Anis Matta, Tifatul tentang IS/ISIS Lebay, Penampakan Asli Ideologi Usroh IM PKS
Rasa putus asa PKS yang kehilangan kekuasaan, kemerosotan suara di legislatif di seluruh Indonesia, membuat elite PKS semacam Anis Matta, Tifatul, Hidayat Nur Wahid kehilangan arah politik. Biasa di pemerintahan selama 10 tahun, PKS mengalami kekagetan ketika berada di luar pemerintahan. Belakangan PKS secara tak terduga menampilkan keaslian ideologinya: ideologi Islam usroh model Ikhwanul Muslimin (IM) di Mesir.
PK(S) sejak awal adalah gerakan politik Islam yang menjiplak gerakan Ikhwanul Muslimin (IM) Hasan al Banna, yang sejak zaman Gamal Abdel Nasser sampai sekarang jenderal Al Sisi dinyatakan sebagai organisasi teroris di Mesir. Pada zaman diktator Orde Baru eyang saya Presiden Soeharto, para mahasiswa dan siswi dilanjutkan sekarang kegiatan Rohis, garis keras pengajian berjamaah bergerak di bawah tanah (usroh) untuk menghimpun kekuatan.
Para mahasiswa/wi itu bergabung dalam gerakan bawah tanah. Kali pertama, mereka membangun Partai Keadilan (PK) yang penuh kesantunan sikap dan perilaku. Selama lima tahun berjuang, PK(S) tahun 2004 menjadi kekuatan politik hebat yang santun, cerdas, jujur, dan amanah, karena memegang keluhuran budi pekerti.
Sejak menikmati kekuasaan itu, generasi baru PKS seperti Tifatul, Hidayat Nur Wahid, Anis Matta, Luthfi Hasan Ishaaq, tampil ke depan penuh kebahagiaan dan kekuasaan. Saking menikmati perubahan dari para mahasiswa tersingkir, intelektual terpinggirkan karena sikap politiknya, maka euphoria itu diejawantahkan dan diwujudkan dalam poligami. Tercatat Tifatul, Anis Matta, LHI dan HNW adalah pendukung poligami dan pemrakteknya. Poligami inilah yang oleh Sutan Bhatoegana disebut sebagai pemicu politikus menjadi koroptor.
Berada dalam kenikmatan kekuasaan 10 tahun, PKS lupa gaya garis keras IM-nya. Namun, ketika tiba-tiba menjadi oposisi, PKS yang terpinggirkan kembali akhirnya menampakkan sifat aslinya: radikal. Tifatul Sembiring menganggapi ISIS sebagai Istri Sholihah Idaman Suami. Bagi Tifatul yang memiliki 3 orang istri, istri yang menurut adalah istri sholihah. Tampak tak keprihatinan terhadap gerakan islam radikal yang terkenal kejam itu. Bahkan TS lamban menghapus dan memblokir di internet ajakan bergabung dengan IS/ISIS di Youtube yang ditujukan kepada rakyat Indonesia.
Di tengah ketidaknyamanan kehilangan kekuasaan, Anis Matta mengeluarkan pernyataan bahwa reaksi terhadap IS/ISIS terlalu berlebihan: lebay. Anis Matta tak setuju dengan reaksi Pemerintah RI, c.q. Densus 88 yang memburu para teroris di Indonesia. Anis Matta menampakkan kembali ideologi asli khas rohis, khas usroh Islam garis keras yang anti pluralisme.
Kalau PKS belakangan ini menunjukkan sikap radikal disebabkan mereka kini tak menikmati kursi kekuasaan, kue kekuasaan, kekayaan, kenikmatan hidup yang pada zaman Orde Baru tak mungkin mereka nikmati. Keaslian sifat PKS muncul dengan sikap politik yang berlawanan secara ideologi dakwah Islam Indonesia; misalnya mengritik pemberantasan terorisme di Indonesia. Juga pernyataan Fahri Hamzah yang mengritik Hari Santri 1 Muharram karena bagi PKS anti santri yang dianggap kolot dan tradisional.
Jadi, sikap PKS yang konyol lewat pernyataan tentang penangan IS/ISIS oleh Densus 88 dianggap berlebihan atau lebay. Itu disebabkan PKS tengah galau dan berada di luar kekuasaan. PKS tidak menginginkan Indonesia damai terbebas dari konflik dan terorisme. PKS kini menjadi partai asal berbeda dan bersama dengan Gerindra tengah berkongkalikong melawan demokrasi termasuk mengecam penangan terorisme ala IS/ISIS, mendukung Pilkada oleh DPRD, dan menolak atau berseberangan dengan kalangan santri yang menginginkan Hari Santri. PKS menampakkan keaslian ideologi segregatifnya ketika tidak berkuasa.
Salam bahagia ala saya.
Sumber : http://ift.tt/1mujg7m
PK(S) sejak awal adalah gerakan politik Islam yang menjiplak gerakan Ikhwanul Muslimin (IM) Hasan al Banna, yang sejak zaman Gamal Abdel Nasser sampai sekarang jenderal Al Sisi dinyatakan sebagai organisasi teroris di Mesir. Pada zaman diktator Orde Baru eyang saya Presiden Soeharto, para mahasiswa dan siswi dilanjutkan sekarang kegiatan Rohis, garis keras pengajian berjamaah bergerak di bawah tanah (usroh) untuk menghimpun kekuatan.
Para mahasiswa/wi itu bergabung dalam gerakan bawah tanah. Kali pertama, mereka membangun Partai Keadilan (PK) yang penuh kesantunan sikap dan perilaku. Selama lima tahun berjuang, PK(S) tahun 2004 menjadi kekuatan politik hebat yang santun, cerdas, jujur, dan amanah, karena memegang keluhuran budi pekerti.
Sejak menikmati kekuasaan itu, generasi baru PKS seperti Tifatul, Hidayat Nur Wahid, Anis Matta, Luthfi Hasan Ishaaq, tampil ke depan penuh kebahagiaan dan kekuasaan. Saking menikmati perubahan dari para mahasiswa tersingkir, intelektual terpinggirkan karena sikap politiknya, maka euphoria itu diejawantahkan dan diwujudkan dalam poligami. Tercatat Tifatul, Anis Matta, LHI dan HNW adalah pendukung poligami dan pemrakteknya. Poligami inilah yang oleh Sutan Bhatoegana disebut sebagai pemicu politikus menjadi koroptor.
Berada dalam kenikmatan kekuasaan 10 tahun, PKS lupa gaya garis keras IM-nya. Namun, ketika tiba-tiba menjadi oposisi, PKS yang terpinggirkan kembali akhirnya menampakkan sifat aslinya: radikal. Tifatul Sembiring menganggapi ISIS sebagai Istri Sholihah Idaman Suami. Bagi Tifatul yang memiliki 3 orang istri, istri yang menurut adalah istri sholihah. Tampak tak keprihatinan terhadap gerakan islam radikal yang terkenal kejam itu. Bahkan TS lamban menghapus dan memblokir di internet ajakan bergabung dengan IS/ISIS di Youtube yang ditujukan kepada rakyat Indonesia.
Di tengah ketidaknyamanan kehilangan kekuasaan, Anis Matta mengeluarkan pernyataan bahwa reaksi terhadap IS/ISIS terlalu berlebihan: lebay. Anis Matta tak setuju dengan reaksi Pemerintah RI, c.q. Densus 88 yang memburu para teroris di Indonesia. Anis Matta menampakkan kembali ideologi asli khas rohis, khas usroh Islam garis keras yang anti pluralisme.
Kalau PKS belakangan ini menunjukkan sikap radikal disebabkan mereka kini tak menikmati kursi kekuasaan, kue kekuasaan, kekayaan, kenikmatan hidup yang pada zaman Orde Baru tak mungkin mereka nikmati. Keaslian sifat PKS muncul dengan sikap politik yang berlawanan secara ideologi dakwah Islam Indonesia; misalnya mengritik pemberantasan terorisme di Indonesia. Juga pernyataan Fahri Hamzah yang mengritik Hari Santri 1 Muharram karena bagi PKS anti santri yang dianggap kolot dan tradisional.
Jadi, sikap PKS yang konyol lewat pernyataan tentang penangan IS/ISIS oleh Densus 88 dianggap berlebihan atau lebay. Itu disebabkan PKS tengah galau dan berada di luar kekuasaan. PKS tidak menginginkan Indonesia damai terbebas dari konflik dan terorisme. PKS kini menjadi partai asal berbeda dan bersama dengan Gerindra tengah berkongkalikong melawan demokrasi termasuk mengecam penangan terorisme ala IS/ISIS, mendukung Pilkada oleh DPRD, dan menolak atau berseberangan dengan kalangan santri yang menginginkan Hari Santri. PKS menampakkan keaslian ideologi segregatifnya ketika tidak berkuasa.
Salam bahagia ala saya.
Sumber : http://ift.tt/1mujg7m