Pengakuan Jujur Ahok, Untung Demiz Bukan DKI 2
Saat melihat wawancara eksklusif di Metro TV terhadap wakil gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau panggilan populernya Ahok, saya sudah tau kalo sebenarnya yang dicalonkan untuk DKI 2 (wakil gubernur DKI) adalah Deddy Mizwar (Demiz). Bukan apa-apa, masalahnya saya pernah menulis tentang Demiz dan side jobnya, terbayang jika seandainya demikian, pasti ada dampak lebih serius buat kepemimpinan di ibukota negara ini.
Beberapa dampak yang terpikir oleh saya sebagai berikut. Yuk, cekidot;
Karena sudah ada 5 alasan berarti sudah sesuai dengan Pancasila, sebab itu saya menyebut 3x nama mbak Ellen Maringka, supaya beliau juga nyasar ke tulisan saya yang menarik (menurut saya lho!) hehehe
Menutup tulisan saya, dengan keluarnya Ahok dari Gerindra seharusnya menjadi refleksi bagi partai Gerindra bukan terus menuding dan mencari kambing hitam dengan adu argumen, yang tujuannya merusak kredibilitas pak Ahok. Ingatlah, bahwa kredibilitas seseorang terbangun dan teruji lewat kinerja yang terbukti dan konsisten dalam bersikap. Semoga sikap pak Ahok didukung dan diteladani pejabat publik lainnya agar bersikap pro rakyat, bukan pro partai apalagi pro kantong (pribadi dan atau keluarga).
Selamat malam Indonesia
Sumber : http://ift.tt/1AC849D
Beberapa dampak yang terpikir oleh saya sebagai berikut. Yuk, cekidot;
- Jokowi sebagai gubernur DKI rajin blusukan, sementara Demiz juga kemungkinan akan makin rajin dan laris jadi bintang iklan ataupun memenuhi permintaan syuting . Bukan rahasia lagi, produser dan rumah produksi akan berlomba meminta beliau karena selain bisa laris iklannya ataupun sinetronnya, jadi celah untuk sebut saja istilahnya gratifikasi. “Aku memberi kamu beri sesuatu dengan jabatanmu”, itulah yang dilarang dan bisa kena semprit KPK (dengan nama lain Komisi Pencari Keadilan) wkwkwk
- Gak ada yang ngomel-ngomel tiap hari, atau minimal ada sekali dalam sebulan. Bayangkan, pak Jokowi yang dimarahin aja masih senyum, sementara bang Demiz juga orang yang ramah. Penduduk Jakarta yang biasa sering sensi menghadapi macet ibukota apalagi suasana banjir (kecuali banjir duit dan hadiah) akan makin sensi karena dipimpin orang-orang yang sabar. Kira-kira mau marahnya sama siapa dan kemana pulak?
- Penduduk Jakarta yang sudah stres menghadapi macet dan banjir, tidak akan ada jaminan stres berkurang meskipun melihat sinetron yang dibintangi wagubnya sendiri. Apalagi kalo bawahan wagub ikut-ikutan bermain sinetron, maka yang bisa dilakukan warga Jakarta bersinetron pulak. Berapa banyak episode sandiwara yang terjadi di rumah tangga, di sekolah, di pusat layanan publik, dll. Pendek kata di semua tempat yang terkait dengan kinerja yang lemah dan lambat, untuk panjang katanya silahkan masukkan dalam komentar di bawah. Wkwkwk
- Salah satu cara mengurangi stres adalah menonton acara yang bergenre humor atau membaca tulisan hiburan seperti tulisan Pakde Kartono, guru saya yang sekalipun narsis tapi pintar, humoris dan mapan. Yang lain-lain tidak perlu disebutkan karena beliau juga tidak mau diusik daripada nanti beliau menghilang kembali berhari-hari apalagi jika bawa rombongan lain yang belum muncul sampe sekarang. LOL
- Gerindra belum tentu moncer seperti sekarang. Kalo pileg diulang sekalipun, apakah menjamin Gerindra memperoleh suara dengan peringkat 3 terbesar? Bukankah sumbangan suara di Jakarta termasuk bagian ‘jualan’ yang dimaksud pak Ahok dengan mendapat 15 kursi dan peringkat ke 2? Bandingkan dengan perolehan Gerindra 5 tahun lalu. Seharusnya justru Gerindra berterima kasih dengan kinerja Ahok, yang mau tidak mau membuat partainya kecipratan popularitas karena keringat pak Ahok.
Karena sudah ada 5 alasan berarti sudah sesuai dengan Pancasila, sebab itu saya menyebut 3x nama mbak Ellen Maringka, supaya beliau juga nyasar ke tulisan saya yang menarik (menurut saya lho!) hehehe
Menutup tulisan saya, dengan keluarnya Ahok dari Gerindra seharusnya menjadi refleksi bagi partai Gerindra bukan terus menuding dan mencari kambing hitam dengan adu argumen, yang tujuannya merusak kredibilitas pak Ahok. Ingatlah, bahwa kredibilitas seseorang terbangun dan teruji lewat kinerja yang terbukti dan konsisten dalam bersikap. Semoga sikap pak Ahok didukung dan diteladani pejabat publik lainnya agar bersikap pro rakyat, bukan pro partai apalagi pro kantong (pribadi dan atau keluarga).
Selamat malam Indonesia
Sumber : http://ift.tt/1AC849D