DPR Durhaka
Dewan Perwakilan Rakyat merupakan dewan yang anggotanya dipilih oleh rakyat yang dapat dijadikan rakyat untuk menyampaikan aspirasinya. Tetapi DPR sekarang kehilangan imagenya sebagai wadah aspirasi rakyat. DPR yang ada sekarang menjadi sebuah bisnis politik. Mengapa bisnis politik? Ya tentu saja karena bisnis ini dijalankan di bidang politik.
Penghasilan yang sangat besar menjadi motivasi orang-orang dari berbagai golongan untuk dapat menjadi anggota DPR, contohnya saja para Artis yang kini berbondong-bondong menuju senayan. Mereka bukanlah politikus, tetapi mereka memanfaatkan popularitas mereka sebagai artis untuk dipilih oleh rakyat Indonesia menjadi anggota DPR. Bukankah ini sudah dapat dikatakan bahwa DPR sudah mendurhakai amanah rakyat menjadi sebuah bisnis.
Contoh lainnya adalah DPR yang sekarang baru saja dilantik sudah terjadi konflik di internal DPR, konflik ini pun terjadi bukan untuk kepentingan rakyat tetapi kepentingan ego para anggota DPR. Terjadinya konflik ini merupakan konflik kesambungan dari pemilu 2014 ini, yang melibatkan dua koalisi besar antara koalisi Merah Putih yang dimotori oleh partai gerindra dengan koalisi Indonesia Hebat yang dimotori oleh PDIP.
Konflik yang terjadi adalah adanya dualisme kepemimpinan yang terjadi di DPR, konflik ini terjadi karena koalisi Indonesia Hebat menolak untuk mengakui ketua DPR terpilih Setya Novanto yang berasal dari partai golkar yang juga merupakan salah satu koalisi Merah Putih. Oleh karena itu koalisi Indonesia Hebat membuat sebuah DPR tandingan yang diketuai oleh Ida Fauziah politikus asal PKB yang merupakan anggota koalisi Indonesia Hebat itu sendiri. Padahal, susunan anggota DPR yang diketuai oleh Setya Novanto sudah disetujui oleh Presiden Joko Widodo. Ketidak setujuan ini terjadi karena anggota koalisi Indonesia Hebat tidak mendapat jatah sebagai ketua komisi DPR yang semuanya didapat oleh koalisi Merah Putih. Padahal DPR yang ada baru saja terpilih dan dilantik tetapi DPR sudah durhaka terhadap rakyat.
Sebagai wadah aspirasi rakyat DPR harusnya menyingkirkan egonya sebagai anggota partai politik agar tidak ada konflik yang terjadi karena permasalahan partai. Tetapi anggota DPR seharusnya bekerja sebagai pengemban amanah rakyat yang mewakili aspirasi rakyat Indonesia.
Sumber : http://ift.tt/1x2FNvM