Suara Warga

Di MPR Beres Di DPR Kisruh: Semua Tergantung Kepalanya

Artikel terkait : Di MPR Beres Di DPR Kisruh: Semua Tergantung Kepalanya



Jika DPR sudah identik dengan kisruh, suka berkelahi, berantem berebut jabatan maka MPR justru sebaliknya. Semua proses berjalan mulus, demokratis tanpa kisruh dan huru-hara.

Sudah satu bulan lebih DPR kisruh dan terbelah. Masalahnya pun hanya sepele terkait perebutan pimpinan alat kelengkapan DPR. Setelah mendapatkan pimpinan DPR, KMP ingin menyapu bersih pimpinan alat kelengkapan DPR. Seandainya PPP masih bersama KMP tentu strategi sapu bersih tidak akan menjadi masalah karena masih dalam koridor UU MD3 dan Tatib DPR.

Masalah sapu bersih pimpinan AKD yang dilakukan oleh KMP menjadi runyam dan berantakan ketika akhirnya PPP memilih bergabung dengan KIH. Sehingga dengan posisi 5 fraksi KMP vs 5 fraksi KIH, keduanya gagal memenuhi kuorum yang disyaratkan oleh Tatib DPR 50%+1 jumlah anggota dan unsur fraksi. Baik DPR-KMP maupun DPR-KIH mengalami deadlock dan hingga kini tidak ada solusinya.

Berbeda dengan di DPR, pembahasan alat kelengkapan MPR berjalan mulus. Semuanya bisa dilakukan secara musyawarah mufakat, sehingga tidak ada kisruh dan huru-hara. Padahal orang-orang MPR juga berasal dari DPR dan ditambah DPD. Dengan orang yang sama dan menghadapi masalah yang sama, mengapa di MPR beres sedangkan di DPR rusuh.

Akhirnya semua tergantung pimpinannya. Pimpinan MPR memang sangat akomodatif dan selalu mengedepankan asas musyawarah mufakat. Sedangkan pimpinan DPR sangat arogan dan lebih mementingkan kepentingan kelompoknya (KMP). Lihat saja pendapat dan komentar Fahri Hamzah, Fadli Zon, Setya Novanto dan Agus Hermanto yang hanya mau menerima saran dan interupsi dari KMP dan menolak semua pendapat KIH. Bahkan Fahri Hamzah dan Fadli Zon sering mengeluarkan pendapat yang bernada provokatif dan intimidatif seakan-akan DPR hanya milik kelompoknya sendiri.

Fenomena MPR yang adem dan DPR yang rusuh ini mengingatkan saya dengan pendapat AHOK yang mengatakan bahwa semua masalah tergantung pada pimpinannya. Kalo pimpinannya lurus maka anak buah juga ikutan lurus, karena ikan busuk selalu dimulai dari kepalanya.

Semoga saja pimpinan DPR mau belajar dari pimpinan MPR yang mampu mengedepankan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan kelompok dan golongannya.




Sumber : http://ift.tt/1xbr7ZS

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz