Lagi Musim Main Usir
Sebetulnya tidak ada yang istimewa dengan kabar ini, “Adian Napitupulu Diusir Paspampres Pengawal Jokowi.” Hanya saja, saya tak kuasa menahan tawa. Gatal rasanya tangan ini jika tidak berkomentar.
Bagaimana tidak, Adian sang caleg terpilih PDIP adalah salah satu timses Jokowi di pilpres lalu. Sebagai juru debat di berbagai acara, on air dan off air, Adian termasuk salah satu yang handal “bersilat lidah.” Nama aktivis 98 ini moncer tatkala di acara Mata Najwa dianggap berhasil mempermainkan politisi PPP, Ahmad Yani dengan argumennya yang, menurut saya, mirip argumen debat kusir saja.
Jika boleh mengklaim secara sepihak, Adian bisa jadi salah satu politisi yang layak diberi reward oleh Jokowi, karena ia salah satu yang gigih dan tangguh berdebat untuk kemenangan Jokowi. Tapi apa hendak dikata, alih-alih mendapat reward, Adian malah diusir oleh anggota pasukan pengawal presiden yang mengawal Jokowi di acara peluncuran single grup band Slank, di Auditorium RRI, Jakarta.
Hadeuhh..kocak banget deh ah!
Terang saja Adian berang mendapatkan perlakuan itu. Mungkin dipikirnya, “aku ini timses Jokowi, masak kau usir-usir!”
Yang membuat Adian tambah marah adalah perlakuan diskriminatif paspampres bernama Ryan tersebut diterangainya bukan salah faham semata. Walaupun Adian yakin tidak ada hubungannya dengan Jokowi karena tak mungkin Jokowi mengusirnya.
“Saya ini mendukung Jokowi tidak hanya saat Pilpres, tapi juga sejak beliau menjadi calon Gubernur. Kenapa masih dicurigai,” seloroh Adian.
Saat datang ke acara Adian mengenakan jaket kulit. Namun kalau masalah jaket, ia melihat para undangan yg datang menggunakan berbagai macam jenis dan model pakaian ada jas, batik, kemeja tapi tidak sedikit juga yang gunakan kaos oblong, bahkan kaos you can see hingga rok mini di atas lutut.
“Ini bukan kesalahpahaman biasa,” kata Adian tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Menurut saya sih Adian tak perlu berlebihan. Mungkin anggota paspampres itu memang tak mengenali Adian. Seorang pengawal presiden pasti sibuk, mungkin tak sempat berlama-lama nonton TV, jadi tak pernah melihat Adian di layar kaca.
Pastinya sang paspampres melihat gelagat mencurigakan dan ia berinisiatif meminta Adian membuka jaket. Kalau saja Adian membuka jaketnya mungkin tak akan diusir. Tapi karena ngotot enggan membuka jaket, terjadilah insiden pengusiran itu.
Ah penting gak sih ngebahas ini? Gak penting blasssss…!
Hanya saja, soal usir-mengusir ini saya juga jadi ingat berita “pengusiran” relawan 88 Jokowi (Boni Hargens dkk) yang hendak masuk ke Rumah Transisi. Lalu, jadi ngeh juga berita “pengusiran” tim Transisi yang dinilai seenaknya nyelonong ke menteri-menteri kabinet SBY.
Kok jadi sering usir-mengusir ya belakangan ini! Lagi musim kali ya! Oh ya, Karen Agustiawan juga isunya “diusir” dari Pertamina.
Sumber : http://ift.tt/1lPdHzX
Bagaimana tidak, Adian sang caleg terpilih PDIP adalah salah satu timses Jokowi di pilpres lalu. Sebagai juru debat di berbagai acara, on air dan off air, Adian termasuk salah satu yang handal “bersilat lidah.” Nama aktivis 98 ini moncer tatkala di acara Mata Najwa dianggap berhasil mempermainkan politisi PPP, Ahmad Yani dengan argumennya yang, menurut saya, mirip argumen debat kusir saja.
Jika boleh mengklaim secara sepihak, Adian bisa jadi salah satu politisi yang layak diberi reward oleh Jokowi, karena ia salah satu yang gigih dan tangguh berdebat untuk kemenangan Jokowi. Tapi apa hendak dikata, alih-alih mendapat reward, Adian malah diusir oleh anggota pasukan pengawal presiden yang mengawal Jokowi di acara peluncuran single grup band Slank, di Auditorium RRI, Jakarta.
Hadeuhh..kocak banget deh ah!
Terang saja Adian berang mendapatkan perlakuan itu. Mungkin dipikirnya, “aku ini timses Jokowi, masak kau usir-usir!”
Yang membuat Adian tambah marah adalah perlakuan diskriminatif paspampres bernama Ryan tersebut diterangainya bukan salah faham semata. Walaupun Adian yakin tidak ada hubungannya dengan Jokowi karena tak mungkin Jokowi mengusirnya.
“Saya ini mendukung Jokowi tidak hanya saat Pilpres, tapi juga sejak beliau menjadi calon Gubernur. Kenapa masih dicurigai,” seloroh Adian.
Saat datang ke acara Adian mengenakan jaket kulit. Namun kalau masalah jaket, ia melihat para undangan yg datang menggunakan berbagai macam jenis dan model pakaian ada jas, batik, kemeja tapi tidak sedikit juga yang gunakan kaos oblong, bahkan kaos you can see hingga rok mini di atas lutut.
“Ini bukan kesalahpahaman biasa,” kata Adian tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Menurut saya sih Adian tak perlu berlebihan. Mungkin anggota paspampres itu memang tak mengenali Adian. Seorang pengawal presiden pasti sibuk, mungkin tak sempat berlama-lama nonton TV, jadi tak pernah melihat Adian di layar kaca.
Pastinya sang paspampres melihat gelagat mencurigakan dan ia berinisiatif meminta Adian membuka jaket. Kalau saja Adian membuka jaketnya mungkin tak akan diusir. Tapi karena ngotot enggan membuka jaket, terjadilah insiden pengusiran itu.
Ah penting gak sih ngebahas ini? Gak penting blasssss…!
Hanya saja, soal usir-mengusir ini saya juga jadi ingat berita “pengusiran” relawan 88 Jokowi (Boni Hargens dkk) yang hendak masuk ke Rumah Transisi. Lalu, jadi ngeh juga berita “pengusiran” tim Transisi yang dinilai seenaknya nyelonong ke menteri-menteri kabinet SBY.
Kok jadi sering usir-mengusir ya belakangan ini! Lagi musim kali ya! Oh ya, Karen Agustiawan juga isunya “diusir” dari Pertamina.
Sumber : http://ift.tt/1lPdHzX