Suara Warga

Pilkada Langsung yang Tak Langsung

Artikel terkait : Pilkada Langsung yang Tak Langsung

Ngomongin pilkada langsung dan tak langsung yang heboh saat ini menurut penulis adalah hal paling menjengkelkan. Bagaimana tidak, apa sih yang sudah dihasilkan oleh kedua jenis pilkada itu? Dulu kita pernah menggunakan pilkada oleh DPRD lalu kita merubahnya menjadi pilkada langsung oleh rakyat, dan pertanyaannya apakah hasil dari kedua jenis pilkada itu? Apakah lalu kehidupan rakyat jadi berubah menjadi lebih baik dengan salah satu pilkada tadi? Saya kira kehidupan rakyat tak jauh beda dengan semua sistem pilkada yang telah ada. Rakyat masih saja banyak yang hidup dibawah standar kesejahteraan.



Jadi menurut penulis, tak usah lagi berdebat atau jadi ikut terlibat dalam perdebatan tentang pilkada langsung atau tak langsung yang toh tak ada hasilnya ini. Kan percuma saja capek – capek berdebat kalau toh hasilnya nihil. Langsung dan tak langsung adalah jenis sarana demokrasi yang sebenarnya hal sekunder. Yang harus lebih kita perhatikan seharusnya adalah esensi dari berdirinya negara ini dalam pembukaan UUD 1945 yaitu memajukan kesejahteraan umum dan kecerdasan bangsa. Apakah kedua jenis demokrasi ini sudah mencapai cita – cita negara itu? Saya kira belum tuh.


Sekarang mengenai langsung dan tak langsung. Saya kira selama sejarah penyelenggaraan pemilu di republik ini kita tak pernah memilih secara langsung. Kita itu dipilihkan oleh partai. Orang yang kita coblos itu adalah pilihan partai, bukan pilihan kita. True?? Jadi benarlah apa yang dikatakan Najwa Shihab di acara Mata Najwa kemarin malam ( edisi 17/9/2014), bahwa langsung dan tak langsung itu hanya sebuah cara berdemokrasi dalam memilih pemimpin. Tapi bagaimana cara ini bisa efektif kalau partai dan calonnya sebagai komponen dasar demokrasi itu sudah tak punya legitimasi lagi dimata rakyat??




Sumber : http://ift.tt/1r2WGBh

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz