Prabowo Tidak Akan Memberikan Ucapan Selamat Kepada Jokowi-JK
[1]. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono:
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat pada pasangan presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK). “SBY dan Boediono sudah memberikan selamat kepada Jokowi yang dinyatakan KPU sebagai pemenang pilpres 2014,” kata Juru Bicara Jokowi-JK, Anies Baswedan. “Bahkan, SBY adalah penelepon pertama yang memberikan selamat pada kemenangan Jokowi. SBY menelepon pascapengumuman, saat berada di tangga KPU,” kata Rektor Universitas Paramadina tersebut. (http://ift.tt/1nd1ljP ).
“Tahun 2004 demokrasi pertama kali tetapi berjalan dengan baik meski ada kekurangan di sana sini. Pada 2009, dan kemarin juga damai dan demokratis,” ujar SBY. Tapi tahun ini, kampanye Pilpres 2014 berlangsung sangat ketat. Kondisi ini jauh berbeda saat SBY masih bersaing dengan Megawati Soekarnoputri , Wiranto dan tokoh-tokoh nasional lainnya. Atas alasan itu, SBY menyatakan mengakui kekalahan itu mulia. “Mengakui kekalahan itu mulia. Mengucapkan selamat kepada yang menang itu indah. Allah Maha Besar ketika kita kalah ya memang kalah, kemudian mengucapkan selamat pada yang berhasil maka Allah akan memberikan kemuliaan dan hal yang sama. Mungkin dia juga akan diberi selamat oleh pihak-pihak lain,” lanjutnya. http://ift.tt/1lkIq1I ).
[2]. Pengamat Politik Populi Center Nico Harjanto :
Sebagai negarawan Prabowo Subianto harus segera memberi selamat pada Presiden terpilih Joko Widodo. Jika tidak menerima kekalahan, menurut Nico, Prabowo-Hatta bisa disebut tidak memiliki jiwa ksatria dan jiwa negawaran. Melainkan pemburu kekuasaan yang tidak siapa kalah. “Paling parah bisa dianggap aktor perusak atau musuh demokrasi karena tidak menerima proses demokrasi,” kata Nico. (http://ift.tt/Y9IPzK ).
[3]. Calon Wakil Presiden Hatta Rajasa:
“Bersilaturahim itu penting. Jangan kemudian kita berbeda kemudian tidak bertegur sapa, tidak lagi bisa berjumpa. Pak Jokowi sahabat saya, lama berkomunikasi, hampir terus-terusan, pak JK, saya juga ingin berjumpa. Itulah cara-cara kita berpolitik. Jangan nanti dilihat, tuh lihat pemimpin kita berkompetisi tidak ada lagi silaturahim. Ketemu saja tidak, mengucapkan selamat tidak. Ini tidak baik untuk politik kita. Tujuannya satu mari kita majukan bangsa ini. Saya di dalam twitter sangat jelas, mari kita bersatu menatap ke depan untuk membangun bangsa ini. Jangan tinggalkan tradisi setelah berkompetisi tidak lagi ada silaturahim, tidak ada lagi tegur sapa. Ndak boleh, ndak boleh. Supaya negeri ini teduh. Yang ingin kita menangkan rakyat. Tantangan ke depan itu kan cukup besar. Jadi itu. Saya bersilaturahim, saya sampaikan selamat pak jokowi, sudah selesai di MK dan kita mendoakan bangsa kita maju,” tuturnya.”Mari sama-sama kita bangun negeri ini dalam kapasitas masing-masing. saya ingin mengajak mari kita bangun budaya etika berkompetisi yang sehat. Selesai kompetisi, selesai. Hormati keputusan MK, mari kita sama-sama bangun bangsa ini,” tandas Hatta. http://ift.tt/1sY0SBQ
[4]. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon:
“Kita harus jadi satu kekuatan penyeimbang dengan begitu akan ada kontrol juga. Yang paling penting itu lah” ujar Fadli Zon. Namun, berbeda dengan Hatta, Fadli enggan berkomentar saat disinggung apakah ada rencana Prabowo bertemu Jokowi dan memberi selamat. Menurutnya, siapapun dari koalisi merah putih yang ingin memberi selamat pada Jokowi adalah komunikasi politik pribadi.
“Komunikasi politik setiap orang bisa. Kita hargai sikap politik setiap orang. Ini akan jadi pembelajaran,” ucap Fadli (http://ift.tt/1pCEEYz ).
Partai Gerindra memastikan Prabowo Subianto tidak akan memberikan ucapan selamat kepada presiden dan wakil presiden periode 2014-2019 Jokowi-JK. Hal ini disebabkan Prabowo masih meyakini banyak terjadi kecurangan selama Pilpres 2014. Hal itu disampaikan Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Fadli Zon. Menurutnya hingga saat ini Prabowo menganggap kecurangan secara terstruktur, sistematis dan masif benar-benar terjadi di lapangan. Atas dasar itulah, Prabowo tidak akan memberikan ucapan selamat kepada Jokowi-JK. “Soal ucapan selamat, nggak mungkin kayaknya,” kata Fadli.
Menurutnya hingga saat ini Prabowo menganggap kecurangan secara terstruktur, sistematis dan masif benar-benar terjadi di lapangan. Atas dasar itulah, Prabowo tidak akan memberikan ucapan selamat kepada Jokowi-JK. “Soal ucapan selamat, nggak mungkin kayaknya,” kata Fadli. Meski begitu, kata Fadli, Prabowo tidak menyimpan dendam kepada Jokowi-JK. “Yang pasti kami masih menganggap banyak kecurangan selama Pilpres,” jelasnya. Karena itu, Fadli menegaskan pihaknya akan terus mengawal secara politik melalui lembaga legislatif. “Ya memaksimalkan pengawasan di DPR RI. Tentu akan kita kawal terus,” tandasnya. (http://ift.tt/1sY0QKa ).
[5]. Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Jimly Asshiddiqie :
“Marilah pak Prabowo memberi selamat kepada Jokowi-JK, ini hanya masalah waktu pemberian ucapan selamat”, katanya.
Jimly juga menuturkan bangsa Indonesia baru kali ini mengadakan pemilu dengan dua pasang calon. Hal ini tentu sangat berbeda dengan bangsa Amerika yang telah menjalankan sistem ini sejak lama. Penetapan dua pasangan calon ini diharapkan mampu menjadi pengalaman berharga bagi bangsa Indonesia. “Orang Indonesia ini cepet lupa dan cepat memaafkan. Ini kan lima tahunan, yang kalah sekarang belum tentu kalah besok,”ujar Jimly. (http://ift.tt/1vromBe ).
[6]. Pakar Psikologi Politik UI – Hamdi Muluk :
“Sepertinya, Prabowo hidup dalam realitasnya sendiri. Dia hanya percaya apa yang dianggapnya benar dan tidak memercayai apa yang dianggapnya salah,” kata Hamdi.
Hamdi menilai, upaya apa pun yang dilakukan Prabowo tidak akan mengubah apa pun dari hasil pilpres. Oleh karena itu, dia menyarankan agar Prabowo legawa bahwa dirinya telah gagal untuk menjadi orang nomor satu di negeri ini.
“Upaya hukum tidak ada lagi, ke PTUN salah alamat. Ke DPR kan tidak mungkin. Ini kan cuma satu bulan lagi. Apa alasannya DPR yang baru untuk menggugat hasil pilpres,” ujarnya.
Hamdi menengarai, sikap Prabowo salah satunya disebabkan oleh orang-orang di sekelilingnya. Menurut dia, ada orang-orang yang ingin memanfaatkan mantan Danjen Kopassus tersebut. Baca: “Orang-Orang yang Manfaatkan Prabowo, Sudahlah…” (http://ift.tt/1sY0QKe .)
Kesimpulan :
Sumber : http://ift.tt/Y9IPzN