Suara Warga

Boleh saja hasim hambat Jokowi

Artikel terkait : Boleh saja hasim hambat Jokowi

Di era re formasi dan demokrasi dimana pilpres dilakukan secara langsung, maka setiap rakyat yang punya hak suara dibolehkan bersuara apa saja (secara langsung juga) sejauh tidak melanggar UU yang berlaku di negara ini. Sehingg apabila ada yang mencibir terhadap ucapan Hasim bahwa ia akan menghambat Jokowi sebagai presiden juga boleh-boleh saja dan sah-sah saja, sebagaimana dibolehkannya Hasim bersuara. Sedangkan bagi poros Jokowi jangan keder, jangan alergi bung …inilah demokrasi sejati.

Mengapa Hasim boleh berkata-kata bahwa ia akan menghambat Jokowi sebagai presiden? Pertama, karena negara kita negara demokrasi langsung, sehingga rakyat juga boleh berbicara langsung tanpa perwakilan. Kedua, ia memang rival politiknya, sehingga biasa dalam setiap persaingan akan ada suara yang berbeda dan berseberangan. Ketiga, selama tidak anarkis dan tidak melawan UU yang sedang berlaku. Keempat, biarlah Hasim membuktikan kekuatan dan kesungguhannya. Jika memang ia kuat dan punya massa nyata, serta gerakannya masih on the track (konstitusional) tidaklah masalah, inilah fakta politik dari suatu demokrasi langsung. Kelima, jika poros Jokowi memang lebih kuat dan dapat dukungan nyata dari rakyat, maka pihak Jokowi tidak perlu panik, tidak perlu cemas, bahkan jika ingin menanggapi lakukanlah secara cerdas dan santun, maka rakyat akan makin simpati, tetapi jika dengan cara yang arogan maka akan terlihat siapa sesungguhnya yang dapat menarik hati rakyatnya. Keenam, jika Jokowi tidak membuat pelanggaran terhadap UU maka tidak perlu kawatir. Ketujuh, sekarang jaman sudah berubah, bukan lagi jaman orla maupun orba sehingga Hasim jangan terlena dengan kenangan masa lampau, dan bagi Jokowi juga jangan meniru-niru orba yang anti suara beda. Kedelapan, jatuh menjatuhkan dalam dunia politik itu biasa selama sesuai dengan UU yang berlaku. Ingatlah : (a) Bagaimana Soekarno ditumbangkan di tengah jalan oleh Soeharto dan demo para wanita yang anti poligami pada zamannya. (b) Bagaimana Soeharto ditumbangkan di tengah jalan oleh Amien Rais dan gerakan Mahasiswa Indonesia yang kompak dan serentak. (c) Bagaimana Gus Dur ditumbangkan di tengah jalan oleh Amien Rais dan MPR-RI. Ternyata kesemuanya tidak mengakibatkan perang saudara. Itu juga membuktikan betapa kuat dan adilnya militer di negeri tercinta, serta betapa kuatnya rakyat kita (tidak mudah hancur). Dengan ketiga kejadian tersebut, justru militer telah membuktikan rasa cintanya kepada rakyatnya. Kesembilan, semua rakyat sebaiknya tetap mandiri tidak mengiba kepada negara, rajin bekerja seperti biasanya, dan tidak malas menghadapi kegaduhan politik di negeri ini. Siapapun presiden dan anggota parlemennya, selama ini kita tetap mencari nafkah sendiri untuk anak dan istri tanpa campur tangan langsung oleh mereka, bila perlu kita bisa menghayati pameo “Jangan bertanya negara telah memberikan apa kepadamu, tetapi bertanyalah apa yang telah kamu berikan kepada negara”, itulah prinsip tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.

Semoga para pemimpin di negeri ini semuanya amanah, jujur tidak korupsi dan militer selalu mampu berpihak kepada rakyat. Salam NKRI, damai dan sejahtera semua…aamiin.

Yogyakarta, Jumat, 10 Okt 2014.

Teguh Sunaryo

HP : 085 643 383838




Sumber : http://ift.tt/1xw2aXJ

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz