Suara Warga

Maafkan Kami Bapak Presiden

Artikel terkait : Maafkan Kami Bapak Presiden

Maafkan kami Bapak Presiden SBY karena kami telah salah menuduh Anda sebagai pihak yang menghancurkan penegakan hukum di negeri ini.

Maafkan kami Bapak Presiden SBY karena kami telah salah menyangka Anda sebagai pihak di balik kriminalisasi tokoh, politisi, pemimpin umat Islam selama ini.

Maafkan kami Bapak Presiden SBY karena kami salah menduga Anda sebagai antek Barat dan konspirasi global yang selama ini berbuat jahat terhadap negeri ini.

Maafkan kami Bapak Presiden SBY, Ibu Negara Ani SBY dan seluruh keluarga besar Yudhoyono atas kekeliruan kami selama ini.

Kami akui pikiran kami pendek, emosi tidak stabil, cepat meluapkan amarah ketika menyaksikan sesuatu yang menurut kami tidak benar, tanpa kami memikirkannya terlebih dahulu secara mendalam, komprehensif dan hati-hati. Kami mengerti posisi sebagai presiden menyulitkan Anda untuk menyampaikan seluruh fakta secara terbuka. Ada mata yang tak boleh melihat, ada telinga yang tak boleh mendengar, anda informasi yang harus dijaga kerahasiaannya, ada musuh yang siap memangsa, ada kepentingan negara dan bangsa di atas segala-galanya. Menjadi presiden dari sebuah negeri yang luar biasa seperti Indonesia ini memang tidak mudah. Harus dapat menjaga semua aspek kehidupan bangsa, jika ingin Indonesia bertahan beberapa tahun ke depan, apalagi puluhan hingga ratusan tahun yang akan datang.

Maafkan kami Bapak Presiden SBY.

Kami tak mengerti karena memang kebodohan kami. Kami tak tahu karena memang terbatasnya pengetahuan kami. Bilamana hari ini kami menyadarinya, itu semata-mata hidayah Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Pemberi Rahmat.

Maafkan kami Bapak Presiden SBY karena kami kini mengerti betapa beratnya tugas dan tanggung jawab Anda sebagai Presiden Indonesia yang luasnya jutaan kilometer persegi, pendudukanya dua ratus lima puluh juta jiwa, dengan puluhan negara meneteskan air liurnya ingin merampok kekayaan negeri surgawi ini.

Maafkan kami Bapak Presiden SBY, karena kesadaran kami begitu lamban datangnya. Bukan pergulatan pikiram yang panjang menjadi sumber jawaban tetapi keheningan jiwa yang membawa kami hadapan kebenaran sejati. Kadang salah datang tanpa dicari, namun kebenaran selalu harus diperjuangan, ditemukan dan ditegakkan dengan sepenuh hati. Sempat terpikir betapa kasihannya Bapak Presiden SBY yang harus menghadapi semua permasalahan rakyat, bangsa dan negara, kadang terpaksa harus seorang diri. Sebab tak jarang disangka teman ternyata musuh, disangka ikhlas ternyata pamrih, dikira loyal ternyata khianat. Hidup memang penuh jebakan mencelakakan jika tidak hati-hati.

Maafkan kami Bapak Presiden SBY, Ibu Ani SBY dan keluarga besar Yudhoyono. Mohon maaf lahir dan batin, minal aidin wal faizin. Selamat Hari Raya Idul Fitri.




Sumber : http://ift.tt/1q5QtCD

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz