Review Kekalahan Kubu Prabowo
Mengikuti jalanya Pilpres semakin asyik karena disana kita bisa menemukan hal-hal yang baru dan menarik dari setiap gerak sang Capres dan kubunya, dan gerak itulah yang akan menhantarkan sang petanding menjadi pihak yang menang atau yang kalah.
Titisan Allah SWT dan Mendesak Allah agar memihaknya
Prabowo dan kubunya memang luar biasa dalam segala-galanya, saking luar biasanya sampai ada seseorang Nurcahaya Tandang Ketua Umum DPN Srikandi Gerindra dengan semangat berorasi sesekali menunjuk ke atas langit dan mengatakan “Prabowo sebagai titisan Allah SWT” sehingga mendorong kubu Pabowo untuk berjuang Mendesak Allah agar kemenangan berpihak kepada Capres No. Urut 1, yang saati di komandai oleh Ali Mochtar Ngabalin yang manjabat Direktur Politik Tim Pemenangan Prabowo-Hatta .
Semangat Perang Badar dan Roro Jonggrang
Namun semuanya itu belum mendapakan hasil yang diharapkan karena usahanya untuk mendesak Allah tidak dibarengi atau tidak mematuhi nasehat dan petuah dari seorang tokoh yaitu Amin Rais yang terkenal dengan semangat Perang Badarnya.
Setidak-tidaknya mencontoh kinerja Roro Jonggrang - Bandung Bondowoso yang berkoalisi dan berkolaborasi dengan Dayang Sumbi - Sangkuriang untuk membuat sebuah Gunung Tangkuban Perahu seperti kata “Sekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Taufiq Ridho,”
Dukun di Gedung MK
Dugaan yang lain adalah sesajen sang Dukun kurang komplet, sehingga pada waktu mengucapkan mantra-mantra terjadi keseleo lidah yang mengakibatkan 3 kata yang dijadikan senjata andalan yaitu “ Sistematis, Sturktur dan Masif” menjadi tumpul belium mampu melumpuhkan lawan di MK. Serangan yang katanya sudah dipersiapkan ternyata berubah menjadi tempat curhat.
Penyayang Binatang (Kambing Hitam)
Binatang yang satu ini akan di cari dan diburu, bahkan sampai 37 hacker asal Korea dan Tiongkok sempat menjadi incaran sebagai target, karena diduga menggelembungkan perolehan suara salah satu capres.
Bahkan belakangan ini memperluas buruannya ke negara tetangga yang pernah mengundang para bupati. (mungkin stcok kambing hitam lokal tidak menarik atau sudah punah).
Kutukan dari Mitos Binatang (Kucing)
Ini dilakukan oleh seorang pendukung sekaligus Jurkam yang dalam kampanyenya membawa kucing kampung dari arab dan di adu dengan kucing miliknya yang dari Presia, celakanya si pembawa kucing diberitakan belum sunat dan bernazar akan sunat jika kucingnya yang dari Presia dapat dikalahkan dengan kucing kampung yang dibawa dari Arab.
Publik menilai si pembawa kucing ini memang sombong, pongah dan arogan suka menyebar kebencian dengan tidak akan memasang foto di rumahnya jika bukan jagonya yang menang. Benar juga yang dikatakan Fahri Hamzah “Sinting”
Bocor dan Kalpataru
Kedua kata tersebut ikut menanggung beban karena sering dijadikan bahan candaan oleh para komentator yang sesekali di campur dengan daging sapi, migas, dana haji, pengadaan Alqur’an, newmont dan lumuran lumpur lapindo.
Sementara kajian selanjutnya masih dalam proses sambil menunggu wangsit dan petunjuk dari mBah Gogle.
Sumber : http://ift.tt/1skuXix
Titisan Allah SWT dan Mendesak Allah agar memihaknya
Prabowo dan kubunya memang luar biasa dalam segala-galanya, saking luar biasanya sampai ada seseorang Nurcahaya Tandang Ketua Umum DPN Srikandi Gerindra dengan semangat berorasi sesekali menunjuk ke atas langit dan mengatakan “Prabowo sebagai titisan Allah SWT” sehingga mendorong kubu Pabowo untuk berjuang Mendesak Allah agar kemenangan berpihak kepada Capres No. Urut 1, yang saati di komandai oleh Ali Mochtar Ngabalin yang manjabat Direktur Politik Tim Pemenangan Prabowo-Hatta .
Semangat Perang Badar dan Roro Jonggrang
Namun semuanya itu belum mendapakan hasil yang diharapkan karena usahanya untuk mendesak Allah tidak dibarengi atau tidak mematuhi nasehat dan petuah dari seorang tokoh yaitu Amin Rais yang terkenal dengan semangat Perang Badarnya.
Setidak-tidaknya mencontoh kinerja Roro Jonggrang - Bandung Bondowoso yang berkoalisi dan berkolaborasi dengan Dayang Sumbi - Sangkuriang untuk membuat sebuah Gunung Tangkuban Perahu seperti kata “Sekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Taufiq Ridho,”
Dukun di Gedung MK
Dugaan yang lain adalah sesajen sang Dukun kurang komplet, sehingga pada waktu mengucapkan mantra-mantra terjadi keseleo lidah yang mengakibatkan 3 kata yang dijadikan senjata andalan yaitu “ Sistematis, Sturktur dan Masif” menjadi tumpul belium mampu melumpuhkan lawan di MK. Serangan yang katanya sudah dipersiapkan ternyata berubah menjadi tempat curhat.
Penyayang Binatang (Kambing Hitam)
Binatang yang satu ini akan di cari dan diburu, bahkan sampai 37 hacker asal Korea dan Tiongkok sempat menjadi incaran sebagai target, karena diduga menggelembungkan perolehan suara salah satu capres.
Bahkan belakangan ini memperluas buruannya ke negara tetangga yang pernah mengundang para bupati. (mungkin stcok kambing hitam lokal tidak menarik atau sudah punah).
Kutukan dari Mitos Binatang (Kucing)
Ini dilakukan oleh seorang pendukung sekaligus Jurkam yang dalam kampanyenya membawa kucing kampung dari arab dan di adu dengan kucing miliknya yang dari Presia, celakanya si pembawa kucing diberitakan belum sunat dan bernazar akan sunat jika kucingnya yang dari Presia dapat dikalahkan dengan kucing kampung yang dibawa dari Arab.
Publik menilai si pembawa kucing ini memang sombong, pongah dan arogan suka menyebar kebencian dengan tidak akan memasang foto di rumahnya jika bukan jagonya yang menang. Benar juga yang dikatakan Fahri Hamzah “Sinting”
Bocor dan Kalpataru
Kedua kata tersebut ikut menanggung beban karena sering dijadikan bahan candaan oleh para komentator yang sesekali di campur dengan daging sapi, migas, dana haji, pengadaan Alqur’an, newmont dan lumuran lumpur lapindo.
Sementara kajian selanjutnya masih dalam proses sambil menunggu wangsit dan petunjuk dari mBah Gogle.
Sumber : http://ift.tt/1skuXix