Suara Warga

Pak Beye dan Bu Mega Kapan Mau Ketemuan ya????

Artikel terkait : Pak Beye dan Bu Mega Kapan Mau Ketemuan ya????

Setelah adanya pertemuan antara Jokowi dan Prabowo, tentunya rakyat Indonesia merasa “sedikit” lega bahwa ternyata mereka berdua yang walaupun berseberangan dalam politik mampu menekan ego masing2 untuk bertemu dan saling mengucapkan selamat. Tindakan mereka berdua semoga adalah murni dilandasi akan hakikiat manusia untuk saling memaafkan saling menghormati walupun berdiri disisi yang berseberangan tetapi bukan harus saling terus bermusuhan. Pertanyaan yang muncul setelahnya adalah bahwa kita menunggu pertemuan yang lebih besar dan lebih penting antara Bapak Bangsa dan Ibu Bangsa, mengapa disebut bapak dan ibu bangsa karena Pak Beye sudah merupakan ikon Indonesai selama 10 tahun citra Pak Beye yang santun dalam berpolitik tentunya bisa mewakili sosok “bapak” dalam keluarga besar Indonesia. Pun begitu juga dengan Ibu Mega bisa disebut ibu bangsa karena dengan intitusi politiknya berhasil mengantarkan jokowi menjadi Presiden, terlebih lagi Ibu Mega adalah presiden wanita pertama di Indonesia. Kebekuan antara mereka telah berlangsung hampur 10 tahun, terlepas dari berbagai alasan yang mengemuka, alahkah baiknya “kebekuan” itu harus diakhiri. Berkaca dengan pertemuan antara Jokowi dan Prabowo harusnya merekalah yang memberi contoh akan lahirnya rekonsiliasi nasional. Masing-masing harus meninggalkan ego merasa paling benar, merasa paling berkuasa. Dalam hitungan hari Pak Beye sudah tidak menjabat sebagai Presiden kita, tentunya banyak prestasi yang beliau ukir selama 10 tahun, terlepas ada kekurangan disana –sini, kita dapat merasakan kehidupan bernegara yang jauh dari konflik. Pak Beye sebentar lagi posisinya kembali ke masyarakat biasa, sama dengan Ibu Mega. Status mereka selain warga negara biasa ternyata juga adalah ketua umum untuk partai mereka masing. Demokrat dan PDIP. Dengan status yang hampir setara tersebut seharusnya tidak ada sekat lagi antara mereka untuk bertemu. Mungkin dahulu Pak Beye sungkan bertemu karena merasa Presiden. Begitu juga Ibu mega emoh berkunjung ke Istana, karena “mungkin” masih ada ganjalan kecil dihati. Tetapi dengan kesetaraan yang kin melekat harusnya pertemuan itu dapat dilaksanakan. Dengan adanya pertemuan tersebut dapat menjadi role model bagi kami selaku masyarakat, bagi generasi muda khusunya, terlebih lagi para politisi di Senayan. Bahwa permusuhan, dendam, sakit hati, tidak boleh bersemayam terlalu lama dihati. Mereka adalah panutan bagi kelompok mereka sekarang. Tetapi kalau nantinya diberi amanah memimpin negara tentunya sikap dan perilaku mereka disaksikan dan juga mungkin diikuti oleh masyarakat. Bagaimana kita bisa mendamaikan masyarakat apabila pemangku kepentingan tidak mau berdamai atau sekedar bertemu dan bersalaman. Jangan salahkan kami sebagai masyarakat dibawah karena kami hanya melihat contoh yang diatas. Untuk itu kembali ke pertanyaan awal? Setelah Pak Jokowi dan Pak Prabowo memberi kita contoh, Kapan Pak Beye dan Ibu Mega mau ketemuan? Kita rakyat Indonesia menunggu lho…. Salam




Sumber : http://ift.tt/1CuCviS

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz