dana tersebut saja, secara efisien atau tidak.

Kalau ingat SBY, tentu kita ingat terkadang SBY tidak menggunakan Pesawat Kepresidenan untuk melawat ke manca Negara. Terkadang SBY dan rombongan harus mencarter Pesawat Khusus untuk keperluannya tersebut, sementara biaya perawatan Pesawat Kepresidenan selalu berjalan sesuai dengan anggarannya. Disitulah terjadi pengeluaran extra untuk Presiden SBY dan rombongan. Tidak usah dihitung berapa rupiahnya, tetapi minimal SBY dan rombongan sekali melawat ke Luar Negeri dengan mencarter Maskapai Garuda akan mengeluarkan biaya hingga ratusan juta. Apa pernah SBY ditagih atas pengeluaran extra seperti itu?

Kalau ane dengar-dengar sih, keikutsertaan Kahiyang dalam kunjungan Presiden adalah ikut membantu memperkenalkan produk-produk Handmade Indonesia. Ada lagi info katanya Kahiyang diikut-sertakan sebagai anggota Penterjemah Kepresidenan. Belum tahu yang mana info sebenarnya yang tepat.

Yang pasti, ane sih orangnya selalu berpikir positif dan tidak suka curiga sana curiga sini. Ane juga nggak terlalu sayang dan nggak terlalu perhatian kepada Jokowi seperti PKS. Sehingga tidak terlalu pusing dengan biaya-biaya perjalanan ke Luar negeri Jokowi. Kecuali ke luar negerinya bukan kunjungan kenegaraan, barulah ane bully habis-habisan itu Jokowi.

Salam Blogger




Sumber : http://ift.tt/114NzIr

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz