Gimana Rasanya Dikhianati Pak SBY?
Mantan Presden SBY langsung bereaksi ketika kabar berhembus dari Bali yang isinya ; Aburizal Bakrie, Ketua Umum baru memerintahkan Golkar unuk memperjuangkan UU Pilkada tak langsung atau menolak Perppu yang diterbitkan SBY pada masa akhir pemerintahannya. Perppu itu berisi tentang aturan penyelenggaran pemilihan kepala daerah langsung. Sebelumnya, pada akhir masa tugas anggota DPR 2009-2014 mengsahkan UU Pilkada tak langsung.
Lewat twitter SBY menjelaskan tentang kebijakan partai demokrat kedepan terkait perubahan angin politik yang begitu cepat. SBY menyebut bahwa Demokrat mau bergabung dengan KMP dengan syarat mutlak koalisi Prabowo itu harus menyetujui atau mendukung pilkada langsung.
Jelas saja SBY meradang terkait dengan pengingkaran secara sepihak oleh partai Golkar terkait dengan kesepakatan yang pernah dibuat dengan Demokrat. Bagaimna tidak, aturan Pilkada itu merupakan pertaruhan wibawa seorang mantan presiden yang notabene negarawan. Kebijakan itu juga menandakan bahwa kharisma seorang presiden yang pernah menjabat dua priode itu sudah redup dimakan waktu.
Di twit yang ditulis SBY pada satu oktober lalu ia mengatakan bahwa politik dinamis tapi ketum demokrat itu percaya dengan KMP akan memegang etika tersebut. tapi kali ini SBY kecele, KMP (Golkar) mengkhianati kepercayaan tersebut.
Kata guru ngaji saya, apapun perbuatan engkau baik atau buruk akan berbalik kepada engkau sendiri meski sebesar biji zarah. Kita pasti ingat ketika KIH (PDIP-PKB-Hanura) saat pemutusan RUU Pilkada telah setuju dengan Partai demokrat tapi faktanya partai berlambang Mercy itu rupanya memilih Walk Out (WO) padahal sebelumnya SBY telah berstetmen akan mendukung Pilkada langsung. Dan sekarang pengkhianatan itu melanda SBY sendiri. Apa yang dirasakan SBY sekarang itulah yang dirasakan oleh KIH dulu.
Sumber : http://ift.tt/1tV0EKC
Lewat twitter SBY menjelaskan tentang kebijakan partai demokrat kedepan terkait perubahan angin politik yang begitu cepat. SBY menyebut bahwa Demokrat mau bergabung dengan KMP dengan syarat mutlak koalisi Prabowo itu harus menyetujui atau mendukung pilkada langsung.
Jelas saja SBY meradang terkait dengan pengingkaran secara sepihak oleh partai Golkar terkait dengan kesepakatan yang pernah dibuat dengan Demokrat. Bagaimna tidak, aturan Pilkada itu merupakan pertaruhan wibawa seorang mantan presiden yang notabene negarawan. Kebijakan itu juga menandakan bahwa kharisma seorang presiden yang pernah menjabat dua priode itu sudah redup dimakan waktu.
Di twit yang ditulis SBY pada satu oktober lalu ia mengatakan bahwa politik dinamis tapi ketum demokrat itu percaya dengan KMP akan memegang etika tersebut. tapi kali ini SBY kecele, KMP (Golkar) mengkhianati kepercayaan tersebut.
Kata guru ngaji saya, apapun perbuatan engkau baik atau buruk akan berbalik kepada engkau sendiri meski sebesar biji zarah. Kita pasti ingat ketika KIH (PDIP-PKB-Hanura) saat pemutusan RUU Pilkada telah setuju dengan Partai demokrat tapi faktanya partai berlambang Mercy itu rupanya memilih Walk Out (WO) padahal sebelumnya SBY telah berstetmen akan mendukung Pilkada langsung. Dan sekarang pengkhianatan itu melanda SBY sendiri. Apa yang dirasakan SBY sekarang itulah yang dirasakan oleh KIH dulu.
Sumber : http://ift.tt/1tV0EKC