Suara Warga

Polisi Grebek Markas OPM Faksi Militer Kelompok Maikel Merani, Siapa Sebenarnya Kelompok Ini?

Artikel terkait : Polisi Grebek Markas OPM Faksi Militer Kelompok Maikel Merani, Siapa Sebenarnya Kelompok Ini?

141317905217089856 Selebaran yang di tempel di beberapa tempat di Kota Serui memajang foto dua orang anggota TPN/OPM anak buah Rudy Orerai (Sumber : http://ift.tt/1sFiJ3y)



Dua hari yang lalu, Sabtu 11 Oktober 2014, tim gabungan dari Polres Yapen dan bantuan dari pasukan TNI melakukan penyergapan di markas salah satu kelompok dari faksi militer Organisasi Papua Merdeka (OPM) dengan pimpinan pimpinan Maikel Merani di wilayah pantai utara Papua, tepatnya di Distrik Angkaisera, Kabupaten Kepulauan Yapen. Dalam konverensi persnya, Kabid Humas Polda Papua Kombes Sulistyo Pudjo Hartono di Jayapura, hari minggu (12/10) mengatakan bahwa sempat terjadi baku tembak selama 20 menit dalam penggrebekan tersebut, kemudian anggota kelompok Maikel Merani melarikan diri ke hutan. Dalam penggrebekan tersebut, aparat keamanan berhasil menyita 20 amunisi mouser, lima pucuk senjata api rakitan, satu motor Yamaha V-Ixion, dan baju seragam loreng.

Siapakah Kelompok Maikel Merani?

Kelompok Maikel Merani sendiri merupakan bekas kelompok pimpinan Rudy Orarei, yang mengaku sebagai “Pangdam” OPM II Wilayah Saireri, Kepulauan Yapen. Rudy Orarei sendiri tewas dalam baku tembak dengan rombongan aparat keamanan di Kampung Kainui, Distrik Angkaisera Kabupaten Kepulauan Yapen, sekitar Juni 2014 lalu. Baku tembak antara aparat keamanan dengan kelompok Rudy Orarei ini diawali ketika terjadi pembunuhan atas nama Erens Aninam oleh Elias Aninam yang diduga karena miras. Terkait pembunuhan tersebut, Polres Kepulauan Yapen berencana untuk melakukan olah TKP (Tempat Kejadian Perkara) untuk melakukan penyelidikan. Tetapi Anggota Polres Yapen mendapatkan telephone dari Rudy Orarei, ia melarang anggota Polres untuk datang ke Kampung Kainui. Walaupun sudah dilarang, anggota Polres tetap berangkat ke Kampung Kainui untuk keperluan olah TKP.

Setelah melakukan olah TKP, dalam perjalanan kembali dari Kampung Kainui, rombongan Polres Yapen dihadang oleh Rudy Orerai dan kelompoknya sehingga terjadilah baku tembak yang menewaskan Rudy Orarei. Setelah tewasnya Rudy Orerai ini aparat keamanan melakukan penggeledahan di rumah Rudy dan mengamankan Senpi V5 Sabhara dengan 5 magazine, 275 butir peluru, 2 senjata rakitan, handpone 3 biji, kampak, GPS, motor jupiter dan sejumlah barang bukti lainya. Setelah tewasnya Rudy, kelompok ini mengalami perpecahan, pimpinan kelompok ini pun kemudian diambil alih oleh Maikel Merani. Dikarenakan pengejaran oleh aparat keamanan, kelompok ini mendirikan markasnya di daerah Gunung Kiriyow, Yapen.

Maikel Merani sendiri sudah dimasukan dalam DPO Polres Kepulauan Yapen sejak 6 September 2014 bersama 8 orang lainnya yaitu Yehuda Kabaah, Yanto Wandare, Epi Yawandaer, Hengky Wayoi, Nani Bonay, Fernando Warobay, Noki Orarei dan Yulise Merani alias Cengkeh. Maikel Merani dan Noki Orarei merupakan bekas anggota kelompok Rudy Orarei yang kemudian membentuk kelompok sendiri setelah tewasnya Rudy Orarei, aparat keamanan memfokuskan pengejaran terhadap 2 orang ini. Tanggal 6 Okteober 2014 lalu, pihak aparat keamanan pun memberikan ultimatum kepada kedua DPO ini agar menyerahkan diri, tetapi tidak diindahkan. Sampai akhirnya aparat kemanan melakukan penyerangan di markas kelompok Maikel Merani sabtu lalu (11/10).

Apakah Masyarakat Papua Mendukung Kelompok OPM?

Di daerah kepulauan Yapen sendiri, tidak hanya kelompok Maikel Merani yang aktif, ada beberapa kelompok lain yang aktif. Tercatat ada 3 kelompok faksi militer OPM yang aktif, ada Kelompok Maikel Merani yang sering beraksi di sekitar pantai utara, Kelompok Fernando Warobay di Yapen Barat dan Kelompok Erik Manitori di daerah Wadapi. Seperti halnya kelompok OPM faksi militer lainnya, tipikal kelompok OPM faksi militer adalah merongrong masyarakat dan pemerintah daerah setempat, terutama terkait kebutuhan ekonomi. Sebagai contoh adalah Kelompok Puron Wenda, yang pernah saya ulas dalam Anggota Polisi Papua Hilang, Kelompok Puron Wenda Kembali Beraksi?, Bupati Lanny Jaya, Befa Jigibalom mengatakan bahwa ia pernah memberikan kepada kelompok ini sekitar 20-30 juta untuk uang “keamanan”. Namun kelompok ini terus meminta uang dengan besaran yang terus meningkat. Terkait kelompok Maikel Merani, kelompok ini juga melakukan aksi pemerasan. Tidak seperti kelompok Puron Wenda yang koban pemerasannya adalah pemerintah daerah, kelompok Maikel Merani melakukan pemerasan terhadap penduduk setempat.

Ada pergeseran ideologi di tubuh kelompok-kelompok OPM faksi militer saat ini. Pada masa awal berdirinya, kelompok ini bisa dikatakan sebagai Freedom Fighter, dengan cita-cita memisahkan Papua dari Indonesia dengan menggunakan konfrontasi bersenjata. Saat ini, bagi kelompok-kelompok OPM faksi militer, slogan “Papua Merdeka” hanya digunakan sebagai mata pencaharian, masyarakat dan pemerintah daerah dijadikan layaknya ATM untuk mencairkan dana kebutuhan anggota kelompok, sedangkan senjata hanyalah alat bargaining untuk memuluskan dana tersebut. Tujuannya adalah dana dan kebutuhan ekonomi, tidak peduli moncong senjata diarahkan kepada siapa, entah itu aparat keamanan atau masyarakat asli Papua.




Sumber : http://ift.tt/1sFiIg1

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz