Suara Warga

UGM Mau Mengawal Presiden Jokowi ?

Artikel terkait : UGM Mau Mengawal Presiden Jokowi ?



14143399471106572254 UGM harus jadi rujukan bangsa (merdeka.com)



Tahun 2014 ini UGM pernah dua kali tercoreng moreng, satu kali karena kasus plagiat, satu kali lagi kasus penghinaan, dua kasus berat yang seolah menunjukkan kwalitas UGM di mata masyarakat . kasus plagiat membuat UGM babak belur dari sisi akademik, lebih parah lagi kasus kedua kasus penghinaan jelas-jelas menunjukkan kwalitas mental seorang mahasiswa UGM, meski tidak bisa digenaralisir tetap saja kedua kasus itu menyandang nama UGM secara keseluruhan.

Dikaitkan dengan kedua pencitraan negatif seperti diatas, seperti apa negeri ini bila dipimpin oleh alumnus perguruan tinggi yang sudah tercoreng moreng seperti itu ? tambah lagi Presiden Jokowi yang alumnus UGM terkenal dengan kata-katanya “ra urus” dan “rapopo”,

Buat yang anti-amrik, bisa ditambah lagi dengan kedekatan UGM dengan yang berbau amrik, tidak tangggung-tanggung yang datang adalah sekelas petinggi, Bill Gates pernah menyambangi UGM, kemudian yang barusan kemarin datang, Zuckerberg empunya facebook pun menyambangi Pak Jokowi, tidak mau kalah Menlu AS pun memerlukan datang pada pelantikan Presiden Jokowi, hayo ada apa ini ?

UGM bukan perguruan tinggi ingusan , usianya sudah 65 tahun berdiri tahun 19 Desember 1949, dengan usia yang tua itu seharusnya sudah bisa menjadi universitas kelas dunia , bisa dilihat dalam visi dan misinya

“Pada tahun 2007, UGM menyatakan visi untuk menjadi Universitas Riset Kelas Dunia, yang berorientasi untuk memenuhi kebutuhan bangsa, berdasarkan Pancasila (Lima Prinsip Dasar Republik Indonesia). Mengingat pentingnya kegiatan penelitian, UGM telah mengambil beberapa langkah yang menempatkan banyak penekanan pada penelitian. Salah satu langkah ini menyatukan kegiatan penelitian dan pelayanan masyarakat menjadi satu lembaga yang disebut Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM).”

Sayangnya tujuh tahun setelahnya , belum tampak tanda-tanda itu , coba kita telusuri peringkat UGM di dunia perguruan tinggi, ternyata di Asia saja, UGM hanya termasuk di ranking buncit, bisa dilihat disini

National University of Singapore 1

Universiti Malaysia 32

Univrsiti Kebangsaan Malaysia 56

University of Phillipines 63

Universitas Indonesia 71

Institut Teknologi Bandung 125

Universitas Airlangga 127

Universitas Gajah Mada 145

Ditingkat dunia, tidak ada satupun perguruan tinggi di Indonesia yang mampu masuk dalam daftar 200 terbaik, negara tetangga malah lebih dulu masuk , bisa dilihat disini

Massachusetts Institutes Of Technology 1

National University Of Singapore 22

The University Of Tokyo 31

Seoul National University 32

Kyoto University 36

Nanyang Technological Univ 39

Korea Advanced Institute of Science & Technology 51

Tohoku University 73

National Taiwan University (NTU) 76

Pohang University of Science And Technology 86

Nagoya University 103

Shanghai Jiao Tong University 104

Yonsei University 106

Universiti Malaysia 151

Geogertown University 200

Seperti yang dikatakan Anis Baswedan, bahwa pendidikan adalah modal dasar bagi pembangunan bangsa , memang tidak ada kata terlambat Pak Anis ? tapi kita sudah bukan kategori terlambat tapi mengutip bahasa alay “lemot bingits”,

UGM yang 7 (tujuh) tahun setelah pencanangan visi belum ada tanda-tanda menjadi universitas riset kelas dunia, apa ada yang tahu hasil riset kelas dunia yang dihasilkan UGM ? kasih tau dong, wong ranking Asia saja masih buncit.

Apakah UGM memang mau mengawal Presiden Jokowi , 5 tahun kedepan ? tidak tanggung-tanggung rektor UGM Prof Dr Pratikno, direkrut menjadi Mesesneg, apa ada hubungannya ? hubungan yang pasti adalah Pak Pratikno memang punya cita-cita agar UGM menjadi rujukan bangsa , ini kutipannya dari merdeka.com

“UGM harus jadi parameter dan ukuran bagi perguruan tinggi di Indonesia. Mari kita jadikan UGM sebagai rujukan kemajuan bangsa kita,” tegas Pratikno di depan puluhan mahasiswa diiringi tepuk tangan mahasiswa “ Kamis(22/3/12) selengkapnya

Berbaik sangka

Jika pada saat terpilih sebagai rektor UGM , mengajukan gagasan pemikiran kolektif untuk membangun UGM , saat ini sudah waktunya Pak Profesor Pratikno mengembangkan gagasan pemikiran kolektif pada semua perguruan tinggi se Indonesia tidak hanya UGM ,tapi juga UI, ITB,IPB, UNDIP, UNAIR, UNHAS, UNCEN, bersatu secara TSM mengambil langkah patriotik mengangkat harkat martabat bangsa, janganlah kita cuma bisa bilang “tetangga masak gituuu ?”

Salam NKRI…





Sumber : http://ift.tt/1DPNYfE

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz