Suara Warga

Inilah 10 Kandidat Menteri Dari PKB

Artikel terkait : Inilah 10 Kandidat Menteri Dari PKB


14103638711680051503Ketum PKB Muhaimin Iskandar (sumber; dpp.pkb.or.id)


Meskipun gaji menteri terbilang sangat kecil hanya mencapai kisaran angka 19 juta per bulan, namun tunjangan dan dana operasional lainnya yang bisa mencapai nominal angka 48,7 juta per hari , menjadikan posisi menteri menjadi incaran banyak kalangan, termasuk para politisi dan kader partai politik termasuk salah satunya PKB yang menjadi salah satu partai pendukung koalisi Jokowi-JK ini kabarnya sudah menyiapkan 10 nama untuk diajukan sebagai menteri. Ketum PKB Muhaimin Iskandar menegaskan, sebenarnya belum ada pembicaraan soal penyusunan kabinet. Namun, Cak Imin (panggilan akrab Muhaimain) memang sengaja menyiapkan kader yang dianggapnya kompeten untuk diajukan sebagai menteri.


“Belum ada pembicaraan kader kompeten dan leadership,” jelas Cak Imin. Cak Imin menegaskan, semua kader yang terpilih sebagai menteri nantinya harus tunduk kepada Presiden Jokowi. “Banyak sekali dari PKB, intinya kita siapkan sebaiknya kader partai bisa pengurus dan non pengurus. Kita belum berani mengerucutkan biarkan mengalir. 5 sampai 10 orang kita disiapkan,” kata Ketum PKB, Muhaimin Iskandar sebagaimana dilansir situs resmi DPP PKB . Cak Imin sendiri enggan menyebutkan nama-nama tersebut.


Berikut ini daftar nama kandidat menteri dari PKB, sebagian merupakan hasil rilis resmi DPP PKB dan sebagian yang lain versi penulis :


1. Muhaimin Iskandar (Ketum PKB); Merupakan salah satu politisi senior yang paling moncer sepanjang era reformasi. Ia juga berhasil terpilih kembali menjadi anggota DPR RI untuk yang ketiga kalinya sekaligus terpilih kembali memimpin PKB 5 tahun ke depan (2014-2019), Cak Imin yang kini masih menjabat Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) sejak 22 Oktober 2009 paling berpeluang mendapat jatah menteri dari Jokowi-JK. Alhasil Jokowi-JK menang, maka Muhaimin Berhasil Ciptakan Hatrick Politiknya , dan sebagai ketum partai koalisi, jabatan Menko (Kesra) layak disandangnya.


2. Rusdi Kirana (Wakil Ketua PKB); Tokoh kontroversial, banyak kalangan yang bertanya-tanya, seorang Rusdi Kiranan yang tidak pernah mengikuti pengkaderan internal di PKB secara berjenjang, tiba-tiba saja taipan yang juga bos Lion Air ini langsung dinobatkan menjadi wakil ketua. Entah berapa mahar yang diberikan Rusdi ke DPP PKB, untuk NU saja dia berani gelontorkan 1 triliun. Jadi untuk PKB sekurang-kurangnya sama dengan untuk NU bahkan bisa lebih. Terlebih namanya kini masuk dalam bursa 3 besar kandidat menteri dari PKB. Tak ada makan siang gratis tentunya bukan? Sebagai sosok yang berbasis usahawan, maka jabatan sekelas Menteri Perdagangan dan yang sejenisnya layak diincarnya.


3. Imam Nahrawi (Sekjend PKB); Dia adalah direktur intervensi Surabaya dan CV. Alhidayah Surabaya. selain itu tak sedikit organisasi yang ditekuninya, antara lain dia pernah menjabat sebagai ketua PMII Jatim 1997 dan Ketua umum DKN Garda Bangsa pada 2002. Pria kelahiran Bangkalan yang pernah menjabat sebagai Ketua DPW PKB Jawa Timur ini memiliki gagasan untuk mengembalikan peran politik sipil secara partisipatif demi terwujudnya aspirasi rakyat yang reformatif. serta mengembalikan citra lembaga dan pribadi legislatif sebagai wakil rakyat yang hakiki. Imam mempunyai strategi khusus dalam memenangkan pemilu 2014. Meniti karir politik dari daerah hingga pusat secara berjenjang, menunjukkan Imam merupakan sosok pekerja keras. Jabatan Menakertrans pantas diimpikannya bersama Jokowi-JK.


4. Khofifah Indar Prawansa (Ketua Muslimat NU); Pada 1992, Khofifah terpilih sebagai anggota DPR RI dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) periode 1992 – 1998, dan merupakan anggota dewan paling vokal yang berani mengkritik orde baru secara langsung pada waktu itu. Namun, perubahan peta politik pasca lengsernya rezim orde baru membuatnya keluar dari PPP dan hijrah ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Pada periode 1998-2000, ia kembali duduk di DPR dari PKB. Sosok alumni Pascasarjana FISIP UI ini kembali menunjukkan kiprahnya setelah dilantik sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan pada masa pemerintahan Presiden KH. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Karir Khofifah terbilang moncer, dari 1992-1997 menjadi Pimpinan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan DPR RI, mulai 1995-1997 menjadi Pimpinan Komisi VIII DPR RI, tahun 1997-1998 menjadi Anggota Komisi II DPR RI, tahun 1999 menjabat Wakil Ketua DPR RI, dari tahun 1999-2001 dipercaya menjabat Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, tahun 1999-2001 dipercaya menjadi Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, tahun 2004-2006 menjadi Ketua Komisi VII DPR RI, tahun 2004-2006 menjabat Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa MPR RI, dan tahun 2006 Anggota Komisi VII DPR RI. Berdasarkan rekam jejaknya ini, Khofifah layak kembali menduduki jabatan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, ataupun Mensos. Cak Imin sendiri sangat berharap ada kader perempuan PKB yang duduk di posisi menteri kebinet Jokowi-JK.


5. Dr. Ali Maschan Moesa (Politisi PKB); Prof. Dr. H. Ali Maschan Moesa, M.Si., atau yang lebih akrab disapa Ali Maschan Moesa adalah anggota DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa. Lahir di Tulungagung, Jawa Timur tepat pada 1 Januari 1956 merupakan anggota dari Komisi VIII DPR yang membidangi urusan agama, perempuan dan bencana alam. Selain dikenal sebagai seorang politisi, Moesa juga dikenal sebagai seorang ulama sekaligus akademisi. Guru besar bidang Sosiologi Bahasa ini memulai langkah politiknya dengan mengikuti pemilihan Gubernur Jawa Timur pada tahun 2008. Ali Maschan Moesa adalah kakak kandung dari anggota BPK dan mantan Wakil Ketua Umum DPP PKB, Ali Masykur Moesa. Selain ulama dan akademisi, Ali Moesa pernah menjadi dosen Sosial Agama di PPS IAIN pada 2006. Kiprah Moesa dalam bidang pendidikan mencapai puncak dengan dikukuhkannya pria yang juga menjabat anggota Badan Kehormatan DPR ini sebagai Guru Besar IAIN Sunan Ampel Surabaya pada 2011 lalu. Berdasar latar belakang tersebut ia layak dikandidatkan sebagai Menteri Agama / Menteri Pendidikan.


6. Helmy Faisal Zaini (Menteri PDT); Helmy lahir di Cirebon, 1 Agustus 1972. Ia menghabiskan masa kecilnya di Babakan, Cirebon. Helmy mendapatkan gelar sarjana Teknik di Universitas Darul Ulum Jombang, kemudian melanjutkan pendidikannya dengan memperoleh gelar Magister di Universitas Paramadina, Jakarta. Sekarang, suami dari Santi Anisa, S.Ked ini tinggal di Jakarta.Di usianya yang masih terbilang muda, Helmy boleh dikata sudah meraih segalanya. Dalam hal karir politik, Helmy kini menjadi salah satu tokoh kunci PKB. Sejak kepemimpinan PKB Muhaimin Iskandar mendelegitimasi kepengurusan kubu almarhum Abdurrahman Wahid (Gus Dur), ia diangkat menjadi Wakil Sekjen. Saat Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II terbentuk pada tahun 2009, Helmy dipercaya menjadi Menteri PDT. Helmy adalah menteri termuda di pemerintahan SBY-Boediono. Sehari-hari, ia berkantor di Kementerian PDT, Jl Abdul Muis, Jakarta Pusat. Sebagai menteri, Helmy banyak berkunjung ke pelosok Indonesia. Helmy layak dikandidatkan untuk posisi yang sama Menteri PDT, atau berpindah pos menggantikan Muhaimin di Kementerian Nakertrans.


7. Muhammad Hanif Dhakiri ( Anggota DPR RI); Muhammad Hanif Dhakiri adalah seorang aktivis - politisi muda sekaligus Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB) untuk periode 2005-2010 disamping menjabat sebagai anggota Lembaga Pendidikan dan Pelatihan tingkat pusat DPP PKB. Dikenal sebagai pemuda yang aktif dalam berbagai kegiatan organisasi dan kemasyarakatan, pada tahun 2006, Hanif yang juga pernah aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini pun dipercaya untuk memegang jabatan Wakil Ketua Umum Dewan Koordinasi Nasional gerakan Pemuda Partai Kebangkitan Bangsa (DKN Garda Bangsa) Periode 2006-2011, sebuah organisasi sayap pemuda PKB. Karir politik Hanif berawal ketika ia bergabung sebagai aktivis gerakan mahasiswa, di mana ia kemudian menjadi aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat. Pengalaman yang ia dapatkan pada akhirnya mengantarkannya menjadi konsultan independen untuk masalah social dan politik. Diantara berbagai lembaga swadaya masyarakat dan organisasi yang telah menjadi rekan kerja Hanif adalah Friedrich Naumann Stiftung (FNS), International Republican Institute (IRI), National Democratic Institute (NDI), Asosiasi DPRD Kabupaten Seluruh Indonesia (ADKASI), Asosiasi DPRD Kota Seluruh Indonesia (ADEKSI). Hanif yang pernah menjalankan studi pendidikan S-2nya di Universitas Indonesia ini juga telah menulis beberapa buku dan artikel, diantaranya: Menggagas Fiqh Perburuhan (1999), Paulo Freire, Islam dan Pembebasan (2000), Post-tradisionalisme Islam (2000), Politik Melayani Basis (2001), Menjadi Politisi Manajer (2001), Kiai Kampung dan Demokrasi Lokal (2007), Mengapa Memilih PKB? (2008).


8. Abdul Kadir Karding; Abdul Kadir Karding adalah mantan Ketua Komisi VIII DPR dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang pada Februari 2012 dicopot dari kursi jabatannya dan kemudian ditempatkan menjadi anggota komisi VI yang membidangi industri, perdagangan dan koperasi. Dalam seminar nasional bertema “Pendidikan Islam Multikultural; Meningkatkan Kontribusi Madrasah Dalam Pendidikan Nasional” di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pria jebolan Undip Semarang yang pernah menjadi Ketua DPW PKB Jawa Tengah ini mengungkapkan keprihatinannya atas minimnya dana pendidikan, terutama bagi pihak swasta seperti ponpes dan madrasah, di Indonesia. Beliau berharap bahwa di masa yang akan datang, sekolah-sekolah berbasis agama dapat berperan lebih besar dalam pembangunan bangsa. Pria yang pernah menjadi Ketua Komisi VIII DPRD Provinsi Jawa Tengah (1999-2001) dan juga Ketua Fraksi FKB Prov. Jawa Tengah (2001–2004) serta Wakil Ketua DPRD Prov. Jawa Tengah (2004-2009) ini namanya sempat disodorkan oleh partainrya ke meja SBY untuk menjadi kandidat menteri era SBY-Boediono ini sekarang kembali terpilih menjadi anggota DPRRI dengan perolehan suara terbanyak kedua di internal PKB setelah Marwan Jakfar (123.447 suara), dan Abdul Kadir Karding sendiri mengatongi 128.037 suara. Keterpilihannya kembali di senayan bisa menjadi batu loncatan untuk mengincar kursi Menteri Agama atau Mendiknas.


9. Marwan Ja’far; Marwan Ja’far adalah Ketua Fraksi PKB DPR 2009-2014. Sebelumnya dia menjabat sebagai sekretaris fraksi partai PKB. Dia juga pernah menjadi Wakil Ketua Lembaga Perekonomian PBNU. Ketika itu, dia kerap menuangkan gagasan cemerlang tentang pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Marwan merupakan anggota DPR yang vokal saat memperjuangkan produk-produk kebijakan yang bersinggungan langsung dengan kepentingan warga NU. Sempat dijagokan menjadi calon gubernur Jateng 2013. Dia dianggap sebagai sosok yang layak karena merupakan kader pesantren dan Nahdlatul Ulama (NU). Selain itu, Marwan yang juga tergolong loyal dan komitmen terhadap perjuangan pesantren dan NU. Sebelum namanya banyak dikenal mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini merupakan seorang konsultan hukum yang bekerja di sebuah perusahaan advokat Rusdiono & Partners Law Firm sebagai Konsultan Hukum pada tahun 1999. Di samping bekerja di bidang hukum, pria kelahiran Pati, 12 Maret 1972 ini juga aktif dalam organisasi NU yaitu IPNU cabang Pati sejak tahun 1999 hingga kini dan sebagai Wakil Sekjen INKOPSIM NU Pusat pada tahun 1999 hingga 2004. Pria yang pernah mengenyam pendidikan di UII Yogyakarta, Univ Gajayana Malang, IMBI Yogyakarta dan S2 Universitas Kebangsaan Malaysia ini kembali terpilih sebagai anggota DPRRI untuk yang ketiga kalinya dengan perolehan suara terbanyak di internal PKB, 123.447 suara, bisa menjadi salah satu modal duduk di kabinet Jokowi-JK apapun posisinya.


10. Saefulloh Maksum; Kesuksesannya sebagai Ketua LPP PKB mengantarkan PKB menjadi salah satu parpol yang masuk dalam jajaran 5 besar Pileg 2014, menjadikan nama Saefullah Maksum cukup diperhitungkan di internal PKB. Kalaulah namanya tidak nyantol di kabinet Jokowi-JK, Saefulloh yang juga mantan anggota komisi II FPKB DPR RI ini punya peluang menjadi salah satu kandidat yang bakal duduk di kepengerusan harian DPP PKB mendampingi Muhaimin Iskandar untuk periode 2014-2019.


Aha, ini hanya prediksi asal-asalan belaka. Siapapun yang nantinya benar-benar mendapatkan amanat dari Presiden terpilih Jokowi-JK harus benar-benar bisa menjadi pejabat negara / menteri yang amanah, bekerja untuk perubahan dan kemajuan Indonesia menuju arah yang lebih baik tanpa ada pamrih yang berlebihan seperti Pak Jero Wacik yang terangkut kasus pemerasan . Aamiin.. (Banyumas; 11 September 2014)


Salam Kompasiana!


Before;


1. Jokowi-JK Menang, Muhaimin Girang Alang Kepalang


2. Ayiknya Ngintip Gadis Berjilboobs Ehmmm….


3. Dendam, SBY Ogah Bantuu Jokowi Naikkan BBM


4. Kiprah Ketua Tim Transisi Jokowi Tak Jelas?


5. Hadiah Ciuman Untuk Sang Pramuniaga







Sumber : http://ift.tt/Yx2dqH

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz