Suara Warga

ShameOnYouSBY, Pilkadasung dan Teguran

Artikel terkait : ShameOnYouSBY, Pilkadasung dan Teguran

Sekitar satu jam yang lalu, saya membaca status Facebook Susilo Bambang Yudhoyono mengenai sikapnya terhadap penolakan Partai Golkar (Viva News, Kompas) terhadap Perppu tentang Pilkada Langsung (dengan perbaikan).

Beliau sangat kecewa dengan sikap Golkar tersebut, dimana menurut beliau Golkar telah mengingkari nota Kesepakatan Bersama 6 Parpol tanggal 1 Oktober 2014 untuk dukung Perppu usul Pemerintah. Nota Kesepakatan yang diterima beliau sebelum dilaksanakannya pemilihan Pimpinan DPR RI ini, ditandatangani oleh Ketua Umum & Sekjen Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Demokrat, PAN, PKS dan PPP. Khusus PPP hanya Ketum.

Dengan tegas SBY masih tetap memperlihatkan keinginannya untuk memilih Kepala Daerah secara langsung.

“Rakyat Indonesia, SBY & Partai Demokrat akan tetap memperjuangkan Sistem Pilkada Langsung dengan Perbaikan, sesuai aspirasi saudara semua.”

“Saya dan Partai Demokrat meminta dukungan rakyat Indonesia pecinta demokrasi, agar Perppu Pilkada Langsung ini bisa lolos di DPR nanti.”

“Saya telah memerintahkan para pimpinan Partai Demokrat untuk mulai menjalin komunikasi dengan PDIP & Koalisi Indonesia Hebat, agar perjuangan bersama ini berhasil.”

#ShameOnYouSBY

Teman-teman pembaca tentunya masih ingat dengan hashtag itu kan?

Yup, hashtag yang sempat menjadi World Wide Trending Topic medsos di bulan September 2014 (Wikipedia). Hashtag yang muncul akibat dari aksi walk out Partai Demokrat di dalam sidang rapat pembahasan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah di Indonesia pada tanggal 24 September 2014. Sidang yang akhirnya memutuskan bahwa Kepala Daerah tidak dipilih langsung oleh rakyat, melainkan dipilih oleh DPRD.

Dan sebagian rakyat yang mengikuti berita-berita atau pemerhati politik pun menyangka bahwa Partai Demokrat-SBY tidak serius atas keinginannya untuk menolak Pilkada DPRD, menuduh bahwa usulan Pilkadasung dengan perbaikan itu hanyalah akal-akalan Partai Demokrat-SBY. Dimana menurut mereka Partai Demokrat-SBY sebenarnya mendukung Pilkada oleh DPRD.

Sehingga muncullah hashtag #ShameOnYouSBY dan istilah “Demokrasi telah mati”, menyusul keputusan sidang DPR itu.

Teguran


Adapun maksud saya membahas topik ini adalah untuk menegur atau mengingatkan bahwa sadar atau tidak, mereka yang telah latah mempopulerkan hashtag itu sangat berpotensi telah memfitnah SBY, bahwa beliau tidak atau belum terbukti seperti yang mereka sangkakan (setidak-tidaknya hingga saat ini)

Sampai saat ini samasekali tidak ada bukti bahwa SBY memang tidak berniat mendukung pilkadasung, yang ada malah sebaliknya, indikasi-indikasi bahwa beliau memang benar-benar mendukung pilkadasung itu melalui Perppu yang dikeluarkannya ketika masih menjabat sebagai Presiden NKRI (Kompas) dan masih mem-follow up-nya hingga kini.

Saya terkesan dengan pernyataan SBY ini,

“Sebenarnya saat ini saya ingin “menyepi” dari politik. Tetapi, keadaan mengharuskan saya untuk mengambil sikap tegas dan terang.”

Pernyataan yang menyiratkan betapa inginnya beliau pilkadasung itu berlaku secara resmi. Keinginan yang membuatnya rela untuk mengorbankan keinginannya untuk “menyepi” dari dunia politik, yang kita tahu sama tahulah, dunia itu adalah dunia yang penuh dengan intrik-intrik dan membuat pusing.

Saya berharap semoga “kita”, khususnya kita rakyat biasa yang “sok-sokan” mengamati sikon politik ini tidak terlalu cepat atau gegabah mengambil suatu kesimpulan terhadap peristiwa-peristiwa politik. Dunia yang sangat dinamis, dengan sikon yang cenderung sangat cepat berubah-ubah.

Jika tidak berhati-hati nimbrung di dunia politik ini, akan sangat rentan terjebak dalam fitnah, salah satu dosa yang sangat besar (seyogianya orang-orang yang mengaku beragama, sangat menghindari dosa ini).

[-Rahmad Agus Koto-]

Catatan.

Untuk mengantisipasi ad hominem dan mempertegas posisi saya terkait Pilkadasung ini, saya sengaja mencantumkan screenshot status Facebook saya di bulan September yang lalu.

14177177621884018219 Sikap saya terhadap Pilkadasung






Sumber : http://ift.tt/1yWQSxZ

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz