Suara Warga

Presiden Baru, Cabut Kuku Syiah Iran di Indonesia

Artikel terkait : Presiden Baru, Cabut Kuku Syiah Iran di Indonesia

14097030461018726077

Bukan barang asing lagi, Iran menyebarkan paham syiah mereka melalui lembaga-lembaga budaya di berbagai negara, termasuk Indonesia. Jika syiahisasi terus berlangsung, dapat dipastikan suatu saat terjadi konflik horisontal seperti di Iraq dan Suriah. Saat masih komuntias kecil sekalipun, syiah sudah berbuat ulah di Sampang. Di media sosial, mereka tak sungkan-sungkan menghina para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di bidang politik, mereka sudah berani mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI, seperti Jalaluddin Rakhmat.

Mengingat bahaya ajaran syiah ini, adalah sikap yang sangat bijak dari pemerintah Sudan menutup semua pusat kebudayaan Iran di negerinya. Berikut beritanya:

KIBLAT.NET, Khartoum – Pemerintah Sudan pada Selasa (02/09) mengumumkan telah menutup pusat kebudayaan Iran yang ada di ibukotanya dan cabang-cabang di kota lain. Keberadaan pusat kebudayaan tersebut dinilai menyalahi wewenangnya dan menjadi ancaman sosial dan ideologi bagi negara yang sebagian besar penduduknya adalah Ahlussunnah.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Sudan Youssef Al-Kordofani memberikan pernyataan resmi, sehari setelah media lokal melaporkan pusat kebudayaan Iran di ibukota Khartoum telah ditutup.

Kordofani mengatakan, konsulat dan staf pusat kebudayaan Iran di Khortoum diberi waktu 72 jam untuk meninggalkan Sudan. Dia menambahkan bahwa keputusan ini telah disampaikan kepada Duta Besar Iran di Khortoum.

Keputusan ini diambil setelah pemerintah Sudan melakukan pengawasan ketat terhadap kegiatan pusat kebudayan Iran dan cabang-cabangnya. Sudan menilai lembaga itu telah melakukan penyebaran paham Syiah di negara yang mayoritas penduduknya Sunni tersebut.

“Belakangan disadari bahwa pusat kebudayaan telah menyalahi wewenangnya dan kegiatan-kegiatan yang dilakukannya sedemikian rupa telah menjadi ancaman keamanan sosial dan ideologis Sudan,” kata Al-Kordofani. “Penting bagi Sudan untuk mengambil tindakan dan menutup pusat dan cabang-cabangnya.”

Seorang tokoh Islam terkemuka di Sudan, Abdel-Salam Al-Kisanzani, mengatakan penutupan pusat kebudayan Iran harus diikuti dengan langkah-langkah lainnya, termasuk terhadap tempat ibadah dan sekolah Syiah di Sudan.

“Penutupan ini merupakan langkah positif yang harus didukung,” kata Al-Kisanzani.

***

Semoga pemerintah Indonesia juga mampu bersikap tegas mencabut kuku-kuku syiah Iran yang sudah lama mencengkeram negeri kita. Semoga.

Makassar, 3 September 2014




Sumber : http://ift.tt/1pG8OtP

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz