Ini pelantikan bukan pelatihan DPR
Hari ini, 1 Oktober 2014 telah tercacat dalam sejarah negara belambang garuda simbol patriotik pancasila yaitu pelantikan anggota DPR RI periode 2014-2019. Seteleh melewati pesta demokrasi yang panjang dan penuh intrik, kini telah hadir dihadapan kita 560 anggota dewan siap mengemban tugas sebagai wail rakyat di jajaran parlemen. Memang sungguh hikmah suasana pelantikan tersebut, dilantik oleh ketua Mahkamah Agung Hatta Ali dan disumpah atas nama Tuhan, kita berharap anggota dewan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, adil demi kemaslahatan umat.
Terbaginya poros baru antara dua kubu yang masih saling jatuh-menjatuhkan antara kubu koalisi Merah Putih (KMP) dan koalisi Indonesia Hebat (KIH) serta poros tengah Partai Demokrat ternyata masih terjadi anggota DPR yang baru terpilih. Memegang kepentingan masih-masing kubu untuk saling mempertahankan gagasan. Setelah ditetapkan UU MD3 (MPR, DPR RI, DPRD, DPD) kini penentuan pimpinan DPR RI dengan sistem 5 calon yang terdiri dari 1 calon Pimpinan DPR dan 4 calon wakil pimpinan. Kemudian, dari ke 5 calon tersebut harus berbeda parpol. Sementara di kubu KMP terdiri dari 5 parpol yaitu, Golkar, Gerindra, PKS, PAN dan PPP siap mengusung Golkar sebagai calon pimpinan dewan dan parpol lainnya sebagai wakil dewan. Berbeda dengan koalisi Indonesia Hebat yang hanya memiliki 4 parpol yaitu PDIP, PKB, HANURA dan NASDEM tidak bisa langsung mengusung calon pimpinan karena masih empat parpol. Sementara pihak PD masih independent tidak ikut salah satu kubu. Jika koalisi Indonesia ingin mengusung calon, paling tidak untuk sementara PD masuk dijajaran kubu Indonesia Hebat.
Inilah kawan, baru selesai dilantik sudah timbul masalah baru terkait dua poros politik yang saling “menjatuhkan”. Emang penting adanya pimpinan DPR guna mengatur jalannya parlemen. Dari kedua kubu dan satu pilah independent, penulis tidak berpihak kemanapun. Carilah pimpinan yang punya integritas, kapabilitas dan kredibilitas yang tinggi tidak harus dari parpol yang punya kursi paling banyak di DPR, tidak harus ketua parpol, tidak harus ketua koalisi, dll.
Ini pelantikan DPR RI, bukan lagi kita anak kecil yang dipermainkan oleh sistem dan keadaan. Pelantikan bukan pelantunan hanya sekedar melantunkan kata sumpah dan janji terutama sumpah pada Tuhan. Pelantikan bukan pelatihan untuk sekedar melatih belajar parlemen bagi anggota dewan yang baru dilantik. Pelantikan merupakan pemantik semangat baru bagi warga negara Indonesia atas terpilihnya wakil rakyat yang berharap atas tingginya taenggung jawab. Pelantikan merupakan suatu yang harus dijunjung tinggi sebagai awal ayng baik untuk proses yang baik selama menjabat dan diakhiri dengan yang baik ketika lepas jabatan. Pelantikan bukan pelatihan pejabat untuk selewengan pada tugas, tidak hadir pada rapat paripurna, tidak konsisten dan komitmen pada janji, tidak korupsi, kolusi dan nepotisme. Pelantikan tidak melatih para pejabat menjadi koruptor, tersangka koruptor, korban nepotisme, korban kolusi, kroban/tersangka pornografi dan pornoaksi. Pelantikan merupakan peletakan dedikasi tinggi masyarakat pada anggota dewan dengan mempercayakan hak suaranya untuk wakil-wakil rakyat yang duduk di kursi senayan. ANDA MERUPAKAN WAKIL RAKYAT, BUKAN MEWAKILI CITA-CITA RAKYAT…
Sumber : http://ift.tt/1vvXKj5
Terbaginya poros baru antara dua kubu yang masih saling jatuh-menjatuhkan antara kubu koalisi Merah Putih (KMP) dan koalisi Indonesia Hebat (KIH) serta poros tengah Partai Demokrat ternyata masih terjadi anggota DPR yang baru terpilih. Memegang kepentingan masih-masing kubu untuk saling mempertahankan gagasan. Setelah ditetapkan UU MD3 (MPR, DPR RI, DPRD, DPD) kini penentuan pimpinan DPR RI dengan sistem 5 calon yang terdiri dari 1 calon Pimpinan DPR dan 4 calon wakil pimpinan. Kemudian, dari ke 5 calon tersebut harus berbeda parpol. Sementara di kubu KMP terdiri dari 5 parpol yaitu, Golkar, Gerindra, PKS, PAN dan PPP siap mengusung Golkar sebagai calon pimpinan dewan dan parpol lainnya sebagai wakil dewan. Berbeda dengan koalisi Indonesia Hebat yang hanya memiliki 4 parpol yaitu PDIP, PKB, HANURA dan NASDEM tidak bisa langsung mengusung calon pimpinan karena masih empat parpol. Sementara pihak PD masih independent tidak ikut salah satu kubu. Jika koalisi Indonesia ingin mengusung calon, paling tidak untuk sementara PD masuk dijajaran kubu Indonesia Hebat.
Inilah kawan, baru selesai dilantik sudah timbul masalah baru terkait dua poros politik yang saling “menjatuhkan”. Emang penting adanya pimpinan DPR guna mengatur jalannya parlemen. Dari kedua kubu dan satu pilah independent, penulis tidak berpihak kemanapun. Carilah pimpinan yang punya integritas, kapabilitas dan kredibilitas yang tinggi tidak harus dari parpol yang punya kursi paling banyak di DPR, tidak harus ketua parpol, tidak harus ketua koalisi, dll.
Ini pelantikan DPR RI, bukan lagi kita anak kecil yang dipermainkan oleh sistem dan keadaan. Pelantikan bukan pelantunan hanya sekedar melantunkan kata sumpah dan janji terutama sumpah pada Tuhan. Pelantikan bukan pelatihan untuk sekedar melatih belajar parlemen bagi anggota dewan yang baru dilantik. Pelantikan merupakan pemantik semangat baru bagi warga negara Indonesia atas terpilihnya wakil rakyat yang berharap atas tingginya taenggung jawab. Pelantikan merupakan suatu yang harus dijunjung tinggi sebagai awal ayng baik untuk proses yang baik selama menjabat dan diakhiri dengan yang baik ketika lepas jabatan. Pelantikan bukan pelatihan pejabat untuk selewengan pada tugas, tidak hadir pada rapat paripurna, tidak konsisten dan komitmen pada janji, tidak korupsi, kolusi dan nepotisme. Pelantikan tidak melatih para pejabat menjadi koruptor, tersangka koruptor, korban nepotisme, korban kolusi, kroban/tersangka pornografi dan pornoaksi. Pelantikan merupakan peletakan dedikasi tinggi masyarakat pada anggota dewan dengan mempercayakan hak suaranya untuk wakil-wakil rakyat yang duduk di kursi senayan. ANDA MERUPAKAN WAKIL RAKYAT, BUKAN MEWAKILI CITA-CITA RAKYAT…
Untukmu yang duduk sambil diskusi
Untukmu yang biasa bersafari
Di sana, di gedung DPR
Wakil rakyat kumpulan orang hebat
Bukan kumpulan teman teman dekat
Apalagi sanak famili
Di hati dan lidahmu kami berharap
Suara kami tolong dengar lalu sampaikan
Jangan ragu jangan takut karang menghadang
Bicaralah yang lantang jangan hanya diam
Di kantong safarimu kami titipkan
Masa depan kami dan negeri ini
Dari Sabang sampai Merauke
Saudara dipilih bukan dilotre
Meski kami tak kenal siapa saudara
Kami tak sudi memilih para juara
Juara diam, juara he’eh, juara ha ha ha……
Untukmu yang duduk sambil diskusi
Untukmu yang biasa bersafari
Di sana, di gedung DPR
Di hati dan lidahmu kami berharap
Suara kami tolong dengar lalu sampaikan
Jangan ragu jangan takut karang menghadang
Bicaralah yang lantang jangan hanya diam
Wakil rakyat seharusnya merakyat
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Wakil rakyat bukan paduan suara
Hanya tahu nyanyian lagu “setuju……”
Untukmu yang biasa bersafari
Di sana, di gedung DPR
Wakil rakyat kumpulan orang hebat
Bukan kumpulan teman teman dekat
Apalagi sanak famili
Di hati dan lidahmu kami berharap
Suara kami tolong dengar lalu sampaikan
Jangan ragu jangan takut karang menghadang
Bicaralah yang lantang jangan hanya diam
Di kantong safarimu kami titipkan
Masa depan kami dan negeri ini
Dari Sabang sampai Merauke
Saudara dipilih bukan dilotre
Meski kami tak kenal siapa saudara
Kami tak sudi memilih para juara
Juara diam, juara he’eh, juara ha ha ha……
Untukmu yang duduk sambil diskusi
Untukmu yang biasa bersafari
Di sana, di gedung DPR
Di hati dan lidahmu kami berharap
Suara kami tolong dengar lalu sampaikan
Jangan ragu jangan takut karang menghadang
Bicaralah yang lantang jangan hanya diam
Wakil rakyat seharusnya merakyat
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Wakil rakyat bukan paduan suara
Hanya tahu nyanyian lagu “setuju……”
(IWAN FALS “SURAT BUAT WAKIL RAKYAT”
Sumber : http://ift.tt/1vvXKj5