Koalisi Jokowi-JK Tetap Kuat Tanpa Golkar
Ada satu hal yang menarik pasca menangnya Jokowi-JK dalam Pilpres 2014 mengalahkan Prabowo-Hatta. Hal tersebut berkaitan dengan koalisi Jokowi-JK yang suaranya tidak unggul dari koalisi Merah putih milih Prabowo Hatta di Parlemen.
Banyak pihak yang menganggap bahwa hal tersebut membuat koalisi Jokowi-JK yang terdiri dari PDI-P, PKB, Nasdem, dan PKPI tidak bisa mengawal pemerintahan Jokowi-JK sepenuhnya dari parlemen karena jumlah suaranya lebih sedikit dari koalisi Merah Putih. Selain itu, koalisi Merah Putih juga bisa menjadi penghambat pemerintahan Jokowi-JK dalam menjalankan kebijakan.
Bersamaan dengan itu, terdengar kabar bahwa Golkar akan bergabung ke dalam koalisi Jokowi-JK. Sebuah hal yang wajar jika Golkar ingin bergabung walaupun sudah bergabung ke dalam koalisi Merah Putih karena rekam jejak Golkar yang tidak pernah menjadi oposisi dalam roda pemerintahan.
Buktinya, ketika tahun 2004 Golkar mengusung pasangan Wiranto-Gus Sholah, tetapi tetap bisa menikmati kekuasaan SBY-JK. Begitu juga ketika tahun 2009 Golkar mengusung JK-Wiranto, tetapi tetap bisa menikmati kekuasaan SBY-Boediono.
Bergabungnya Golkar juga dianggap banyak pihak bisa membuat posisi pemerintahan Jokowi-JK kuat dalam parlemen karena jumlah suara Golkar sebagai pemenang kedua dalam Pileg 2014. Seperti yang kita ketahui Golkar menempati urutan kedua di bawah PDI-P dengan jumlah suara 15%.
Akan tetapi, menurut saya walaupun tanpa Golkar pun pemerintahan Jokowi-JK dengan koalisi yang sekarang akan tetap kuat. Selain itu, jika pemerintahan Jokowi-JK membuat suatu kebijakan yang baik, pasti parlemen yang walapun isinya kebanyakan koalisi Merah Putih pun tetap akan mendukung.
Seperti yang dikatakan oleh Ketua DPP PKB, Abdul Kadir Karding, “ Bagi kami yang ada (koalisi) sekarang ini sudah cukup memadai”
Bergabungnya Golkar malah akan memberikan dampak negatif terhadap pemerintahan Jokowi-JK. Golkar yang memiliki suara kedua terbanyak memiliki potensi untuk mendapatkan jatah kekuasaan yang lebih banyak daripada partai koalisi yang lain seperti PKB, Nasdem, dan PKPI yang mendapatkan suara jauh lebih sedikit.
Sumber:
http://ift.tt/1pr1T29
http://ift.tt/1p6YJVf
Sumber : http://ift.tt/1mi8o6v