Pilkada oleh DPRD, Belum Tentu KMP Menang
Koalisi Merah Putih makin menunjukkan “soliditas” nya setelah mereka solid kalah dalam pilpres kemarin. Berbagai manuver dilancarkan di gedung DPR. Walaupun masa kerjanya tidak lama lagi, mereka toh mengejar untuk mengesahkan beberapa RUU yang strategis untuk langkah-langkah selanjutnya, yang katanya menjadi penyeimbang. Untuk maksud penyeimbang ini, selayaknya Jokowi-JK berterimakasih, karena kalau seimbang tentu akan stabil tidak goyah.
Tadi pagi entah kemarin, saya menonton televisi. KMP melakukan pertemuan setelah Ahok menyatakan mundur dari Partai Gerindra. Diwawancarailah tokoh reformasi Amien Rais tentang RUU Pilkada. Katanya beliau, RUU ini adalah masalah ideologis, bukan masalah kekuasaan, yang katanya lagi itu remeh temeh. Pantas saja kalah kalau kekuasaan dianggap remeh oleh beliau ini, tetapi ya tetap juga pernah nyapres dan ketum PAN kemarin ikut pilpres.
Masa sih tidak ada hubungannya dengan perebutan kekuasaan di daerah?
Tapi ya masa tidak percaya sama tokoh sekaliber Pak Amien Rais, oke saya percaya sajalah.
Andaikan itu tentang masalah kekuasaan di daerah, anggota KMP juga tidak boleh terlalu yakin kalau akan memenangi pilkada. Kenapa?
Berkaca dari Koalisi yang dibangun Pak SBY. Apa yang kurang disana? Kursi sudah diberikan. Kekuasaan dibagi-bagi oleh Pak SBY. Tapi…ya tapi tetap saja koalisinya berantakan. Pusing juga Pak SBY dibikinnya. Nah, KMP ini, besok-besok para Ketum dan DPP nya sudah berganti. Haluan bisa ganti juga tergantung forum tertinggi partai masing-masing.
Apalagi di daerah. Para anggota DPRD itu mana bisa diatur-atur, mereka akan punya kepentingan tersendiri.
Kecuali di RUU itu dimuat juga, bahwa pemilihan kepala daerah itu harus dilakukan dengan voting terbuka, mungkin bisa yakin menang. Kalau tertutup, belum tentu bos.
Lanjutkan!
Sumber : http://ift.tt/1qnzjEH
Tadi pagi entah kemarin, saya menonton televisi. KMP melakukan pertemuan setelah Ahok menyatakan mundur dari Partai Gerindra. Diwawancarailah tokoh reformasi Amien Rais tentang RUU Pilkada. Katanya beliau, RUU ini adalah masalah ideologis, bukan masalah kekuasaan, yang katanya lagi itu remeh temeh. Pantas saja kalah kalau kekuasaan dianggap remeh oleh beliau ini, tetapi ya tetap juga pernah nyapres dan ketum PAN kemarin ikut pilpres.
Masa sih tidak ada hubungannya dengan perebutan kekuasaan di daerah?
Tapi ya masa tidak percaya sama tokoh sekaliber Pak Amien Rais, oke saya percaya sajalah.
Andaikan itu tentang masalah kekuasaan di daerah, anggota KMP juga tidak boleh terlalu yakin kalau akan memenangi pilkada. Kenapa?
Berkaca dari Koalisi yang dibangun Pak SBY. Apa yang kurang disana? Kursi sudah diberikan. Kekuasaan dibagi-bagi oleh Pak SBY. Tapi…ya tapi tetap saja koalisinya berantakan. Pusing juga Pak SBY dibikinnya. Nah, KMP ini, besok-besok para Ketum dan DPP nya sudah berganti. Haluan bisa ganti juga tergantung forum tertinggi partai masing-masing.
Apalagi di daerah. Para anggota DPRD itu mana bisa diatur-atur, mereka akan punya kepentingan tersendiri.
Kecuali di RUU itu dimuat juga, bahwa pemilihan kepala daerah itu harus dilakukan dengan voting terbuka, mungkin bisa yakin menang. Kalau tertutup, belum tentu bos.
Lanjutkan!
Sumber : http://ift.tt/1qnzjEH