Partai yang Cocok untuk NKRI
Mahasiswa Ilmu Politik UIN Jakarta
Sebagai Negara bermayoritas muslim, Indonesia dikenal sebagai Negara yang relijius. Indonesia pun dikenal sebagai Negara bermayoritas muslim yang berhasil menjalankan proses demokratisasi. Berbeda dengan Negara Negara di Timur Tengah yang sama sama bermayoritas muslim, namun situasi politik selalu bergejolak. Kejadian kudeta yang terjadi di Aljazair, Tunisia, Mesir sudah menjadi gambaran, bahwa Negara Negara Timur Tengah yang bermayoritas muslim tidak cocok dengan sistem demokrasi yang diterapkan. Gejolak politik yang terjadi mempengaruhi kondisi sosial dan ekonomi disana. Bisa kita lihat, Negara Negara yang terus mengalami gejolak sulit untuk menjadi Negara maju. Di Negara bermayoritas muslim tapi diwarnai oleh masyarakat yang beragam dalam segi agama dan budaya, serta pandangan yang beragam pula tentang bernegara dan bermasyarakat, dibutuhkan partai politik yang mampu melakukan institusional kebebasan sipil, memahami arti penting toleransi, serta membangun sisi politik, sosial, dan ekonomi. Inilah yang akan membuat Indonesia menjadi Negara maju.
Partai yang akan memenangkan pertarungan politik dan menjadikan Indonesia menjadi Negara yang maju serta mampu menjaga stabilitas nasional dari berbagai aspek adalah partai Islam yang mau membuka diri dan tidak kaku dalam berdemokrasi. Partai Islam modern yang berideologi kanan-tengah (conservative right-center) akan mudah di terima masyarakat. Pilhan politik seorang muslim di partai politik (partai Islam) harus berpijak pada dua faktor penting, yakni rasionalitas dan utilitarianisme (kemashalatan). Para politisi muslim yang ada di partai Islam tidak boleh kaku dalam berpolitik. Mereka harus bertransformasi dari Islamis reformis menjadi islamis terbuka yang menerima gagasan demokrasi, pasar bebas, isu HAM, dan pluralitas dalam kehidupan bernegara. Demokrasi perlu diketahui bukan sekedar alat untuk mecapai kekuasaan, namun lebih merupakan manajemen sempurna yang ditemukan umat manusia. Prinsip prinsip demokrasi merupakan nilai dan praktik Islam yang telah dijalankan sejak 1400 tahun silam. Namun bukan hanya menjadi islamis terbuka, namun para politisi muslim yang ada di partai Islam harus bisa memenuhi syarat selanjutnya untuk menjadi partai besar di Indonesia, yakni bagaimana caranya partai bisa menjadikan sebuah Negara maju dalam segi politik, ekonomi, dan sosial. Tentunya kalau ingin partai tersebut ingin menjadi partai yang sukses memajukan negara, partai tersebut harus memiliki kader yang berkualitas untuk berkerja di institusi institusi Negara.
Namun biasanya ketika partai partai Islam berlomba lomba menjadi partai terbuka, mereka tidak fokus dalam meningkatkan kualitias kadernya. Kemudia ada juga partai yang tidak mau menjadi partai Islam terbuka, tapi kualitas kadernyapun masih kalah dengan kader kader paratai sekuler. Maka dari itu kalau partai Islam mau memenangkan Pemilu di Indonesia, partai Islam harus terbuka, dan berhasil memajukan Negara dengan kualitas kader kadernya. Dua syarat ini penting ketika mereka ingin berpolitik di Negara yang penuh akan keberagaman dan sedang menuju Negara maju seperti Indonesia.
Telah kita ketahui bersama bahwa ada lima partai Islam yang bisa kita katakan besar, yakni PKS, PKB, PAN, PPP, PBB. Kelima partai ini setiap Pemilu pasca Orde Baru (Reformasi) selalu menjadi partai yang mendapat suara di posisi tengah. Sebenarnya penulis partai partai ini memiliki kesempatan besar untuk memenangkan Pemilu. Disisi lain mereka memiliki basis suara tradisional, tinggal bagaimana mereka mencari suara diluar suara tradisionalnya. Setelah empat kali Pemilu pasca Orde Baru, semakin terlihat partai mana yang bisa menjadi partai besar kedepannya bahkan memenangkan Pemilu di Indonesia. Partai tersebut adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Sama seperti PKB, PAN, PPP, dan PBB yang memiliki basis tradisional seperti dari NU dan Muhammadiyah, PKS pun memiliki basis suara tradisional yakni jemaah Tarbiyah. Disisi lain partai ini telah mendeklarasikan diri menjadi partai terbuka pada tahun 2009. Dan yang terakhir kulaitas kader kader PKS menjadi asset penting bagi PKS untuk menjadi partai besar bahkan akan memenangkan Pemilu di Indonesia.
Kualitas Kader Partai
Kualitas kader kader PKS tidak perlu kita ragukan lagi. Terdapat ratusan kader bergelar S1 dan S2 serta puluhan kader bergelar S3. Jenjang pendidikan sangat menentukan kualitas kader dalam bekerja, terutama di institusi institusi penting Negara (eksekutif, legislatif, dan yudikatif). Dari kualitas kader kader PKS ini tak urung prestasi prestasi didapat, bahkan sampai memajukan dari tingkat daerah sampai Negara.
Pandangan Moderat Dalam Berpolitik
Pada awal berdirinya Partai Keadilan (PK) yang kemudian menjadi Partai Keadilan Sejahtara (PKS), partai ini menjadi partai tertutup. Namun akhirnya pada tahun 2009, PKS mendeklarasikan diri menjadi partai terbuka. Strategi politik seperti ini benar benar berhasil menambah suara di luar basis tradisional PKS yakni tarbiyah. Para politisi PKS faham betul bahwa untuk memenangkan Pemilu di Indonesia, dibutuhkan partai Islam yang terbuka. Partai Islam modern yang berideologi kanan-tengah (conservative right-center) akan mudah di terima masyarakat. PKS harus bertransformasi dari Islamis reformis menjadi islamis terbuka yang menerima gagasan demokrasi, pasar bebas, isu HAM, dan pluralitas dalam kehidupan bernegara.
Profesionalisme Kerja Partai
Dari banyaknya partai politik di Indonesia, hanya PKS yang bekerja secara professional. Tidak dibenarkan di internal partai ketika kader memiliki jabatan double di institusi penting Negara dan partai. Kita bisa lihat ketika Presiden PKS terpilih menjadi Menteri, mereka harus mengundurkan diri dari posisi Presiden partai. Namun kalau kita lihat partai partai lain, mereka masih membolehkan double jabatan. Contoh ketika Mengawati menjadi Presiden RI, beliau tetap masih menjabat sebagai ketua umum partai politik. Inilah yang membuat politik tidak sehat di Indonesia. Seharusnya ketika kader partai terpilih untuk bekerja di institusi Negara, mereka harus mengundurkan diri dari amanahnya di partai, dengan tujuan agar kerja kerja yang dilakukan di insitusi institusi Negara fokus dan tidak terpecah dengan kerjaan yang ada di internal partai.
PKS memiliki modal besar sebagai partai Islam untuk memenangkan Pemilu. Bahkan Presiden PKS Anis Matta berani mengatakan bahwa kita membutuhkan empat sampai delapan Pemilu untuk masuk kedalam Istana. Ini menandakan bahwa partai ini sudah memiliki step step untuk memenangkan Pemilu dan Pilpres di Indonesia. Dan itu telah terbaca semenjak berdirinya PK sampai PKS di 2014 ini. Politisi yang moderat dalam berpolitik, kader partai yang berkualitas, dan profesionalisme kerja menjadi modal sangat penting untuk menjadi partai besar dan memenangkan Pemilu di Indonesia.
@pandu_wibowo
Sumber : http://ift.tt/1nK5nMj