Presiden Bermasalah
Sejak awal saya tidak setuju Jokowi jadi presiden. Dengan dukungan berita sumir media, Jokowi memang banyak membuat orang terpana. Ibarat bintang sinetron, Jokowi berhasil mengaduk - aduk perasaan pemirsa tv.
Pembantu di rumah sering terdengar bercerita seru dengan rekan seprofesi mengenai tokoh - tokoh sinetron. Mereka begitu sayang dengan tokoh protagonis. Saya jadi ingat Jokowi yang pandai memainkan watak, berwacana seolah olah wong cilik walaupun sebenarnya hanya peran watak.
Selama sepuluh tahun terakhir selalu menentang kenaikkan BBM, tiba tiba sekarang merengek - rengek pada SBY untuk menaikkan BBM. Beruntung SBY tidak tertipu. Jika saja SBY menaikkan BBM, maka beberapa hari kemudian Jokowi akan mulai berbohong seolah tidak pernah mendesak kenaikkan BBM. Pada akhirnya bukan ucapan terima kasih yang di terima SBY tetapi hujatan, sebagai presiden yang tinggal beberapa hari saja masih tega menyengsarakan rakyatnya. Begitulah kekuatan media pro Jokowi akan tanpa basa basi memutar balikan fakta.
Kita akan lihat berapa kali lagi Jokowi akan menjilat ludahnya.
Mobil LCGC, Saat Jokowi menolak LCGC, maka media pendukungnyapun serentak mengamini dan menghujat pemerintah. Faktanya: Saat ini Malaysia sudah mengikuti program LCGC yang ditentang Jokowi saat itu. Asumsi Jokowi LCGC membuat Jakarta tambah macet juga tidak terbukti karena laporan gaikindo, orang Jakarta gengsi membeli LCGC.
Merger Bank BUMN menghadapi AFTA, PDIP gencar menolak. Media pendukungnya ramai ramai berwacana ini hanya akal - akal pemerintah memanipulasi aset BUMN, faktanya Bank BUMN Malaysia merger mengekor rencana brilian pemerintah SBY.
Kita tunggu, apakah dia akan kembali menjilat ludahnya sendiri, mengenai LCGC dan merger bank BUMN.
Sepertinya jurus mengeluh dan menjelekkan orang lain, akan kembali dilancarkan dengan dukungan media yang masif.
Susahnya mempunyai presiden yang hanya banyak bicara tetapi tidak mengerti persoalan sesungguhnya.
Kembali rakyat yang tertipu
Sumber : http://ift.tt/1zVYNc2
Pembantu di rumah sering terdengar bercerita seru dengan rekan seprofesi mengenai tokoh - tokoh sinetron. Mereka begitu sayang dengan tokoh protagonis. Saya jadi ingat Jokowi yang pandai memainkan watak, berwacana seolah olah wong cilik walaupun sebenarnya hanya peran watak.
Selama sepuluh tahun terakhir selalu menentang kenaikkan BBM, tiba tiba sekarang merengek - rengek pada SBY untuk menaikkan BBM. Beruntung SBY tidak tertipu. Jika saja SBY menaikkan BBM, maka beberapa hari kemudian Jokowi akan mulai berbohong seolah tidak pernah mendesak kenaikkan BBM. Pada akhirnya bukan ucapan terima kasih yang di terima SBY tetapi hujatan, sebagai presiden yang tinggal beberapa hari saja masih tega menyengsarakan rakyatnya. Begitulah kekuatan media pro Jokowi akan tanpa basa basi memutar balikan fakta.
Kita akan lihat berapa kali lagi Jokowi akan menjilat ludahnya.
Mobil LCGC, Saat Jokowi menolak LCGC, maka media pendukungnyapun serentak mengamini dan menghujat pemerintah. Faktanya: Saat ini Malaysia sudah mengikuti program LCGC yang ditentang Jokowi saat itu. Asumsi Jokowi LCGC membuat Jakarta tambah macet juga tidak terbukti karena laporan gaikindo, orang Jakarta gengsi membeli LCGC.
Merger Bank BUMN menghadapi AFTA, PDIP gencar menolak. Media pendukungnya ramai ramai berwacana ini hanya akal - akal pemerintah memanipulasi aset BUMN, faktanya Bank BUMN Malaysia merger mengekor rencana brilian pemerintah SBY.
Kita tunggu, apakah dia akan kembali menjilat ludahnya sendiri, mengenai LCGC dan merger bank BUMN.
Sepertinya jurus mengeluh dan menjelekkan orang lain, akan kembali dilancarkan dengan dukungan media yang masif.
Susahnya mempunyai presiden yang hanya banyak bicara tetapi tidak mengerti persoalan sesungguhnya.
Kembali rakyat yang tertipu
Sumber : http://ift.tt/1zVYNc2