Suara Warga

Mengapa Mereka Dipilih? (Tinjauan Terhadap Kabinet Kerja Jokowi-JK)

Artikel terkait : Mengapa Mereka Dipilih? (Tinjauan Terhadap Kabinet Kerja Jokowi-JK)

Tarik ulur pengumuman menteri kabinet Jokowi-JK sempat membuat banyak pihak penasaran, kapan dan dimana pengumuman akan berlangsung? Sempat jadi buruan awak media, lokasi pelabuhan Tg. Priok pun sudah tertata dengan panggung, lampu sorot, bahkan 34 helm proyek berwarna oranye yang kabarnya akan disematkan ke menteri terpilih nanti. Namun, hingga menjelang pergantian hari, acara tersebut urung terselenggara. Pelabuhan Tg. Priok hanya jadi saksi bisu salah satu tujuan mengingat bersemangatnya Presiden Jokowi mencanangkan kedigdayaan maritim.

Presiden Jokowi sendiri sempat pusing tujuh keliling mengingat begitu banyaknya label merah dan kuning dari 43 calon yang diajukan ke KPK maupun PPATK. Ini memberi tanda Presiden Jokowi ingin para menterinya bersih rekam jejaknya, suatu indikasi bahwa pak Jokowi tidak ingin menata negara dengan sapu yang kotor. Lulus verifikasi KPK dan PPATK sebagai titik awal bagi kita untuk meyakini bahwa kabinet yang dibentuk berisi tokoh yang bersih dan diharapkan bekerja memenuhi harapan rakyat.

Akhirnya waktu yang ditunggu pun tiba. Kemarin, pak presiden dan wapres mengumumkan sekaligus memperkenalkan jajaran anggota kabinetnya yang diberi nama Kabinet Kerja dengan komposisi 4 Menko dan 30 Menteri Kabinet. Dalam suasana yang penuh keakraban, Presiden Jokowi sempat bergurau agar menterinya berlari cepat untuk tampil ketika disebut namanya. Dari 34 menteri kabinet ada 21 tokoh profesional murni non partai dan 13 orang wakil parpol, yang menarik ada 8 orang wanita, bahkan salah satu wanita merupakan menteri Luar Negeri wanita pertama RI, ibu Retno Lestari PM. Nama Susi Pudjiastusti yang terpilih sebagai menteri kelautan dan perikanan juga menjadi sorotan publik, sekalipun hanya mengantongi ijazah SMP, beliau merupakan pengusaha sukses di bidangnya.

Pasca pengumuman ada beragam reaksi para pengamat, umumnya mengatakan kabinet Jokowi-JK tidak terlalu istimewa atau dalam skala penilaian 70-75 point. Reaksi pasar pun diprediksi tidak akan menimbulkan kejutan positif seperti halnya ketika Jokowi menemui Prabowo sebelum dilantik, ataupun reaksi negatif seperti ketika KMP berhasil menguasai Badan Kelengkapan DPR/MPR.

Mengapa mereka akhirnya dipilih? Mengapa bukan putra-putri terbaik bangsa yang terpilih? Saya mencoba membuat beberapa alasan seperti dibawah ini;


  1. Presiden Jokowi melihat dari banyak sisi, termasuk sisi profesionalisme. Tetapi, profesionalisme bukan segalanya. Mungkin saja ada tokoh yang lebih profesional, tapi tidak dipilih beliau karena pertimbangan pak Jokowi bukan hanya sisi profesionalisme semata . Jika memperhatikan kerja pak Jokowi selama ini, kita bisa melihat bahwa langkah-langkah pak Jokowi sering tidak terduga. Kita tidak bisa terlalu cepat membuat penilaian secara subyektif. Yang harus dilihat adalah bagaimana pak Jokowi dan para menterinya melangkah dalam bekerja dan membuat kebijakan. Adalah tidak bijak untuk membuat penilaian sebelum pak Jokowi dan timnya mulai bekerja.

  2. Presiden Jokowi mau tidak mau harus memprioritaskan kestabilan, termasuk secara politis, agar tidak timbul gejolak berkepanjangan yang menghambat kinerja kabinet. Saya menduga bahwa itulah yang mendasari beliau tidak memilih ‘all Jokowi man/woman’ tapi memilih yang paling kondusif di antara berbagai calon yang terbaik. Ini terlihat misalnya ketika beliau mengumumkan Imam Nahrawi sebagai Menpora, bukan Maruarar Sirait, politikus PDIP yang dijagokan banyak pihak. Atau, misalnya ketika beliau menunjuk Lukman Hakim S sebagai Menteri Agama (wakil PPP, menteri era SBY).

  3. Presiden Jokowi bukan sekadar mencari orang yang mumpuni di bidangnya, tetapi terutama yang diharapkan orang yang mau bekerja keras, gesit dan luwes seperti beliau. Pak Jokowi tidak berniat memilih seorang ’superman’. Beliau ingin menunjukkan bahwa kerja nyata melalui tangan pemimpin yang mau bekerja keras, walaupun ia bukan sosok yang hebat dan menonjol, bisa menghasilkan hasil kerja yang luarbiasa, sehingga menciptakan Indonesia Hebat. Jika melihat pola kepemimpinannya yang lalu, tim yang dipilih bukan mereka yang luar biasa, tetapi mereka yang mumpuni dan mau bekerja keras. Terbukti dengan tangan dingin Jokowi, kecemerlangan menghampiri pak Ahok (wagub DKI Jakarta) dan timnya juga pak Rudy (sekarang walikota Solo). Saya sempat berharap Menkeu yang terpilih adalah ibu Sri Mulyani (seperti yang dinanti pasar), tetapi akhirnya beliau memilih Bambang B. Meski belum terlihat kerja nyatanya, tapi dengan segudang keahlian dan pengalaman, kita berharap Menkeu yang baru dapat menghasilkan kerja cemerlang seperti yang sudah ditorehkan bu Sri Mulyani.


Hari ini kita akan menyaksikan para anggota Kabinet Kerja dilantik dan segera mengadakan rapat kabinet perdana yang dipimpin presiden dan wapres baru, Jokowi-JK. Berikan kesempatan mereka bekerja dan menunjukkan hasil yang cemerlang guna membangun Indonesia Hebat. Selamat kepada para menteri terpilih, tunjukkanlah kepercayaan yang telah diberikan dengan memberi bukti, bukan janji!

Selamat pagi Indonesia




Sumber : http://ift.tt/1xtjfRo

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz