Istana " Teuku Umar " Pengaruhi Kabinet Jokowi
Memang benar calon presiden terpilih, Joko Widodo, tidak punya hak penuh menentukan siapa-siapa yang pantas atau tidak pantas dijadikan menteri di kabinetnya.
“Nasibku tergantung Megawati Soekarnoputri. Soal menteri saya lagi speechless (tidak bisa berkata-kata),” demikian komentar polos dari politisi perempuan PDI Perjuangan, Eva Kusuma Sundari, yang diwawancara wartawan soal menguatnya pencalonan dirinya sebagai menteri oleh publik. Baca: RMOL
Presiden Suara Independen Rakyat Indonesia (SIRI), Eggi Sudjana mengatakan, pengumuman kabinet yang terus ditunda mengindikasikan adanya hubungan yang rumit di internal. Berarti Jokowi tidak steril dari intervensi orang-orang terdekatnya.
“Loh, katanya presiden yang mandiri, tegas dan tidak akan menerima bentuk intervensi apapun, tetapi menyusun kabinet saja mencla-mencle. Itu menunjukkan jelas Jokowi presiden boneka. Hak prerogratifnya kalah dengan hak veto ‘Mama Mega’ (Megawati, Ketum PDIP),” kata Eggi dalam rilisnya, Sabtu (25/10). Baca : JPPN
Peneliti Senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Siti Zuhro, menilai Presiden Joko Widodo tidak menggunakan hak prerogatifnya secara maksimal dalam pembentukan kabinet. Menurut Siti, prinsip presidensial tidak tampak dalam proses pembentukan kabinet pemerintahan Jokowi.
“Publik mudah menilai bahwa Jokowi tidak menggunakan hak prerogratifnya sebagai presiden secara utuh,” ujar Siti melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Kamis (23/10/2014) petang. Baca : KOMPAS
Sejumlah relawan pendukung Presiden Joko Widodo yang tergabung dalam Gerakan Dua Puluh Oktober (Geruduk) meminta presiden untuk menggunakan sepenuhnya hak prerogatif untuk memilih menteri-menterinya.
Mereka meminta Jokowi tidak terpengaruh dengan bisikan-bisikan berbagai pihak yang syarat dengan kepentingan sehingga membuat Jokowi terlihat bingung untuk menentukan menterinya.
“Presiden Jokowi hendaknya tidak ragu mengambil keputusan. Gunakan hak prerogatifnya untuk membentuk kabinet yang bekerja berlandaskan Trisakti,” jelas Presidium Seknas Jokowi, Raharja Waluyo Jati saat konferensi pers di Cikini, Jakarta, Sabtu (25/10/2014 ). Baca : OKEZONE
Tarik ulur kepentingan menjadi alasan utama Presiden Jokowi membatalkan pengumuman nama-nama menteri kabinetnya kemarin. Jokowi juga tersandera oleh kepentingan parpol pendukung pada pilpres lalu.
“Konflik atau tarik menarik kepentingan yang sangat tajam. Ini fakta yang tak bisa disangkal, JK punya gerbong, Megawati Soekarnoputri punya gerbong, Jokowi punya gerbong dan gerbong yang disebut sebut sembilan taipan,” kata dosen ilmu politik UIN Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago (Ipang), Kamis (23/10). Baca : RMOL
Sumber : http://ift.tt/1tqHlhM