Suara Warga

BECKY, RELAWAN TANPA BANYAK KATA

Artikel terkait : BECKY, RELAWAN TANPA BANYAK KATA

Kisah ini tentang seorang relawan Jokowi saat blusukan restoranya habis dilalap api.

“Indonesia memiliki banyak masalah bukan karena banyaknya orang jahat, tetapi karena orang-orang baik memilih diam dan mendiamkan. Mari kita Turun Tangan!” (Anis Baswedan).

Aku harus ke Jakarta. Aku ingin bertemu Jokowi sebelum Jokowi menjadi Presiden. Inilah tekadku yang harus terpenuhi bagaimanapun caranya. Sebuah tekad yang lahir dari langkah langkah kecil setiap hari jauh sebelum masa kampanye hingga selesai masa kampanye pilpres 5 Juli 2019. Langkah langkah kecil seorang relawan yang terinspirasi pidato Anis Baswedan untuk turun tangan memenangkan orang baik memimpin bangsa. Memenangkan orang baik menjadi pemimpin begitu pentingnya bagi saya. Bahkan pemimpin adalah kunci dari segala kunci yang bisa melepaskan perjalanan bangsa negara dari belenggu kemiskinan, kemerosotan moral bangsa, watak pejabat publik yang minta dilayani, perampokan berjemaah legislatif dlam menyusun anggaran hingga runtuhnya ideologi Pancasila sebagai dasar negara. Hitam putihnya sebuah bangsa karena pemimpin. Maju mundurnya sebuah bangsa karena pemimpin. Pemimpin ibarat nakhoda kapal yang bisa menabrakkan kapalnya ke batu karang atau melayarkannya ke pulau kemajuan, kesejahteraan dan keadilan. Maka tepatllah apa yang dikatakan Anis Baswedan bahwa Indonesia memiliki banyak masalah bukan karena banyaknya orang jahat, tetapi karena orang-orang baik memilih diam dan mendiamkan.

Senin, 21 Juli 2014 Pukul 14.30 Wib pesawat yang saya tumpangi mendarat di Cengkareng. Dari Bandara Soetta saya menuju Media Center Timkamnas Jokowi JK Menteng Jakpus. Informasi yang saya dapatkan akan ada pertemuan para relawan dan Jokowi disana membahas tentang rencana para relawan untuk merayakan kemenangan pada 22 Juli 2014 di Tugu Proklamasi. Terjadi perubahan, sesampai di sana, Ferdinand Hutahean relawan Bara JP mendapat kabar bahwa pertemuan diarahkan ke Retoran Gado Gado Boflo Jalan Sumatera. Kami segera meluncur kesana. Saya menumpang Avanza milik relawan asal Kalimantan. Beberapa kali kami terjebak macet dan keliru alamat. Pukul 17.45 wib, akhirnya kami sampai Boflo. Kami kesulitan mencari parkir. Penuh sesak. Tak ada ruang kosong. Kendaraan berbaris dan berjejer hingga simpang tiga. Syukurlah akhirnya bisa memarkirkan meski jauh dari restoran. Dari jauh lamat lamat terdengar teriakan Hidup Jokowi!!! Hidup Jokowi!!! Saya melangkah cepat. Tidak ingin ketinggalan momen bersejarah ini. Waktu berbuka puasa tinggal 30 menit lagi. Benar saja, di Hall Restoran lantai dua para relawan sudah memenuhi ruangan berukuran 15 x 30 meter. Berdiri berdesakan dari pintu hingga ruangan utama. Ruangan pertemuan disusun seperti rapat besar. Jokowi duduk ditengah, diapit oleh ketua ketua relawan. Para ketua relawan seperti Sihol Manullang Bara JP, Budi Projo, Panel Barus, M Yamin Seknas, Ferdinandus Semaun Posraya, Masinton Redpem, Adian Napitupulu Pospera, Hendrik Sirait Alimisbat dan Diaz Hendropriyono Kawan Jokowi diberikan kesempatan berbicara menanggapi rencana perayaan kemenangan Jokowi JK di Tugu Proklamasi bertepatan dengan pengumuman KPU 22 Juli 2014.

Giliran Adian Napitupulu yang hanya berjarak lima langkah dari posisiku sebagai relawan berbicara. Beberapa kali suara riuh dan tepuk tangan mengiringi pidato Adian yang provokatif dan lucu. Kemampuan Adian berbicara didepan publik mampu menyihir para relawan. Kalimatnya menarik, kadang tajam memprovokasi diselingi humor menghibur. Tidak jauh dari seberang Adian, kameraku menangkap seorang wanita berdiri dengan tenang. Kadang senyumnya mengembang menikmati joke joke para relawan. Wajahnya mirip dengan sosok seorang relawan yang kukenal dua bulan lalu di Batam. Wanita mungil berparas manis. Berhidung mancung dengan rambut panjang berkulit kecoklatan.

Saya di undang oleh Riginoto Wahjudi Widjaja seorang motivator dan intelektual ternama Batam untuk ikut pertemuan dengan relawan KSJ Komunitas Sahabat Jokowi. Ada agenda besar yang akan dilaksanakan lintas relawan Batam. Pertemuan disebuah restoran Italia dibilangan Batam Center. Restoran ini cukup megah berpadu konsep bar. Ada 50 meja tertata rapi. Lukisan gedung terkenal berciri jaman renaisance Italia menempel di dinding menambah kesan kita sedang menikmati suasana kota Roma. Didepan meja bartender kami duduk melingkar. Ada sekitar 15 orang yang hadir. Disamping kanan saya duduk wanita mungil berparas manis rada mirip Becky Tumewu. Becky jawabnya lembut saat kami berjabat tangan. Ibu Indina Putri Ketua KSJ Baam memberikan pengantar agenda relawan yaitu pembagian 1000 nasi kotak dan sarapan pagi bersama, minum jamu gendong gratis, lomba pidato ala Jokowi, pembagian kaos Jokowi, cek kesehatan gratis, senam sehat dan sablon kaos gratis. Acara ini melibatkan lintas relawan seperti Bara JP, Projo, Kopi Jokowi14077304191673565191 dan Jopres. Saya mendapat tugas sebagai MC dalam acara tersebut di Panggung Pasar Mega Legenda Batam. Rapat berlangsung dinamis dan lancar ditemani penganan kecil yang enak. Beberapa kali Becky memanggil pelayan untuk menghidangkan kue dan minuman tambahan. Upss..Saya menebak..apakah Becky pemilik restoran ini? Maklum ini kali pertama saya mengenalnya. Hanya Pak Riginoto, Mas Widodo dan Bung Agus yang saya kenal disana. Selebihnya baru pertama bertemu. Benar saja, Mbak Ani yang duduk disamping kiri saya menjelaskan sambil berbisik. Becky adalah pemilik restoran. Restoran ini sekaligus menjadi Markas KSJ dalam merumuskan pergerakannya. Becky adalah teman baik Mbak Ani. Dimata Mbak Ani Becky sosok low profile, humble, komit, murah hati dan nasionalis. Becky selalu hadir dalam setiap gerakan relawan. Blusukan ke pasar pasar, dalam acara car free day di Nagoya mengumpulkan tanda tangan, blusukan door to door selalu ikut. Becky begitu bersemangat dan antusias. Kamera DSLR Canonnya selalu menggantung dilehernya. Di KSJ Becky adalah photographer andalan. Hasil jepretannya tajam dan angle pengambilannya baik. Riginoto salah satu tokoh yang takjub atas hasil karya Becky. Becky adalah pengusaha restoran yang baru. Baru dua tahun. Becky memulai usaha dengan dukungan keluarga yang bergotong royong membangun mimpi besar Becky. Wanita muda ini terkenal dengan pembawaannya yang kalem namun memiliki semangat luar biasa. Meski pembawaannya tenang dan terkesan tidak ingin tampil didepan layar, komitmen dan sikap profesionalnya diacungi jempol oleh Riginoto. Riginoto menggambarkan Becky sosok yang tulus, care, cekatan, profesional, komit dan berintegritas tinggi. Pernah suatu kali dalam acara dari siang sampai malam. Becky sabar mengantar teman temannya satu persatu yang menumpang mobilnya. Becky bukan saja memberikan materi, waktu, tenaga dan restorannya sebagai Markas Relawan namun Becky memberikan jiwa dan hatinya untuk turun tangan memastikan pemimpin Indonesia ditangan orang baik. Becky tidak pandai mengungkapkannya seperti Adian Napitupulu yang dianugrahkan Tuhan bakat berbicara. Becky hanya tersenyum dan sesekali menimpali dengan anggukkan kepalanya pertanda dia setuju atas pendapat teman teman. Di Restoran ini, saya menyaksikan betapa kompak dan hebatnya para relawan dalam bergerak. Meski baru pertama kali bertemu, rasanya saya seperti bersama keluarga. Rasa persaudaraan langsung menyatu. Saya menyampaikan beberapa ide dalam agenda itu. Sepanjang pertemuan Becky tidak banyak bicara. Becky lebih banyak melayani kami dengan menghidangkan penganan dan minuman. Di ujung pertemuan itu Pak Riginoto berbisik kepada saya bahwa suami Becky berharap jika Jokowi berkunjung ke Batam, ajaklah ke restoran ini menikmati menu spesial ala Italia.

Minggu Siang 29 Juni 2014. Pesan Inbox FB dari Mbak Ani masuk. Mas Bill…Sekretariat KSJ kebakaran. Saya terkejut dan membalas pesan. Oh Ya!!! Kebakaran!!! Berikutnya Mbak Ani mengirim gambar gambar menyesakkan dada. Restoran megah itu gosong dan tinggal puing puing. Tidak ada yang tersisa. Habis dilalap si jago merah. Oh Tuhan apa yang terjadi ?

Minggu Pagi, 29 Juni 2014. Mbak Dina dan Becky berdiri didepan pasar Tiban Center. Aksi blusukan relawan membagi stiker, kaos, brosur dan kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sehat kepada pengunjung pasar adalah agenda rutin relawan KSJ. Becky begitu bersemangat membagi kepada pengunjung pasar. Pengusaha restoran ini ringan tangan membagi souvenir Jokowi. Sesekali tertawa lucu saat pengunjung menolak dan berwajah masam. Becky tahu pasti orang tersebut bukan pendukung Jokowi. Becky tak berkecil hati, Becky tidak takut ditolak. Suaranya yang lembut terus diteriakkannya kepada siapa saja yang lewat. Panas matahari tidak dipedulikannya. Peluh keringat tidak membuatnya gusar. Becky terus teriak Jokowi Adalah Kita, persis slogan ditv tv itu.

Telepon berdering. Handphone Becky berada ditas Mbak Dina. Terus berdering. Sepertinya penting sekali. Mbak Dina memanggil Becky. Memberikan handphonenya. Dilayar nama suami Becky muncul…Hallo…What!!! KEBAKARAN!!! ..Becky menutup teleponnya dengan gemetar. Kakinya lunglai menerima berita itu. Baru saja Becky menerima informasi bahwa restoran yang dibangunnya dari nol musnah terbakar. Becky diminta segera kesana. Mbak Dina memeluk Becky. Mencoba menenangkannya. Mengantarnya kemobil. Becky menangis. Airmatanya jatuh membayangkan usahanya yang dibangun dengan kerja keras dan modal yang besar musnah dalam sekejab saat Becky blusukan turun tangan menjadi relawan.

Padahal baru minggu lalu, 22 Juni 2014 kami mengadakan acara. Ingatan saya akan Becky saat memotret diatas panggung Pasar Mega Legenda. Mbak Becky foto dong…saya memanggil Becky. Becky dengan sigap mencari sudut terbaik. Menyetel posisi lensa dan klik..klik..klik. Bagus mbak? Becky tersenyum sambil mengacungkan jempolnya pertanda hasilnya bagus. Becky wara wiri sepanjang jalan menenteng kamera canggihnya. Mencari momen momen bagus. Diatas panggung saya menyaksikan Becky sedang mengambil foto seorang ibu lansia diatas kursi roda mengacungkan salam dua jari. Lalu berlari kecil kepasar yang berjarak 100 meter dari panggung mencari objek pedagang pasar dan Pengunjung pasar. Peran saya menjadi MC yang terus berbicara memberi semangat dan memberikan informasi sosok Jokowi JK sangat kontras dengan Becky. Ia selalu berada dibelakang layar. Melayani dengan sungguh hati. Ia mengabadikan sejarah tanpa ingin sejarah mengabadikannya. Ia tidak ingin sibuk bergaya bak para relawan yang ingin tampak selalu difoto. Baginya lebih baik berada dibalik layar. Ia tidak ingin terlihat. Ia tidak ingin orang tahu pengorbanannya. Baginya pamrih adalah sisi lain ketidak tulusan. Baginya berharap pujian dan tepuk tangan adalah sisi lain kesombongan. Becky mengajarkan kepada kita dengan caranya bagaimana memberi dengan cinta dan senyum lebih berarti daripada memberi dengan pengharapan balas jasa. Keberpihakannya yang luar biasa kepada Jokowi menegaskan kedalamannya pengertiannya tentang nasib bangsa. Becky tahu nasib dirinya dan anak bangsa lain digantungkan pada seorang pemimpin. Dengan dedikasi dan loyalitas penuh Becky memberikan segenap hati, segenap akal budi, segenap cinta kasih, segenap tenaga dan materi yang dimilikinya untuk memastikan Indonesia dipimpin oleh Jokowi. Baginya Jokowi adalah harapan nyata tentang Indonesia Hebat. Baginya Jokowi adalah anugrah Ilahi yang muncul dari rahim rakyat yang harus diperjuangkan. Tanpa banyak kata Becky bertindak. Becky sosok relawan tanpa banyak kata. Kata kata baginya adalah bumbu bumbu masakan. Tanpa chef koki, bumbu bumbu itu tidak akan enak dimakan. Becky selalu ada ketika teman temannya meminta sesuatu apakah tenaga, materi, waktu dan pikiran.

Mimpi besar Becky telah berhasil. Mimpinya tentang Indonesia Hebat akan terwujud. Seorang Jokowi yang diperjuangkannya terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia. Mimpinya tentang anak anak Indonesia yang bahagia sejahtera kelak terwujud. Mimpi indahnya tentang Indonesia Hebat bercampur dengan mimpi buruk. Usahanya musnah. Restorannya luluh lantak tinggal puing puing hitam. Tak ada bersisa. Airmata Becky bercampur antara kebahagiaannya melihat Jokowi menjadi Presiden dengan air mata putus asa atas puing puing restorannya. Restoran yang dibangun dengan kerja kerasnya musnah disaat Becky menawarkan mimpi hebat kepada orang orang. Restoran italianya menjadi debu disaat Becky mengulurkan tangannya memberikan Kartu Indonesia sehat saat blusukan ke pasar pasar Batam.

Entah dimana dia sekarang. Sejak Kebakaran itu, Becky tidak nampak lagi. Dari Mbak Dina saya dapat kabar Becky ingin selalu diberikan informasi kegiatan relawan dan perkembangan Jokowi.

Saat relawan seluruh Indonesia tersenyum menyambut Jokowi, saya tahu Becky juga tersenyum. Pengorbanan dan pertaruhannya atas nasib bangsa tidak akan bisa meluluh lantakan jiwa dan hatinya meski Becky kehilangan usaha dan hartanya. Milyaran kerugian bisa saja hilang, namun ratusan juta rakyat akan mengenang Becky sebagai relawan tanpa banyak kata yang tulus dan tak menuntut apa apa. Becky adalah kawan abadi akan cita cita luhur bangsa. Restoran Becky meski harus habis dimakan api, namun cinta dan jiwanya akan meneduhkan Indonesia yang sampai saat ini terus saling menghujat caci maki. Para petinggi bangsa sibuk mencari posisi kekuasaan. Para pemimpim bangsa sibuk mengklaim kebenaran dan keadilan. Para relawan sibuk bersuara lantang bahwa akulah yang memenangkan Jokowi. Para relawan dan aktivis sibuk bermanuver mencari posisi kunci dikabinet. Bercampur baur dengan hasrat kekuasaan yang memabukkan. Becky dengan kelembutannya menjadi kayu bakar bagi bangsa ini. Becky cukup menjadi lilin yang habis untuk menerangi. Becky tidak perlu apa apa. Becky hanya perlu Jokowi JK membuktikan mimpi besar bangsa. Becky adalah relawan sejati tanpa kata. Tepatlah apa yang dikatakan Guru Yen “Beras di dunia tidak habis dimakan oleh satu orang, permasalahan di dunia tidak dapat diselesaikan oleh satu orang. Diperlukan kerja sama antara Saya, Anda, dan Dia untuk melakukannya.” Becky adalah kita.

P.S:

Tetap tabah dan kuat Becky. Kami menaruh hormat dan bangga atas pemberian dan pelayanan tulusmu. God bless you buddy.




Sumber : http://ift.tt/1r4pqwF

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz