Suara Warga

Iklan Capres Dibalik Keberpihakan Stasiun TV

Artikel terkait : Iklan Capres Dibalik Keberpihakan Stasiun TV

14102529751590151833

Gencarnya penayangan iklan capres 2014 diberbagai stasiun TV selama beberapa bulan kemarin menimbulkan keraguan bagimasyarakat umum terhadap independensi stasiun TV sebagai media. Sebab, dalammengemas beritanya, media-media tertentu tidak mampu menjaga netralitas danobjetivitasnya. Alhasil, yang ada hanyalah berita pencitraan bagi salah satucapres. Padahal, meskipun stasiun TV itu milik perseorangan, tetapi fungsinyaadalah sebagai ruang publik yang tidak didominasi oleh salah satu kepentingantertentu.

Menurut Suwarjono Sekjen AliansiJurnalis Independen Indonesia (AJI Indonesia), dalam beberapa aturan telahdijelaskan bahwa semua media (termasuk stasiun TV) harus berlaku adil danberimbang kepada seluruh peserta pemilu. “Harusnya media mengkritisi semuacapres dengan berimbang, bukan menyerang lawan pemilik media yang ikut nyapresuntuk dijatuhkan. Tujuannya adalah untuk mencerdaskan pemilih,” tuturnya diawal bulan Mei lalu dalam sebuah acara diskusi bertema iklan cepres di media.

Ketidakobjektifan lembaga mediajuga berefek pada berbagai macam pelanggaran-pelanggaran dalam dunia penyiaran.Sebab, menurut Amiruddin (anggota Komisi Penyiaran Indonesia), pernah dalamkurun waktu tiga hari saja, mulai tanggal 5 hingga tanggal 7 Mei kemarin,pihaknya mencatat sedikitnya ada 24 pelanggaran penayangan iklan yang terjadihanya pada satu lembaga media saja. “Pelanggar terbanyak justru adalah pemilikmedia yang ikut bertarung dalam pemilu, baik pilpres maupun pileg,” ujarnya.

Salah satu contohketidakobjektifan dan ketidakseimbangan peran stasiun TV pada Pilpres 2014 bisakita lihat pada tayangan iklan capres di MetroTV dan TVOne. Menurut AnwariNatari (Project Coordinator Pemantauan Iklan Capres di Media Massa dari SatuDunia),besar belanja iklan capres di MetroTV kedua capres sejak 22 Mei-22 Juni 2014sebesar Rp 1.488.500.000 dengan jumlah iklan 67 spot. Dari 67 iklan capres yangada di Metro TV, seluruhnya merupakan iklan Jokowi-JK.

Tapi berbeda dengan Metro TV,iklan cepres di TVOne tidak semuanya diisi oleh pasangan Prabowo-Hatta. “Belanjaiklan capres di TVOne untuk dua kandidat sebesar Rp 4.954.500.000 dengan jumlahiklan 152. Sekitar 64 persennya merupakan iklan Prabowo-Hatta dengan besarbelanja Rp 3.495.000.000. Sisanya, 36 persen atau 55 iklan, adalah Jokowi-JKdengan besar belanja Rp 1.459.000.000,” papar Anwari di Kantor KPU, Rabu(25/6/2014).

“Dalam perhitungan ini,kami mengabaikan diskon atau harga khusus dari media massa tertentu kepadapasangan tertentu. Angka kami munculkan berdasarkan rate resmi dari setiapmedia massa yang kami pantau,” tutur Anwari.

Seperti diketahui, MetroTVdimiliki oleh Surya Paloh (Ketua Umum Partai Nasdem) yang berkoalisi mengusungJokowi-JK. Sementara TVOne dimiliki oleh Grup Bakrie, yang mengusungPrabowo-Hatta.

Sumber foto: http://ift.tt/WlByLq




Sumber : http://ift.tt/1on1SMS

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz