Suara Warga

Pasca Putusan MK: Saatnya Membangun Indonesia dengan Gotong Royong

Artikel terkait : Pasca Putusan MK: Saatnya Membangun Indonesia dengan Gotong Royong

Saatnya Membangun Indonesia dengan Gotong Royong


1408689874118049136 Ilustrasi Gambar| Indonesia dikenal bangsa yang masyarakatnya suka gotong royong. Kini budaya Gotong Royong mulai memudar. Gambar ini merupakan suasana Gotong royong di kampung saya, dimana anak-anak kecil berebut ikut kerja bakti membangun gang kampung.



Pasca diumumkanya putusan MK yang menolak semua gugatan Prabowo, tentunya itu akan membuat kepastian hukum bahwa Jokowi-JK sudah resmi menjadi Presiden dan wakil Presiden RI untuk periode 2014-2019.

Kalaupun mungkin kubu Prabowo-Hatta jadi akan melakukan langkah hukum lainya, itu tetap kita hargai upaya mereka selama itu tidak melanggar hukum yang ebrlaku. Terkait perlu tidaknya, semua dikembalikan ke persepsi masing-masing.

Namun yang jauh lebih penting dari keputusan MK tersebut, yaitu bagaimana setelah kita memiliki Presiden baru periode 2014-2019, semua elemen bangsa bersatu-padu membangun bangsa kita Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam membangun Indonesia sebenernya secara umum bisa dilakukan deangan berbagai macam cara. Namun diantara banyak cara tersebut, yang paling populer memang ada dua. Pertama Membangun Indonesia melalui kekuasaan atau pemerintahan dan yang kedua Membangun Indonesia dari luar kekuasaan atau pemerintahan.

Namun sayangnya, beberapa kelompok khususnya para elit politik selama ini lebih fokus dan menganggap bahwa untuk bisa membangun Indonesia harus lewat kekuasaan atau pemerintahan.

Hal itulah yang kemudian menjadikan partai politik habis-habisan berjuang bagaimana mereka bisa menguasai Indonesia melalui kekuasaan atau pemerintahan. Padahal membangun Indonesia melalui cara diluar kekuasaan juga sangat bisa dilakukan dan justru berawal dari perjuangan membangun Indonesia dari luar kekuasaan dan pemerintahan terkadang justru akan mempermudah untuk mendapatkan kesempatan menduduki kekuasaan.

Membangun Indonesia dari Kekuasaan atau Pemerintahan


Membangun Indonesia melalui kekuasaan yang dimaksud dalam tulisan ini yaitu membangun Indonesia hanya bisa dilakukan melalui kekuasaan. Hal ini dikarenakan dengan melalui kekuasaan atau pemerintahan, seorang Presiden bersama-sama parlemen partai politik memiliki kekuatan penuh untuk membuat kebijakan strategis dalam memajukan bangsa.

Adanya anggapan tersebut diatas kemudian menjadikan partai-partai politik saling berlomba-lomba bagaimana supaya partai politik mereka bisa menguasai kursi DPR yang kemudian memiliki kader yang bisa terpilih jadi Presiden atau wakil Presiden.

Kondisi tersebut diatas tentunya akan menimbulkan persaingan antar partai politik. Walaupun mungkin pada kondisi tertentu partai politik itu bisa berkoalisi, tapi saya pastikan bahwa koalisi yang mereka bangun tidak akan mungkin kekal, kenapa? Karena semua kembali kepada pernyataan saya diatas, bahwa setiap partai politik dan politikus yang mereka tuju hanya satu, KEKUASAAN!

Jadi walaupun mereka menjalin koalisi sedahsyat dan sebaik apapun, tetap saja ketika mendekati pemilu selanjutnya, mereka akan kembali pecah belah dan akan saling jatuh menjatuhkan antar partai politik dan saling mencari perhatian dari rakyat.

Kondisi yang seperti ini harusnya membuat kita sebagai rakyat biasa semakin sadar dan tahu bahwa, Benarkah tujuan mereka ingin memajukan Bangsa Indonesia atau memajukan Partai dan kelompok mereka saja?

Untuk pertanyaan itu, silahkan anda putuskan dan jawab sendiri.

Saya sendiri secara pribadi tidak mengatakan dan menyalahkan pendapat bahwa untuk membangun Indonesia harus melalui kekuasaan dan Pemerintahan, tapi dengan syarat, ketika duduk dalam kekuasaan mereka benar-benar berjuang untuk rakyat dan NKRI, bukan untuk pratai dan pribadi.

Membangun Indonesia dari Luar Kekuasaan atau Pemerintahan


Cara yang kedua untuk membangun Indonesia yaitu melalui jalur diluar kekuasaan atau pemerintahan. Cara ini biasanya sangat tidak disukai oleh partai politik dan elit partai.

Padahal jika para elit partai politik lebih cerdas dan lebih jeli, dengan membangun Indonesia dimulai dari luar kekuasaan atau pemerintahan juga bisa menjadi gerbang seseorang untuk bisa mencapai kepada kekuasaan.

Saya contohkan misalkan begini, Jika ada seseorang yang memang memiliki ambisi ingin jadi presiden atau ingin membangun Indonesia dari kekuasaan, maka cobalah anda membangun Indonesia dari luar kekuasaan terlebih dahulu.

Untuk tahu bagaimana caranya mungkin para partai politik ini bisa belajar dari perjuangan orang-orang yang membangun Indonesia dari luar kekuasaan.

Saya contohkan beberapa tokoh yang menurut saya mereka membangun Indonesia dari luar kekuasaan tapi memiliki kontribusi yang sangat berguna untuk kemajuan Bangsa Indonesia:

Ricky Elson

Anda tentunya sudah pernah mendengar tokoh yang satu ini, seorang yang sudah mengorbankan masa depanya yang begitu cerah yang sudah hidup kaya raya bekerja dengan gaji besar di Jepang dengan keahlianya tapi kemudian sekarang dirinya berjuang untuk Indonesia dalam mengembangkan teknologi mobil listrik dan pengembangan energi listrik melalui kincir angin yang dia kembangkan. Semua itu dia lakukan denga tujuan satu, Membangun dan memajukan Bangsa Indonesia!

Prof. Yohanes Surya, Ph.D

Nama Prof. Yohanes Surya, Ph.D tentunya sudah tidak asing lagi dalam bidang sains khususnya fisika dan matematika. Dengan kecerdasan dan pengetahuanga profesor yang satu ini membangun Surya University yang tujuan dibangunya Universitas itu untuk menciptakan penelitian-penelitian di bidang sains. Yang luarbiasanya lagi adalah, Prof. Yohanes Surya, Ph.D ini merekrut anak-anak daerah yang dianggap tidak cerdas namun kemudian oleh beliau dibimbing sehingga menjadi orang-orang cerdas dan berprestasi.

Dengan apa yang dilakukan oleh Prof. Yohanes Surya, Ph.D tersebut, anak didiknya hampir selalu dan berkali-kali menjuarai ajang-ajang internasional seperti Olimpiade dan yang lainya.

Saya teramat sangat yakin masih banyak sekali contoh yang sangat menginspirasi dari orang-orang yang Membangun Indonesia tidak melalui Kekuasaan atau pemerintahan.

Orang-orang yang berjuang membangun Indonesia tidak memalui jalur kekuasaan inilah yang justru membuat saya tertarik dan berharap pada saatnya mereka harus duduk di kekuasaan.

Alasanya sederhana karena biasanya mereka yang dari awal berjuang dan membangun Indonesia dari luar kekuasaan, mereka benar-benar sudah BERBUAT dan MEMBERI BUKTI karya mereka untuk bangsa kita bangsa Indonesia tanpa pamrih dan tidak rakus dengan kekuasaan.

Namun sayangnya, karena hati baik mereka, orang-orang yang sudah terbiasa membangun Indonesia dari luar kekuasaan justru tidak begitu “nafsu” untuk duduk dalam jabatan di dalam kekuasaan.

Dari dua penjabaran saya diatas sebenernya pada prinsipnya hanya ingin meyakinkan dan mengajak kepada pembaca bahwa untuk membangun Indonesia tidak hanya melalui kekuasaan. Itu kenapa saya berharap para elit partai politik menyadari hal ini sehingga ketika kalah dalam sebuah ajang Pemilu seperti sekarang ini, mereka tidak langsung berkecil hati dan seharusnya tetaplah berkarya dan membangun Indonesia walau tidak dari dalam kekuasaan.

Bukankah orang Indonesia sejak dahulu dikenal sebagai bangsa yang suka berGotong Royong?

Saya pikir kondisi sekarang ini juga penting sekali untuk membangkitkan kembali semangat bergotong royong untuk membangun bangsa Indonesia. Mereka yang ada di posisi kekuasaan, bekerjalah dengan profesional, cerdas, jujur, tidak korupsi serta mengutamakan kepentingan rakyat.

Untuk mereka yang membangun Indonesia dari luar kekuasaan juga bisa berbuat dengan tetap kritis mengawasi kinerja pemerintah dengan tetap berbuat dan berjuang membangun Indonesia dari luar kekuasaan.

Jika cara Gotong Royong dalam membangun Bangsa Indonesia ini dilakukan, saya pikir konflik apalagi hingga bentrok tidak perlu terjadi karena itu juga akan merugikan bangsa kita sendiri, Bangsa Indonesia!

Referensi Bacaan:


  • Buku “Belajar Merebut Kekuasaan: Gerakan Rakyat dalam Pusaran Krisis Ekonomi dan Politik Elektoral” karya Wilson dan Mulyani Hasan.

  • Buku “Konflik dan Pemilu: Civic Engagement dalam Pemilu 2004, Kasus Empat Daerah Pasca Konflik di Indonesia” karya Diding, dkk.


Ilustrasi Gambar| Suasana Gotong royong di kampung saya, dimana anak-anak kecil berebut ikut kerja bakti membangun gang kampung.

Sebelumnya tulisan ini sudah saya publikasikan di blog pribadi saya yang lain.





Sumber : http://ift.tt/1vpyD0F

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz