Apakah Novela Telah Berbohong?
“Orang yang bersaksi dusta terhadap sesamanya adalah seperti gada, atau pedang, atau panah yang tajam.” Amsal 25:18

Sudah menjadi kebiasaan di kubu Prabowo, setelah mengeluarkan statement di media yang merugikan pihak Prabowo, maka akan segera diralat. Bukan hanya Mahfud MD yang mengeluarkan statement untuk kemenangan Jokowi-JK yang kemudian diralat oleh Mahfud MD sendiri, bahwa dirinya tidak mengeluarkan statement demikian, tetapi pihak media yang telah memelintir pernyataannya. Dan kini adalah seorang Novela yang juga tidak langsung membantah pernyataan dari Komnas HAM, Natalius yang menyatakan bahwa Novela tidak mendapatkan ancaman setelah bersaksi di sidang MK beberapa hari yang lalu. Dan Novela menyatakan bahwa tidak ada ancaman sebelum dia menjadi saksi di sidang MK, mana yang benar? Jika memang Novela telah menyatakan seperti yang dituturkan oleh Natalius, maka pihak Komnas HAM harus memanggil Novela, karena Novela telah melecehkan pihak Komnas HAM.
Mari kita melihat apakah Novela telah berbohong mengenai ancaman tersebut? Dari kutipan pernyataan Novela yang dilansir oleh Detik.com bahwa Novela telah mendapatkan ancaman dari seorang pria dan seorang perempuan melalui telepon. Benarkah demikian?
Novela telah menyatakan bahwa ada seorang pria dan perempuan yang menelponnya tetapi dia tidak mengangkat telepon tersebut.
begini pernyataannya:
“Ada laki-laki dan perempuan, mereka telepon, saya nggak angkat. Satu jam setelah keluar MK, (detik.com/18-08-14)
Pertanyaannya adalah darimana Novela tahu bahwa pengancamnya adalah pria dan perempuan? Sedangkan dia sendiri tidak mengangkat telepon tersebut? Logikanya darimana? Telepon tidak diangkat, kok dia bisa tahu bahwa yang menelponnya adalah pria dan perempuan? bukan pria-pria, atau perempuan-perempuan?
Memang kita bisa tahu dari call id yang masuk di handphone kita, tapi bukankah yang terlihat di layar hp hanya nomor telepon saja? Apakah dari nomor telepon sudah bisa membedakan penelpon itu seorang pria atau seorang perempuan?
Salah satu alasan yang bisa membedakan penelpon tersebut adalah pria atau perempuan saat kita tidak mengangkat telepon tersebut adalah bahwa nomor sang penelpon sudah ada di daftar kontak kita. Jadi, ketika sang penelpon memanggil, maka yang kelihatan di layar hp adalah nama orang tersebut. Kalau ini yang terjadi, maka berarti Novela mengenal sang penelpon tersebut. Lalu siapakah dia? Siapakah yang ada di daftar kontak telepon kita? Orang yang tidak kita kenal? Tentu tidak! Di daftar kontak, pasti adalah orang kita kita kenal baik. Kalau begitu, siapa yang mengancam? Orang lain? Saya juga yakin tidak, orang yang mengancam adalah orang yang dikenal oleh Novela secara baik. Siapakah dia? Tanyakan saja kepada Novela, dia pasti tahu.
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa, Jika sang pengancam tidak dikenal oleh Novela maka Novela telah berbohong bahwa dia telah diancam, karena dia tidak mengangkat telepon sang pengancam. Dan jika sang pengancam merupakan salah satu kontak dari Novela, maka jelas Novela tahu siapa yang telah mengancam dirinya. Dan sekarang kita akan bertanya, masih jujurkah Novela, seperti yang dia perlihatkan selama ini?
Sumber : http://ift.tt/YmrQtO
Sudah menjadi kebiasaan di kubu Prabowo, setelah mengeluarkan statement di media yang merugikan pihak Prabowo, maka akan segera diralat. Bukan hanya Mahfud MD yang mengeluarkan statement untuk kemenangan Jokowi-JK yang kemudian diralat oleh Mahfud MD sendiri, bahwa dirinya tidak mengeluarkan statement demikian, tetapi pihak media yang telah memelintir pernyataannya. Dan kini adalah seorang Novela yang juga tidak langsung membantah pernyataan dari Komnas HAM, Natalius yang menyatakan bahwa Novela tidak mendapatkan ancaman setelah bersaksi di sidang MK beberapa hari yang lalu. Dan Novela menyatakan bahwa tidak ada ancaman sebelum dia menjadi saksi di sidang MK, mana yang benar? Jika memang Novela telah menyatakan seperti yang dituturkan oleh Natalius, maka pihak Komnas HAM harus memanggil Novela, karena Novela telah melecehkan pihak Komnas HAM.
Mari kita melihat apakah Novela telah berbohong mengenai ancaman tersebut? Dari kutipan pernyataan Novela yang dilansir oleh Detik.com bahwa Novela telah mendapatkan ancaman dari seorang pria dan seorang perempuan melalui telepon. Benarkah demikian?
Novela telah menyatakan bahwa ada seorang pria dan perempuan yang menelponnya tetapi dia tidak mengangkat telepon tersebut.
begini pernyataannya:
“Ada laki-laki dan perempuan, mereka telepon, saya nggak angkat. Satu jam setelah keluar MK, (detik.com/18-08-14)
Pertanyaannya adalah darimana Novela tahu bahwa pengancamnya adalah pria dan perempuan? Sedangkan dia sendiri tidak mengangkat telepon tersebut? Logikanya darimana? Telepon tidak diangkat, kok dia bisa tahu bahwa yang menelponnya adalah pria dan perempuan? bukan pria-pria, atau perempuan-perempuan?
Memang kita bisa tahu dari call id yang masuk di handphone kita, tapi bukankah yang terlihat di layar hp hanya nomor telepon saja? Apakah dari nomor telepon sudah bisa membedakan penelpon itu seorang pria atau seorang perempuan?
Salah satu alasan yang bisa membedakan penelpon tersebut adalah pria atau perempuan saat kita tidak mengangkat telepon tersebut adalah bahwa nomor sang penelpon sudah ada di daftar kontak kita. Jadi, ketika sang penelpon memanggil, maka yang kelihatan di layar hp adalah nama orang tersebut. Kalau ini yang terjadi, maka berarti Novela mengenal sang penelpon tersebut. Lalu siapakah dia? Siapakah yang ada di daftar kontak telepon kita? Orang yang tidak kita kenal? Tentu tidak! Di daftar kontak, pasti adalah orang kita kita kenal baik. Kalau begitu, siapa yang mengancam? Orang lain? Saya juga yakin tidak, orang yang mengancam adalah orang yang dikenal oleh Novela secara baik. Siapakah dia? Tanyakan saja kepada Novela, dia pasti tahu.
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa, Jika sang pengancam tidak dikenal oleh Novela maka Novela telah berbohong bahwa dia telah diancam, karena dia tidak mengangkat telepon sang pengancam. Dan jika sang pengancam merupakan salah satu kontak dari Novela, maka jelas Novela tahu siapa yang telah mengancam dirinya. Dan sekarang kita akan bertanya, masih jujurkah Novela, seperti yang dia perlihatkan selama ini?
Sumber : http://ift.tt/YmrQtO