Ketika Premanisme Dilegalkan Oleh DPRD DKI Jakarta
Hari ini ratusan massa melakukan demo ke DPRD DKI Jakarta. Mereka menolak Ahok menjadi Gubernur DKI untuk mengisi jabatan Gubernur yang lowong setelah Jokowi menjadi Presiden.
Massa ini diberitakan media telah memenuhi Halaman Gedung Rakyat DKI ini. Bahkan saking banyaknya massa telah menimbulkan kemacetan di wilayah Kebon Sirih dan sekitarnya. Polisi pun telah menutup jalur Busway Koridor 1. Dari media dilaporkan begitu banyak masyarakat yang marah karena karena Demo ini selain tidak penting tetapi malah mengganggu aktivitas warga Jakarta dalam kegiatan kesehariannya.
Berdasarkan UU Pemerintahan Daerah baik UU No.32 tahun 2004 maupun Perppu No.1 tahun 2014, Ahok sebagai Wakil Gubernur sebelumnya diharuskan dan diamanatkan oleh UU untuk menggantikan Jokowi sebagai Gubernur. Akan tetapi massa yang menamakan dirinya Gerakan Masyarakat Jakarta (GMJ) tidak perduli dengan Undang-undang yang ada. Mereka menolak Ahok dilantik menjadi Gubernur DKI dengan alasan Ahok adalah Musuh Islam.
Hal ini sungguh keterlaluan sebenarnya. Terlalu diada-adakan. Darimana ada kesimpulan bahwa Ahok adalah Musuh Islam? Massa yang tergabung dalam GMJ ini sudah menggunakan SARA dalam menyalurkan aspirasi politiknya. Mereka sudah melakukan Premanisme dalam berpolitik.
Ternyata setelah ditelusuri, massa yang menamakan dirinya GMJ ini sebagian besar berasal dari FPI dan dan dari kabar burung yang beredar sebagian lagi merupakan massa yang diidentifikasi sebagai pendukung Prabowo (Gerindra) ketika melakukan Demo-demo di Mahkamah Konstitusi beberapa waktu yang lalu ditambah lagi dengan massa pendukung PPP versi muktamar Jakarta.
Beberapa saat sebelumnya FPI sudah beberapa kali berdemo di DPRD DKI untuk masalah yang sama. Bahkan demo terakhir mereka menjadi anarkis dan melukai beberapa orang polisi. Dari kubu FPI pun sudah ada yang ditangkap dimana ternyata diketahui mereka berasal dari luar Jakarta.
Diberitakan dari Kompas.com, Massa GMJ ini berdemo di DPRD DKI dan diterima oleh M. Taufik dan Abraham Lunggana (Haji Lulung). Seperti yang sudah diketahui masyarakat M. Taufik ini adalah Wakil Ketua DPRD DKI yang berasal dari Gerindra. Taufik juga pernah terkait kasus korupsi pada saat menjadi Komisioner KPU DKI. Sedangkan Haji Lulung adalah Anggota DPRD DKI yang berasal dari PPP. Lulung dikenal masyarakat luas sebagai “Penguasa Tanah Abang”. Lulung menguasai Perparkiran dan Perusahaan Keamanan di sekitar Tanah Abang.
Melihat dari latar belakangnya berbagai pihak yang terlibat dalam demo ini sepertinya demo ini sangat kental nuansa politisnya. Dapat disinyalir Demo ini dilegalkan oleh M. Taufik dan Abraham Lunggana yang saat ini menjabat sebagai Anggota dan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta.
Bahkan bisa jadi masyarakat akan berkesimpulan demo massa GMJ ini dibiayai oleh M.Taufik dan didukung penuh oleh Haji Lulung. Selama 1 bulan terakhir M. Taufik sudah melakukan berbagai manuver agar dirinya bisa menjadi Wakil Gubernur DKI, akan tetapi oleh Ahok ditolak mentah-mentah. Bisa jadi demo ini adalah rekayasa M. Taufik untuk menjegal/ membalas dendam kepada Ahok.
Begitu juga dengan Haji Lulung. Setahun yang lalu Ahok pernah berseteru dengan Haji Lulung pada saat Pembersihan PKL dan Perparkiran di kawasan Tanah Abang. Mungkin saja Lulung masih dendam kepada Ahok. Disisi lain Haji Lulung baru saja dipecat oleh kepengurusan PPP yang baru. Lulung sendiri adalah pendukung utama SDA (mantan ketua PPP) yang sangat pro Prabowo. PPP dibawah pimpinan SDA adalah bagian dari KMP. Apalagi Gerindra tentunya.
Yang jelas demo massa yang menamakan dirinya GMJ ini sangat meresahkan masyarakat. Dan sepertinya mereka dilegalkan oleh para Legislatif di DPRD DKI, khususnya M. Taufik dan Haji Lulung. Kalau ini benar maka ini sungguh memalukan bagi DPRD DKI Jakarta. Bukan itu saja, mungkin akhirnya juga berdampak buruk bagi nama Koalisi Merah Putih.
Salam Blogger
Sumber :
http://ift.tt/1pHdWz7
Sumber : http://ift.tt/1zedgRU
Massa ini diberitakan media telah memenuhi Halaman Gedung Rakyat DKI ini. Bahkan saking banyaknya massa telah menimbulkan kemacetan di wilayah Kebon Sirih dan sekitarnya. Polisi pun telah menutup jalur Busway Koridor 1. Dari media dilaporkan begitu banyak masyarakat yang marah karena karena Demo ini selain tidak penting tetapi malah mengganggu aktivitas warga Jakarta dalam kegiatan kesehariannya.
Berdasarkan UU Pemerintahan Daerah baik UU No.32 tahun 2004 maupun Perppu No.1 tahun 2014, Ahok sebagai Wakil Gubernur sebelumnya diharuskan dan diamanatkan oleh UU untuk menggantikan Jokowi sebagai Gubernur. Akan tetapi massa yang menamakan dirinya Gerakan Masyarakat Jakarta (GMJ) tidak perduli dengan Undang-undang yang ada. Mereka menolak Ahok dilantik menjadi Gubernur DKI dengan alasan Ahok adalah Musuh Islam.
Hal ini sungguh keterlaluan sebenarnya. Terlalu diada-adakan. Darimana ada kesimpulan bahwa Ahok adalah Musuh Islam? Massa yang tergabung dalam GMJ ini sudah menggunakan SARA dalam menyalurkan aspirasi politiknya. Mereka sudah melakukan Premanisme dalam berpolitik.
Ternyata setelah ditelusuri, massa yang menamakan dirinya GMJ ini sebagian besar berasal dari FPI dan dan dari kabar burung yang beredar sebagian lagi merupakan massa yang diidentifikasi sebagai pendukung Prabowo (Gerindra) ketika melakukan Demo-demo di Mahkamah Konstitusi beberapa waktu yang lalu ditambah lagi dengan massa pendukung PPP versi muktamar Jakarta.
Beberapa saat sebelumnya FPI sudah beberapa kali berdemo di DPRD DKI untuk masalah yang sama. Bahkan demo terakhir mereka menjadi anarkis dan melukai beberapa orang polisi. Dari kubu FPI pun sudah ada yang ditangkap dimana ternyata diketahui mereka berasal dari luar Jakarta.
Diberitakan dari Kompas.com, Massa GMJ ini berdemo di DPRD DKI dan diterima oleh M. Taufik dan Abraham Lunggana (Haji Lulung). Seperti yang sudah diketahui masyarakat M. Taufik ini adalah Wakil Ketua DPRD DKI yang berasal dari Gerindra. Taufik juga pernah terkait kasus korupsi pada saat menjadi Komisioner KPU DKI. Sedangkan Haji Lulung adalah Anggota DPRD DKI yang berasal dari PPP. Lulung dikenal masyarakat luas sebagai “Penguasa Tanah Abang”. Lulung menguasai Perparkiran dan Perusahaan Keamanan di sekitar Tanah Abang.
Melihat dari latar belakangnya berbagai pihak yang terlibat dalam demo ini sepertinya demo ini sangat kental nuansa politisnya. Dapat disinyalir Demo ini dilegalkan oleh M. Taufik dan Abraham Lunggana yang saat ini menjabat sebagai Anggota dan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta.
Bahkan bisa jadi masyarakat akan berkesimpulan demo massa GMJ ini dibiayai oleh M.Taufik dan didukung penuh oleh Haji Lulung. Selama 1 bulan terakhir M. Taufik sudah melakukan berbagai manuver agar dirinya bisa menjadi Wakil Gubernur DKI, akan tetapi oleh Ahok ditolak mentah-mentah. Bisa jadi demo ini adalah rekayasa M. Taufik untuk menjegal/ membalas dendam kepada Ahok.
Begitu juga dengan Haji Lulung. Setahun yang lalu Ahok pernah berseteru dengan Haji Lulung pada saat Pembersihan PKL dan Perparkiran di kawasan Tanah Abang. Mungkin saja Lulung masih dendam kepada Ahok. Disisi lain Haji Lulung baru saja dipecat oleh kepengurusan PPP yang baru. Lulung sendiri adalah pendukung utama SDA (mantan ketua PPP) yang sangat pro Prabowo. PPP dibawah pimpinan SDA adalah bagian dari KMP. Apalagi Gerindra tentunya.
Yang jelas demo massa yang menamakan dirinya GMJ ini sangat meresahkan masyarakat. Dan sepertinya mereka dilegalkan oleh para Legislatif di DPRD DKI, khususnya M. Taufik dan Haji Lulung. Kalau ini benar maka ini sungguh memalukan bagi DPRD DKI Jakarta. Bukan itu saja, mungkin akhirnya juga berdampak buruk bagi nama Koalisi Merah Putih.
Salam Blogger
Sumber :
http://ift.tt/1pHdWz7
Sumber : http://ift.tt/1zedgRU