Jokowi Ngomong Opo? Klaim Sepihaknya Langsung Dibantah
……………..
Dibilang aneh tidak, dibilang lucu iya, dibilang bohong gak juga.
Gambaran diri sendiri seolah-olah menunjukkan sebagai KAMPIUN HEBAT dan JUMAWA memang terbukti tidak ada apa-apanya karena kalaupun sepertinya ada, bukanlah datang dari diri sendiri namun hanya bentuk pencitraan yang selalu diremehkan publik.
Jokowi memberi gambaran dirinya seolah bukan seorang capres yang biasa, sebaliknya mau menunjukkan seakan dirinya adalah tokoh politik tidak biasa kalau tidak mungkin mengatakan luar biasa.
Penekanan pada ‘memberi gambaran diri’ bisa diistilahkan lain seperti misalnya : promosi atau pamer kepada publik bahwa aku adalah seperti yang tidak kalian sangka, aku adalah orang yang berbeda dan dapat melakukan yang tidak lazim sebagaimana di dunia politik biasanya.
keAKUan tidak biasa tadi membuat dirinya gampang berbicara apa saja, suka banyak bicara dan bisa sembarangan bicara. Salah satu pendorong utama keAKUan tadi adalah terbangunnya keyakinan diri yang kuat, dan salah satu pembentuk keyakinan diri yang kuat adalah faktor lingkungan yang sangat mendukung.
Kenapa faktor lingkungan sangat kuat mendukung di sekitar dirinya?, ini pertanyaan yang tidak sulit kalau tidak mau disebut tidak perlu dijawab.
Contoh : lingkungan disekeliling anda mengatakan diri anda adalah cantik atau ganteng atau sangat memikat. Perkataan ini dipastikan akan membuat diri anda dalam sangkar yang memisahkan antara diri dengan orang lain. Tinggal sebesar apa kemampuan ‘keseimbangan diri’ mendudukkan diri anda pada kondisi ‘NORMAL’ sebelum melenceng menjadi ‘TIDAK NORMAL’.
Ketika para penggagas Jokowi menjadi capres membentuk massa pendukung yang memang sengaja ‘memuja-muja’nya setiap saat, maka kemampuan Jokowi membuat dirinya selalu ‘normal’ adalah titik kritis pada setiap momen-momen penting.
Nah, ketika politik mempunyai logika sendiri Jokowi tidak akan mampu terus menerus meangggambarkan dirinya selalu berbeda dengan orang lain atau dengan tokoh politik lain. Dunia gemerlap pencitraan meninggalkan dirinya dengan pasti, dan menarik paksa dirinya secara ‘kejam’ harus masuk ke dalam ‘percaturan politik’.
Ini buktinya, seperti biasa awal-awal Jokowi telah berbicara dengan bangga kepada media menyebutkan ‘KLAIM SEPIHAK’ bahwa dua parpol yang tergabung dalam KOALISI MERAH PUTIH merapat ke dirinya.
Parpol tersebut adalah PAN dan Demokrat, hal ini memang membuat publik cukup terkejut karena ibarat memasak nasi, belum lagi matang sudah mengajak tamu makan.
Dikutip isi pernyataan lengkap Jokowi pada link di bawah ini yang dikutip dari media pendukungnya sehingga tampilan redaksionalnya beritanya memang dipoles sedimikian rupa oleh awak medianya karena sudah merasakan KETIDAK-NORMALAN dalam pernyataan tersebut.
http://ift.tt/1tjOxcD
http://ift.tt/1lp4pdU
Publik kemudian bertanya-tanya apakah ini bentuk ‘kehebatan’ Jokowi yang langsung dapat memecah-belah, mengubrak-abrik dan menarik salah satu atau salah dua parpol sehingga melemahkan kekuatan lawan politiknya seketika.
Atau sebaliknya bahwa dengan pernyataan diatas membuktikan bahwa Jokowi mulai gusar kalau tidak bisa mengatakan mulai TAKUT dan PANIK dengan kekuatan koalisi ‘MERAH PUTIH’.
Inilah link dugaan publik atas klaim sepihaknya,
http://ift.tt/1BMjn2r
KLAIM SEPIHAK bahwa PAN dan DEMOKRAT akan merapat ke dirinya akhirnya menimbulkan korban akibat karena klaim sepihak dimaksud DIBANTAH LANGSUNG oleh Ketua Umum masing-masing Parpol yang diklaim oleh Jokowi hanya beda hitungan jam saja.
PAN membantah kalim sepihak Jokowi melalui Ketua Umumnya langsung yakni Hatta Rajasa dan salah satu fungsionaris yang cukup dikenal dan disegani selama ini,
http://ift.tt/1lp4nCS
http://ift.tt/1zk8zoe
Tidak tanggung-tanggung, SBY yang masih sebagai Presiden RI dan yang biasa irit bicara namun dalam mengkounter langsung klaim sepihak Jokowi.
SBY turun tangan langsung menyatakan bahwa Kalim sepihak tersebut sama sekali tidak benar.
http://ift.tt/1q5dDL2
http://ift.tt/1tBePGq
Luar biasa bukan? tidak, biasa? tidak juga.
Inilah salah satu bukti-bukti yang akan terus terjadi kedepannya dan dikhawatirkan oleh publik atas sosok Jokowi yang memang sejak awal tidak pernah menunjukkan KAPASITASnya sebagai seorang NEGARAWAN tapi hanya cukup sebagai pekerja biasa atau warga negara biasa.
Sumber : http://ift.tt/1zk8zoi
Dibilang aneh tidak, dibilang lucu iya, dibilang bohong gak juga.
Gambaran diri sendiri seolah-olah menunjukkan sebagai KAMPIUN HEBAT dan JUMAWA memang terbukti tidak ada apa-apanya karena kalaupun sepertinya ada, bukanlah datang dari diri sendiri namun hanya bentuk pencitraan yang selalu diremehkan publik.
Jokowi memberi gambaran dirinya seolah bukan seorang capres yang biasa, sebaliknya mau menunjukkan seakan dirinya adalah tokoh politik tidak biasa kalau tidak mungkin mengatakan luar biasa.
Penekanan pada ‘memberi gambaran diri’ bisa diistilahkan lain seperti misalnya : promosi atau pamer kepada publik bahwa aku adalah seperti yang tidak kalian sangka, aku adalah orang yang berbeda dan dapat melakukan yang tidak lazim sebagaimana di dunia politik biasanya.
keAKUan tidak biasa tadi membuat dirinya gampang berbicara apa saja, suka banyak bicara dan bisa sembarangan bicara. Salah satu pendorong utama keAKUan tadi adalah terbangunnya keyakinan diri yang kuat, dan salah satu pembentuk keyakinan diri yang kuat adalah faktor lingkungan yang sangat mendukung.
Kenapa faktor lingkungan sangat kuat mendukung di sekitar dirinya?, ini pertanyaan yang tidak sulit kalau tidak mau disebut tidak perlu dijawab.
Contoh : lingkungan disekeliling anda mengatakan diri anda adalah cantik atau ganteng atau sangat memikat. Perkataan ini dipastikan akan membuat diri anda dalam sangkar yang memisahkan antara diri dengan orang lain. Tinggal sebesar apa kemampuan ‘keseimbangan diri’ mendudukkan diri anda pada kondisi ‘NORMAL’ sebelum melenceng menjadi ‘TIDAK NORMAL’.
Ketika para penggagas Jokowi menjadi capres membentuk massa pendukung yang memang sengaja ‘memuja-muja’nya setiap saat, maka kemampuan Jokowi membuat dirinya selalu ‘normal’ adalah titik kritis pada setiap momen-momen penting.
Nah, ketika politik mempunyai logika sendiri Jokowi tidak akan mampu terus menerus meangggambarkan dirinya selalu berbeda dengan orang lain atau dengan tokoh politik lain. Dunia gemerlap pencitraan meninggalkan dirinya dengan pasti, dan menarik paksa dirinya secara ‘kejam’ harus masuk ke dalam ‘percaturan politik’.
Ini buktinya, seperti biasa awal-awal Jokowi telah berbicara dengan bangga kepada media menyebutkan ‘KLAIM SEPIHAK’ bahwa dua parpol yang tergabung dalam KOALISI MERAH PUTIH merapat ke dirinya.
Parpol tersebut adalah PAN dan Demokrat, hal ini memang membuat publik cukup terkejut karena ibarat memasak nasi, belum lagi matang sudah mengajak tamu makan.
Dikutip isi pernyataan lengkap Jokowi pada link di bawah ini yang dikutip dari media pendukungnya sehingga tampilan redaksionalnya beritanya memang dipoles sedimikian rupa oleh awak medianya karena sudah merasakan KETIDAK-NORMALAN dalam pernyataan tersebut.
http://ift.tt/1tjOxcD
http://ift.tt/1lp4pdU
Publik kemudian bertanya-tanya apakah ini bentuk ‘kehebatan’ Jokowi yang langsung dapat memecah-belah, mengubrak-abrik dan menarik salah satu atau salah dua parpol sehingga melemahkan kekuatan lawan politiknya seketika.
Atau sebaliknya bahwa dengan pernyataan diatas membuktikan bahwa Jokowi mulai gusar kalau tidak bisa mengatakan mulai TAKUT dan PANIK dengan kekuatan koalisi ‘MERAH PUTIH’.
Inilah link dugaan publik atas klaim sepihaknya,
http://ift.tt/1BMjn2r
KLAIM SEPIHAK bahwa PAN dan DEMOKRAT akan merapat ke dirinya akhirnya menimbulkan korban akibat karena klaim sepihak dimaksud DIBANTAH LANGSUNG oleh Ketua Umum masing-masing Parpol yang diklaim oleh Jokowi hanya beda hitungan jam saja.
PAN membantah kalim sepihak Jokowi melalui Ketua Umumnya langsung yakni Hatta Rajasa dan salah satu fungsionaris yang cukup dikenal dan disegani selama ini,
http://ift.tt/1lp4nCS
http://ift.tt/1zk8zoe
Tidak tanggung-tanggung, SBY yang masih sebagai Presiden RI dan yang biasa irit bicara namun dalam mengkounter langsung klaim sepihak Jokowi.
SBY turun tangan langsung menyatakan bahwa Kalim sepihak tersebut sama sekali tidak benar.
http://ift.tt/1q5dDL2
http://ift.tt/1tBePGq
Luar biasa bukan? tidak, biasa? tidak juga.
Inilah salah satu bukti-bukti yang akan terus terjadi kedepannya dan dikhawatirkan oleh publik atas sosok Jokowi yang memang sejak awal tidak pernah menunjukkan KAPASITASnya sebagai seorang NEGARAWAN tapi hanya cukup sebagai pekerja biasa atau warga negara biasa.
Sumber : http://ift.tt/1zk8zoi