Mau yang Loyal? Pelihara Anjing Saja
“Hanya ada satu hal yang kunilai di dunia ini, yaitu kesetiaan. Tanpa itu, kau bukan siapa-siapa dan kau tak punya siapapun,”
Kalimat itu adalah penggalan dari ‘ceramah’ Paul Zara (Philip Seymour Hoffman) kepada Stephen Meyers (Ryan Gosling), dalam film Ides of March.
Dalam film ini, diceritakan Paul dan Meyers adalah duet senior-junior yang menjadi tim kampanye calon presiden dari partai Demokrat, Mike Morris (George Clooney).
Kalimat itu disampaikan Paul, sesaat sebelum memecat Meyers dari tim kampanye, karena dianggap tidak loyal. Setelah Meyers, diam-diam bertemu dengan Tom Duffy (Paul Giamatti), manajer tim kampanye calon presiden lainnya.
Bagi Paul, loyalitas adalah segalanya dalam politik. Bahkan, menurutnya, masih dalam rangkaian dialog yang sama, kesetiaan atau loyalitas adalah satu-satunya mata uang yang bisa diandalkan di dunia politik.
georgekelley.org
Menarik memang, betapa loyalitas dianggap sebagai sesuatu yang penting dalam politik bagi karakter Paul. Sesuatu yang di dunia nyata, justru sudah dilupakan oleh para politikus.
Saat ini, mana ada politikus yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai loyalitas. Bagi mereka, satu-satunya loyalitas adalah pada kepentingan. Jika mereka masih punya kepentingan, mereka akan setia. Jika kepentingan itu sudah tidak ada, maka hubungan juga berakhir.
Dari pemilu presiden di Indonesia, saya sebenarnya sempat salut ketika koalisi merah putih secara kompak menyatakan diri untuk menjadi ‘oposisi’. Saya waktu itu menganggap, inilah bentuk loyalitas.
Akan tetapi, belakangan, melihat manuver yang dilakukan oleh petinggi sejumlah parpol yang tergabung dalam koalisi merah putih. Pupus sudah harapan saya untuk melihat nilai-nilai loyalitas secara nyata.
Idiom yang menyatakan tidak ada yang abadi dalam politik, sepertinya memang pas untuk dunia politik di Indonesia. Bagi politikus Indonesia, satu-satunya yang abadi adalah kepentingan.
Tidak heran, jika salah seorang kenalan yang juga politikus amatiran pernah berkelakar. “Kalau mau yang loyal, pelihara anjing saja,” ujarnya sambil terkekeh.
Sumber : http://ift.tt/1mxYYtR
Kalimat itu adalah penggalan dari ‘ceramah’ Paul Zara (Philip Seymour Hoffman) kepada Stephen Meyers (Ryan Gosling), dalam film Ides of March.
Dalam film ini, diceritakan Paul dan Meyers adalah duet senior-junior yang menjadi tim kampanye calon presiden dari partai Demokrat, Mike Morris (George Clooney).
Kalimat itu disampaikan Paul, sesaat sebelum memecat Meyers dari tim kampanye, karena dianggap tidak loyal. Setelah Meyers, diam-diam bertemu dengan Tom Duffy (Paul Giamatti), manajer tim kampanye calon presiden lainnya.
Bagi Paul, loyalitas adalah segalanya dalam politik. Bahkan, menurutnya, masih dalam rangkaian dialog yang sama, kesetiaan atau loyalitas adalah satu-satunya mata uang yang bisa diandalkan di dunia politik.
Menarik memang, betapa loyalitas dianggap sebagai sesuatu yang penting dalam politik bagi karakter Paul. Sesuatu yang di dunia nyata, justru sudah dilupakan oleh para politikus.
Saat ini, mana ada politikus yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai loyalitas. Bagi mereka, satu-satunya loyalitas adalah pada kepentingan. Jika mereka masih punya kepentingan, mereka akan setia. Jika kepentingan itu sudah tidak ada, maka hubungan juga berakhir.
Dari pemilu presiden di Indonesia, saya sebenarnya sempat salut ketika koalisi merah putih secara kompak menyatakan diri untuk menjadi ‘oposisi’. Saya waktu itu menganggap, inilah bentuk loyalitas.
Akan tetapi, belakangan, melihat manuver yang dilakukan oleh petinggi sejumlah parpol yang tergabung dalam koalisi merah putih. Pupus sudah harapan saya untuk melihat nilai-nilai loyalitas secara nyata.
Idiom yang menyatakan tidak ada yang abadi dalam politik, sepertinya memang pas untuk dunia politik di Indonesia. Bagi politikus Indonesia, satu-satunya yang abadi adalah kepentingan.
Tidak heran, jika salah seorang kenalan yang juga politikus amatiran pernah berkelakar. “Kalau mau yang loyal, pelihara anjing saja,” ujarnya sambil terkekeh.
Sumber : http://ift.tt/1mxYYtR