Suara Warga

Publik Indonesia Marah ke SBY #ShameOnYouSBY

Artikel terkait : Publik Indonesia Marah ke SBY #ShameOnYouSBY

Selama hampir 10 tahun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memimpin Indonesia, tidak pernah mendapat kecaman dan kemarahan dari publik Indonesia sehebat sekarang.

Sejak kemarin 26 September 2014, hesteq #ShameOnYouSBY di twitter, telah menjadi world trending topic, akibat publik Indonesia melampiaskan kemarahannya kepada Presiden SBY, yang juga ketua umum Partai Demokrat, sehingga semua media besar di seluruh dunia memberitakan hal tersebut sebagai buntut dari perubahan sistem demokrasi dari pemilukada langsung menjadi pilkada melalui DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) yang diputuskan DPR melalui voting, yang disebut kemunduran demokrasi di Indonesia.

Masyarakat Benar-benar Marah ke SBY

Ungkapan kemarahan publik yang dituangkan dalam tulisan singkat di twitter, misalnya saya kutip salah tulisan “the real killer of our democracy #ShameOnYouSBY. SBY kills democracy on his way out a tragic epilog of his 10-years presidency“.

Menurut saya, kalimat yang ditulis seorang nitizen yang dimuat di twitter sangat menohok dan menyakitkan, karena selama 10 tahun SBY menjadi Presiden RI selalu menjaga citranya sebagai seorang demokrat tulen. Melalui kementerian luar negeri Republik Indonesia, selalu digelar berbagai forum internasional untuk mempromosikan demokrasi di Indonesia.

Kurang dari satu bulan, karena SBY akan mengakhiri masa baktinya sebagai Presiden RI pada 20 oktober 2014, terjadi peristiwa tragis di parlemen yang mencoreng nama baiknya, yaitu Fraksi Partai Demokrat melakukan walkout
dalam sidang paripurna DPR RI, sehingga dalam voting (pemungutan suara) untuk memlih pemilukada langsung atau melalui DPRD, dimenangkan koalisi Merah-Putih yang memilih pemilihan kepala daerah melalui DPRD.

SBY sebagai ketua umum Partai Demokrat, dalam berbagai kesempatan telah menegaskan akan mempertahankan pemilukada langsung, sesuai aspirasi mayoritas rakyat Indonesia.

Sikap Fraksi Partai Demokrat di DPR tidak tercermin dari pernyataan SBY karena memberi 10 syarat. Jika syarat itu diakomodir seluruhnya oleh DPR, maka Fraksi Partai Demokrat yang mempunyai anggota DPR terbesar sebanyak 149 orang, akan mendukung pemilukada langsung.

Sikap politik Fraksi Partai Demokrat itu dibaca oleh Koalisi Merah-Putih yang dimotori kader-kader Partai Golkar, sehingga usulan Fraksi Partai Demokrat ditolak untuk diterima semuanya, baik dalam sidang-sidang di Panitia Kerja (Panja) DPR maupun dalam sidang paripurna DPR 25-26 September 2014. Fraksi Partai Demokrat tidak berdaya menghadapi kelihaian dan kecerdikan dari politisi yang tergabung dalam koalisi Merah-Putih.

Oleh karena upaya Fraksi Partai Demokrat mengalami kegagalan, maka pada 26 September 2014 (dini hari), ketika sidang paripurna DPR nyaris kisruh, karena pimpinan sidang Priyo Budi Santoso mengetuk palu untuk voting. Maka karena terjadi kisruh, sidang di skors. Setelah sidang dibuka kembali, juru bicara Fraksi Partai Demokrat Benny K. Harman diberi kesempatan menyampaikan pandangan fraksinya dan akhirnya walkout.

Akibat walkout, maka publik marah kepada SBY karena akhirnya koalisi Merah-Putih yang memenangkan pertarungan yaitu pemilukada melalui DPRD dengan skor 224 melawan 135 yang pro pemilihan umum kepala daerah (pemilkada) langsung.

kemarahan publik itu dituangkan dalam tulisan ditwitter seperti #ShameOnYouSBY” SBY adalah Pilatus modern dari Indonesia. Tolak Orde Baru jilid 2 #ShameonYou SBY. I’m sorry Sir, from now, you’re not my president anymore, never was.

Juga tidak luput kecaman terhadap koalsi Merah-Putih seperti “Go to hell koalisimerah-putih #ShameOnYouSBY.

Dalam komentar singkat saya di twitter ‘Suul khatimah SBY. Karena nila setitik rusak susu sebelanga.
Allahu a’lam bisshawab




Sumber : http://ift.tt/1ni2Gbc

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz