Suara Warga

Fahri Hamzah tidak pantas bicara "Blusukan" Menteri-menteri Jokowi

Artikel terkait : Fahri Hamzah tidak pantas bicara "Blusukan" Menteri-menteri Jokowi

Kali ini Fahri Hamzah bicara agak berimbang, baru agak…belum betul-betul berimbang. Politikus Partai Keadilan Sejahtera itu mengapresiasi para menterinya Jokowi yang melakukan blusukan, memang seharusnya cara memberikan penilaian harus begitu, kalau bagus katakan bagus , kalau kurang bagus katakan apa adanya, memang blusukan seperti yang sudah bolak-balik dicontohkan Jokowi sangat efektif untuk melihat lebih luas dan teliti kondisi masyarakatnya. Terutama dalam segi pengawasannya.

Memang betul Fahri ngomong bukan blusukan bukan satu-satunya cara untuk pemecahan persoalan. Fahri ngga ngomong gitu juga, para menteri kabinet kerja Jokowi pasti sangat ..sangat faham, bisa jadi mereka lebih professional dibandingkan Fahri. Kenapa begitu.., Pak Fahri kan selama ini lebih banyak duduk manis di DPR, cuap-cuap, bisik sana bisik sini, yang dibisikin kupingnya agak ngga denger, jadinya nggak pernah nyambung, wong sudah hampir 3 pekan hasil kerjanya juga belum kelihatan, cuman dihabiskan seharian untuk saling sikut-sikutan, senggol-senggolan. Nah kalau terlalu lama senggal-senggolan, bisik-bisikan sesame anggota dewan, laki sama laki, apa kite rakyat di baweh jadi curigaaa, jangan-jangan mereka homo.

Mau bicara tata aturan perundang-undangan lagi, mulutnya bicara, pikirannya melayang, duduk kekenyangan, nah itu lagi teman-teman Bung fahri ngomong nya sama juga, memangnya elu pada sudah siap kerja sih, kite-kite lagi pada nonton elu semua pada berantem mulu, dari pade gue kecipratan bau keringat elu, mendingan kita semua kasih deh waktu anda semua anggota dewan yang ndableg, beresin rumah tangga ente dulu sampai beres, tenang baru para menteri cabinet kerja Jokowi datang ketempat anda, nyambangi dengan baik-baik. Ajaklah bekerja bareng-bareng yang sehat untuk bangsa ini, menuju yang lebih baik.

Bung Fahri regulasinya sudah ada, justru para menteri blusukan, apakah mereka pada ada ketaatan apa malah pada banyak penyelewengan, para menteri cabinet kerja itu tidak ingin penyakit di DPR dari para anggota dewan menular kepada mereka, ternyata benar kebanyakan mereka sudah tertulari firus anggota dewan, ini ngga pilah-pilih, terutama dari teman-teman Fahri Hamzah, selingkuh hal biasa, contohnya selingkah-selingkuh sehingga melahirkan bayi yang cacat jasmani dan rochaninya UU MD3.

Sesekali anda Fahri ikut bersama menteri blusukan, pelanggaran yang mereka lakukan bukan mereka tidak mengerti, tetapi sesungguhnya mereka ngga mau ngerti, aturan sudah ada oleh sebab itu para menteri blusukan, apa mereka taat aturan apa tidak, apa mereka sudah siapkan soal tempat penampungan dengan benar sesuai aturan, mulai dari perbandingan luas penampungan dengan daya tampung, jumlah minimal fasilitas yang harus tersedia, penempatan papan nama. Bagi yang melanggar akan dikenakan sanksi, seperti hasil blusukan menteri tenaga kerja diketemukan penampungan para tki yang tidak manusiawi. Rupanya perilaku para cukong TKI yang meniru perilaku Fahri Hamzah dan kawan-kawan.

Jadi menasehati orang lain ya baik , tapi utamakanlah dahulu nasehati diri anda sendiri, apa sudah patut untuk bisa dijadikan contoh, apa cuman hanya pandai membual doang, ingat para anggota dewan yang terhormat, anda semua digaji dari uang rakyat, uang rakyat yang harus dikeluarkan untuk gaji dan fasilitas seorang anggota dewan berkisar 70 s/d 100 juta rupiah setiap bulannya.

Dan sampai sekarang, sudah hampir sebulan kerja anggota dewan belum menghasilkan apa-apa, hanya terdengar gonjang-ganjing kisruh yang tak berkesudahan, hanya mengutamakan sahwat dan ego kekuasaan. Blusukan tidak diperlukan lagi kalau model manusia seperti Fahri Hamzah sudah taubat nasuha, tidak lagi membodohi rakyat dengan berpura-pura sibuk kerja, tetapi isinya hanyalah mengatur kekuasaan agar tetap ada ditanga dan koalisinya.




Sumber : http://ift.tt/1ov31Yr

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz