Suara Warga

Singkirkan Imin, Jokowi Pinjam tangan KPK

Artikel terkait : Singkirkan Imin, Jokowi Pinjam tangan KPK

This is the art of politic. Dengan cara seperti inilah Imin tidak lagi bisa bicara banyak. Kita semua tentunya masih ingat betul beberapa saat yang lalu Imin sudah mencoba melakukan tantangan berupa test case bahwa ia bisa saja menjabat sebagai mentri di kabinet presiden Jokowi nyambi sebagai ketua umum partai politik walaupun sudah berulang kali Jokowi saat itu tidak mengizinkan mentri dikabinetnya kelak merangkap jabatan di partai politik tempatnya bernaung. Imin koar-koar ke sana kemari seakan-akan ingin menantang kebijakan Jokowi.

Imin berkata seperti itu seakan-akan mau berkata kalau misalnya “ Kalau aku mau, emangnya kenapa ? Bukankah PKB sudah banyak berjasa sehingga ikut menentukan Jokowi unggul delapan juta suara di pilpres kemarin ? “ Sehingga Imin ingin menekan presiden Jokowi bahwa PKB berhak mendapatkan jatah kue kemenangan.

Tidak banyak terdengar dari mulut Jokowi respon dari mulutnya terhadap apa yang dilontarkan Imin.

Namun demikian, menjelang sehari sebelum pelantikannya Jokowi mengisyaratkan kepada Imin tunggulah jawaban dari pertanyaan anda beberapa saat lagi ? Isyarat dari Jokowipun tidak membutuhkan waktu terlalu lama akhirnya ada juga jawaban give up dari Imin. Imin menyerah tanpa syarat sambil mengibarkan bendera putih di twitter yang bersangkutan.

Imin ini salah satu politikus muda yang cerdas dan cerdik mirip-mirip Gusdur. Namanya juga politik selama ia masih dalam batas-batas aturan main maka tidak ada masalah apakah akan disebut sebagai penghianat atau penyelamat. Boleh saja mereka bilang Imin menghianati Gusdur, tapi toh dipengadilan Iminlah yang dinyatakan menang. Boleh saja mereka bilang Imin menghianati Rhoma dan Mahfud walaupun kenyataannya tidak ada komitmen yang dilanggar.

Saat ini boleh-boleh saja Jokowi di atas angin karena KPK telah membantu memberikan Jawaban bukan hanya kepada Imin tapi kepada teman-teman koalisi yang lain. Tapi tidakkah ini akan membuat mereka marah. Kita semua bisa menduga apa yang akan terjadi bilamana mereka marah ? Apakah Jokowi akan sanggup menerimanya ? Apakah nanti ini tidak justru menjadi masalah yang besar bagi Jokowi karena telah dengan sengaja menyinggung bos-bos partai ?

Kita semua tentu paham dengan apa yang terjadi dibawah permukaan ? Apa yang terjadi dibelakang layar ? Emangnya Jokowi sekarang sudah bisa disebut sebagai presiden RI karena semata-mata dipilih rakyat apa ? Itulah the real problem yang dihadapi Jokowi ?

Mungkin bahasa ini terlalu kasar : KMP ( Koalisi Merah Putih ) bukanlah musuh yang harus ditakuti tapi musuh sebenarnya Jokowi adalah teman tidur,teman seiring sejalan. Karena itu Jokowi dirasa perlu tetap memasang kewaspadaan tinggi terhadap orang-orang terdekatnya. Bukan tidak mungkin karena merekalah Jokowi jatuh.

Batas-batas antara lawan politik seperti KMP sudah sangat jelas dan itu menguntungkan Jokowi. Kalau memang niat Jokowi tulus ikhlas ingin membangun negeri ini bukankah itu satu keuntungan bila parlemen ketat mengontrol jalannya pemerintahan sehingga tidak ada celah sedikitpun pemerintahan dibawah kendalinya yang bisa berbuat sewenang-wenang dan korup. Dengan bahasa yang berbeda mereka bisa saja dikatakan seebagai sparing partner sehingga terciptanya pemerintahan yang seimbang dan bersih.

Sekarang mereka sudah mempersilahkan kepada pemenang pemilu untuk mengelola sendiri pemerintahannya dengan baik dan benar tanpa keterlibatan mereka.

Sungguh celaka bilamana ada dari mitra koalisi pak Jokowi menganggap ini sebagai kue kekuasaan yang harus dibagi dan mereka merasa berhak mendapat bagian ?

Cirebon, 22 Oktober 2014




Sumber : http://ift.tt/1FF8JfR

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz