Takdir Tuhan Jokowi RI 1 JK RI 2 Lagi Bukan Faktor Kebetulan
Dalam acara halal bihalal dan jalin hati relawan Jokowi-JK tanggal 23/8/2014 di Ancol Jakarta, saya bertemu Saiful, relawan Jokowi yang juga panitia. Ia mengemukakan bahwa Jokowi menjadi RI 1 dan JK menjadi RI 2 lagi, pasti bukan rekayasa manusia dan faktor kebetulan.
Dia memberi contoh tertangkap tangannya mantan ketua hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar oleh KPK, yang kemudian dijebloskan ke penjaran dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Kalau tidak ada perinstiwa itu, terjadi gugatan sengketa pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, maka putusan hakim MK 21 Agustus 2014, kemungkinan besar tidak akan memenangkan Jokowi-JK. Pertama, Akil Mochtar adalah kader partai pendukung koalisi merah putih, yang bisa diintervensi dengan kekuatan uang seperti yang sudah dibuktikan dalam pengadilan tindak pidana korupsi (Tipikor).
Kedua, Akil Mochtar masih memiliki hubungan erat dengan kader-kader se partainya, sehingga melalui mereka bisa melakukan intervensi untuk memberi putusan yang memenangkan Prabowo-Hatta dengan mempertimbangkan alasaan keadilan substantif seperti yang dikemukakan Maqdir Ismail, pengacara Prabowo-Hatta atau mengikuti saran saksi ahli Yusril Ihza Mahendra supaya MK melakukan terobosan hukum seperti MK di Thailand dan tidak menjadi MK kalkulator.
Ketiga, Akil Mochtar tidak mempunyai sensivitas keadilan, sehingga melalui kedudukannya sebagai ketua MK bisa mempengaruhi para hakim MK untuk mengabulkan gugatan
Prabowo-Hatta.
Takdir Tuhan
Terbongkarnya kasus korupsi Akil Mochtar di MK dan Hamdan Zoelva tampil menggantikan menjadi ketua MK, pasti tidak kebetulan. Takdir Tuhan sudah menetapkan begitu jalannya.
Rahasia dibalik itu, sudah terbukti Jokowi-JK diselamatkan Tuhan melalui tangan Hamdan Zolva.
Begitu pula, ketika elektabilitas Jokowi-JK tergerus dan mandeg akibat kampanye hitam, Tuhan menggerakkan hati kaum muda melalui konser salam dua jari pada hari terakhir kampanye 5 Juli 2014, mereka tumpah ruah bagaikan lautan manusia memenuhi gelora Bung Karno, sehingga mereka yang belum menentukan pilihan mau memilih siapa pada 9 Juli 2014, tergerak hatinya untuk mencoblos Jokowi-JK.
Pertolongan Tuhan yang lain, Fahri Hamzah menyerang Jokowi yang mau menjadikan 1 Muharram sebagai hari santri, dengan menulis sinting di twitter, para santri sontak marah dan demo, sehingga santri yang semula condong ke Prabowo-Hatta berbalik ke Jokowi-JK.
Teakhir, debat capres-cawapres 5 Juli 2014 malam, Jokowi-JK tampil memukau dan terjadi kecelakaan “kalpataru”. Cawapres Hatta bertanya mengapa Jokowi selama menjadi Walikota dan Gubernur tidak pernah mendapat penghargaan “kalpataru”? Pertanyaan yang salah itu dieksploitasi JK sehingga menjatuhkan kredibitas Prabowo-Hatta dan menaikkan elektabilitas Jokowi-JK.
Dari berbagai peristiwa yang dikemukakan diatas, belum ada dalam sejarah, seorang calon Presiden-calon Wakil Presiden elektabiltasnya mandeg karena mengalami serangan dari berbagai penjuru, kembali rebound dan menang dalam pemilihan Presiden kecuali Jokowi-JK. Apakah ini
faktor kebetulan? Sebagai orang beriman, pasti percaya takdir Tuhan. Jokowi sudah takdir Tuhan RI 1 dan JK RI 2 lagi. Saatnya kita bersatu dan mendukung pemimpin baru Indonesia.
Wallabu a’lam bisshawab
Sumber : http://ift.tt/1nnSCHZ
Dia memberi contoh tertangkap tangannya mantan ketua hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar oleh KPK, yang kemudian dijebloskan ke penjaran dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Kalau tidak ada perinstiwa itu, terjadi gugatan sengketa pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, maka putusan hakim MK 21 Agustus 2014, kemungkinan besar tidak akan memenangkan Jokowi-JK. Pertama, Akil Mochtar adalah kader partai pendukung koalisi merah putih, yang bisa diintervensi dengan kekuatan uang seperti yang sudah dibuktikan dalam pengadilan tindak pidana korupsi (Tipikor).
Kedua, Akil Mochtar masih memiliki hubungan erat dengan kader-kader se partainya, sehingga melalui mereka bisa melakukan intervensi untuk memberi putusan yang memenangkan Prabowo-Hatta dengan mempertimbangkan alasaan keadilan substantif seperti yang dikemukakan Maqdir Ismail, pengacara Prabowo-Hatta atau mengikuti saran saksi ahli Yusril Ihza Mahendra supaya MK melakukan terobosan hukum seperti MK di Thailand dan tidak menjadi MK kalkulator.
Ketiga, Akil Mochtar tidak mempunyai sensivitas keadilan, sehingga melalui kedudukannya sebagai ketua MK bisa mempengaruhi para hakim MK untuk mengabulkan gugatan
Prabowo-Hatta.
Takdir Tuhan
Terbongkarnya kasus korupsi Akil Mochtar di MK dan Hamdan Zoelva tampil menggantikan menjadi ketua MK, pasti tidak kebetulan. Takdir Tuhan sudah menetapkan begitu jalannya.
Rahasia dibalik itu, sudah terbukti Jokowi-JK diselamatkan Tuhan melalui tangan Hamdan Zolva.
Begitu pula, ketika elektabilitas Jokowi-JK tergerus dan mandeg akibat kampanye hitam, Tuhan menggerakkan hati kaum muda melalui konser salam dua jari pada hari terakhir kampanye 5 Juli 2014, mereka tumpah ruah bagaikan lautan manusia memenuhi gelora Bung Karno, sehingga mereka yang belum menentukan pilihan mau memilih siapa pada 9 Juli 2014, tergerak hatinya untuk mencoblos Jokowi-JK.
Pertolongan Tuhan yang lain, Fahri Hamzah menyerang Jokowi yang mau menjadikan 1 Muharram sebagai hari santri, dengan menulis sinting di twitter, para santri sontak marah dan demo, sehingga santri yang semula condong ke Prabowo-Hatta berbalik ke Jokowi-JK.
Teakhir, debat capres-cawapres 5 Juli 2014 malam, Jokowi-JK tampil memukau dan terjadi kecelakaan “kalpataru”. Cawapres Hatta bertanya mengapa Jokowi selama menjadi Walikota dan Gubernur tidak pernah mendapat penghargaan “kalpataru”? Pertanyaan yang salah itu dieksploitasi JK sehingga menjatuhkan kredibitas Prabowo-Hatta dan menaikkan elektabilitas Jokowi-JK.
Dari berbagai peristiwa yang dikemukakan diatas, belum ada dalam sejarah, seorang calon Presiden-calon Wakil Presiden elektabiltasnya mandeg karena mengalami serangan dari berbagai penjuru, kembali rebound dan menang dalam pemilihan Presiden kecuali Jokowi-JK. Apakah ini
faktor kebetulan? Sebagai orang beriman, pasti percaya takdir Tuhan. Jokowi sudah takdir Tuhan RI 1 dan JK RI 2 lagi. Saatnya kita bersatu dan mendukung pemimpin baru Indonesia.
Wallabu a’lam bisshawab
Sumber : http://ift.tt/1nnSCHZ