Suara Warga

Jokowi, Harga BBM dan Kepemimpinan Munafik

Artikel terkait : Jokowi, Harga BBM dan Kepemimpinan Munafik

Pemimpin menjadi panutan seluruh warga, termasuk perkataannya. Jangan sampai pemimpin itu selalu berbeda apa yang diucapkan.

Dalam agama yang saya yakini, ciri-ciri orang munafik itu bila berkata dusta, dulu bicara A, tetapi sekarang B.

Itulah yang terjadi pada pemimpin baru bangsa Indonesia Joko Widodo atau Jokowi.

Masih ingat sewaktu menjadi wali kota Solo, Jokowi dengan tegas menyatakan menolak harga BBM.

Berdasarkan artikel Vivanews, 25 Agustus 2012, kata Jokowi, kenaikan harga BBM akan menyengsarakan rakyat. Maka ia sebagai pemimpin mengikuti suara rakyat yaitu menolak harga BBM.

Justru pernyataan Jokowi ini berbeda dengan sekarang. Jokowi meminta SBY menaikkan harga BBM.

Isu yang dilontarkan Jokowi dan timnya ini membuat panik warga sehingga terjadi kelangkaan harga BBM.

Padahal berdasarkan hitungan staf ahli bidang ekonomi Presiden SBY, Prof Firmanzah, asumsi tim Jokowi bahwa sekarang harus dinaikkan itu salah.

Kalau lihat ke belakang, sewaktu menjadi presiden dan menggantikan Megawati, sama sekali SBY tidak merengek seperti anak kecil meminta Ketua Umum PDIP itu menaikkan harga BBM terlebih dulu.

SBY dengan percaya diri dan kekuatan parlemen yang dimilikinya, berani mengambil resiko dengan menaikkan harga BBM.

Bahkan Akbar Faizal yang sekarang menjadi tim Transisi Jokowi mengkritik habis SBY. Si Akbar banyak bacot dan tidak punya data itu meminta SBY tak menaikkan BBM dan mencoba membongkar mafia minyak.

Sumber Tulisan1

Sumber Tulisan2




Sumber : http://ift.tt/1wve2fS

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz