P3 Napak Tilas Demokrat?
Pernyataan mengejutkan sekaligus menggelikan terlontar dari pucuk pimpinan partai gaek Partai Persatuan Pembangunan (P3) pada menjelang paroh malam ini di tengah-tengah proses marathon sidang paripurna penentuan pimpinan MPR.
Katanya, demi marwah partainya, P3 yang mulanya merupakan anggota Koalisi Merah Putih (KMP) ini, karena merasa dalam proses penentuan pimpinan MPR ditinggalkan oleh KMP maka kali ini partainya terpaksa menyebrang ke kubu Koalisi Indonesia Hebat (KIH).
Katanya lebih lanjut, penyeberangan P3 ini hanya untuk penentuan pimpinan MPR saja, setelahnya partai yang sedang dirundung perpecahan ini akan kembali ke koalisi aslinya, yakni KMP. Karena, katanya pula, sesungguhnya, hati P3 tetap berada di KMP.
Itulah kejutan dan sekaligus lucunya P3 yang tampak “bodoh”. Karena, jika bahasa mimbarnya yang demikian benar-benar tembus hingga di balik mimbar, maka sesungguhnyalah dapat mudah diprediksi bahwa dampaknya lebih banyak ke arah negative bagi P3, baik dalam konstelasi KIH maupun KMP.
Tapi, benarkah langkah P3 ini benar-benar “bodoh”, mengingat jikapun nanti terjadi voting maka sistemnya tertutup sehingga pilihan P3 yang di samping masih berpotensi terbelah antara pendukung dan penentang SDA juga karena tertutup maka tidak akan terdeteksi.
Potensi ini mengingatkan kita pada langkah “cantik” Partai Demokrat pada sidang tentang UU Pilkada.
Sehingga pertanyaannya ialah meski P3 sudah teken kontrak dengan KIH —sebagaimana dilakukan pula dengan KMP— akankah dan mampukah P3 akan menapak-tilasi langkah Partai Demokrat itu sehingga mempecundangi KIH lagi?
Hmmm… tontonan apalagi yang akan tersuguhkan?
Wallohua’lam. Kita tunggu sebentar lagi hasilnya. Salam.***
Sumber : http://ift.tt/1uWAU6v
Katanya, demi marwah partainya, P3 yang mulanya merupakan anggota Koalisi Merah Putih (KMP) ini, karena merasa dalam proses penentuan pimpinan MPR ditinggalkan oleh KMP maka kali ini partainya terpaksa menyebrang ke kubu Koalisi Indonesia Hebat (KIH).
Katanya lebih lanjut, penyeberangan P3 ini hanya untuk penentuan pimpinan MPR saja, setelahnya partai yang sedang dirundung perpecahan ini akan kembali ke koalisi aslinya, yakni KMP. Karena, katanya pula, sesungguhnya, hati P3 tetap berada di KMP.
Itulah kejutan dan sekaligus lucunya P3 yang tampak “bodoh”. Karena, jika bahasa mimbarnya yang demikian benar-benar tembus hingga di balik mimbar, maka sesungguhnyalah dapat mudah diprediksi bahwa dampaknya lebih banyak ke arah negative bagi P3, baik dalam konstelasi KIH maupun KMP.
Tapi, benarkah langkah P3 ini benar-benar “bodoh”, mengingat jikapun nanti terjadi voting maka sistemnya tertutup sehingga pilihan P3 yang di samping masih berpotensi terbelah antara pendukung dan penentang SDA juga karena tertutup maka tidak akan terdeteksi.
Potensi ini mengingatkan kita pada langkah “cantik” Partai Demokrat pada sidang tentang UU Pilkada.
Sehingga pertanyaannya ialah meski P3 sudah teken kontrak dengan KIH —sebagaimana dilakukan pula dengan KMP— akankah dan mampukah P3 akan menapak-tilasi langkah Partai Demokrat itu sehingga mempecundangi KIH lagi?
Hmmm… tontonan apalagi yang akan tersuguhkan?
Wallohua’lam. Kita tunggu sebentar lagi hasilnya. Salam.***
Sumber : http://ift.tt/1uWAU6v