Anomali PDIP dalam Momentum Kenaikan BBM
Sejenak tadi pagi bercengkrama dengan seorang teman dan tak disangka melahirkan sebuah pandangan tersendiri mengenai momentum BBM saat ini. Kalau ada seseorang yang berkata “BBM naik itu tentu politik saja”. Tidak dapat disalahkan, ada benarnya juga bahwa beberapa kali momentum naik tidaknya BBM, dibatasi atau tidaknya terjadi selama pemerintahan Presiden SBY.
Pada pemerintahan Presiden SBY, Demokrat yang tidak bersekongkol dengan PDIP beberapa kali mengalami gesekan mengenai kebijakan naik turunnya BBM di Indonesia. Saat itu memang PDIP yang istilahnya diluar koalisi Demokrat mendesak dengan penuh bahwa Presiden SBY HARUS menurunkan dan menjaga harga BBM nasional. Nah, berkali-kali PDIP gencar menolak BBM naik.
Presiden SBY pun tak kehabisan ide, nyatanya beliau memang mampu menekan harga BBM beberapa kali. BBM naik di Indonesia ini loh tak sadar sudah menjadi kebiasaan, meskipun nadanya pemerintah selalu ditekan dan tertekan. Masalahnya banyak pengamat mengatakan bahwa harga BBM Indonesia ini seyogyanya itu sudah harus naik, tetapi pemerintah malah tetap mengakalinya dengan subsidi terus -terusan. Saya pribadi sangat prihatin kepada Presiden SBY yang selama dua kali periode kepemimpinan beliau harus rela ditekan terus masalah BBM ini. Tapi untung, kebijaksanaan Presiden SBY hingga 10 tahun memimpin tidak sampai menjadikan Indonesia krisis besar karena BBM.
Sudah wajar sebagai manusia, diawali dengan membuka dan mengisi buku harian dengan kebaikan, tentu diakhiri pula dengan tulisan atau catatan kebaikan, ini sudah wajar, dan sudah selayaknya Presiden SBY juga bisa saja demikian. Di penghujung kepemimpinan beliau, ternyata tidak semulus teori bahwa akhir pemerintahan dengan catatan yang baik. Tidak ternyata. PDIP yang notabenenya sedari awal sudah tak begitu akrab dengan Demokrat justru mendukung penuh BBM dinaikkan. Ada apa gerangan ?. Dulu menolak, sekarang di ujung malah mendukung kebijakan pemerintahan SBY membatasi dan menaikkan harga BBM. Ada apa ini ?.
Apakah karena Pak Jokowi terpilih menjadi presiden RI ke-7 ? mengingat pula Pak Jokowi diusung oleh PDIP kan ?. Atau alasan lain. Ini adalah anomali dari PDIP sepertinya, atau hanya opini masyarakat belaka ?. Hanya PDIP yang tahu. Namun, masyarakat hanya menerka, untuk menjaga kewibawaan PDIP, PDIP harus mendesak Pak SBY menaikkan BBM diakhir kepemimpinannya, dan kalau berhasil, ketika pada masa pemerintahan Pak Jokowi berjalan tidak lagi harus menaikkan BBM. Lagi dan lagi, politik pun menjadi dalang BBM. Ironis.
Sumber : http://ift.tt/1zVYKNy
Pada pemerintahan Presiden SBY, Demokrat yang tidak bersekongkol dengan PDIP beberapa kali mengalami gesekan mengenai kebijakan naik turunnya BBM di Indonesia. Saat itu memang PDIP yang istilahnya diluar koalisi Demokrat mendesak dengan penuh bahwa Presiden SBY HARUS menurunkan dan menjaga harga BBM nasional. Nah, berkali-kali PDIP gencar menolak BBM naik.
Presiden SBY pun tak kehabisan ide, nyatanya beliau memang mampu menekan harga BBM beberapa kali. BBM naik di Indonesia ini loh tak sadar sudah menjadi kebiasaan, meskipun nadanya pemerintah selalu ditekan dan tertekan. Masalahnya banyak pengamat mengatakan bahwa harga BBM Indonesia ini seyogyanya itu sudah harus naik, tetapi pemerintah malah tetap mengakalinya dengan subsidi terus -terusan. Saya pribadi sangat prihatin kepada Presiden SBY yang selama dua kali periode kepemimpinan beliau harus rela ditekan terus masalah BBM ini. Tapi untung, kebijaksanaan Presiden SBY hingga 10 tahun memimpin tidak sampai menjadikan Indonesia krisis besar karena BBM.
Sudah wajar sebagai manusia, diawali dengan membuka dan mengisi buku harian dengan kebaikan, tentu diakhiri pula dengan tulisan atau catatan kebaikan, ini sudah wajar, dan sudah selayaknya Presiden SBY juga bisa saja demikian. Di penghujung kepemimpinan beliau, ternyata tidak semulus teori bahwa akhir pemerintahan dengan catatan yang baik. Tidak ternyata. PDIP yang notabenenya sedari awal sudah tak begitu akrab dengan Demokrat justru mendukung penuh BBM dinaikkan. Ada apa gerangan ?. Dulu menolak, sekarang di ujung malah mendukung kebijakan pemerintahan SBY membatasi dan menaikkan harga BBM. Ada apa ini ?.
Apakah karena Pak Jokowi terpilih menjadi presiden RI ke-7 ? mengingat pula Pak Jokowi diusung oleh PDIP kan ?. Atau alasan lain. Ini adalah anomali dari PDIP sepertinya, atau hanya opini masyarakat belaka ?. Hanya PDIP yang tahu. Namun, masyarakat hanya menerka, untuk menjaga kewibawaan PDIP, PDIP harus mendesak Pak SBY menaikkan BBM diakhir kepemimpinannya, dan kalau berhasil, ketika pada masa pemerintahan Pak Jokowi berjalan tidak lagi harus menaikkan BBM. Lagi dan lagi, politik pun menjadi dalang BBM. Ironis.
Sumber : http://ift.tt/1zVYKNy